Pada sebuah event menulis di Instagram yang aku ikuti, tema yang ditentukan adalah "apa goals-ku untuk bulan Mei mendatang".
Bicara "goals" atau target, mengingatkanku pada tanggal 1 Januari, waktu dimana pada umumnya orang membuat target-target sepanjang tahun tersebut. Masalahnya aku bukan 'pada umumnya' pulak. Â Target-targetku selalu lebih bersifat kontekstual, bukan jangka pendek-menengah-panjang.Â
Misalnya, ketika SMA, sejak kelas 1 aku sudah menargetkan tempat kuliah, dan setiap simulasi UMPTN, pasti itu jadi pilihan pertama. Tidak pernah berganti. Dan kemudian aku berhasil lulus di tempat yang aku targetkan itu.Â
Tapi jangan ditanya target di usia sekiansekian mau ngapain di mana sama siapa -- sungguh, saya gak punya, juragan! hahaha
Lalu aku buka postingan di akun Instagramku tanggal 1 Januari 2020. Membacanya memunculkan berbagai rasa. Rasa haru, sedih, semangat, tapi yang terutama rasa bersyukur.Â
Ketika itu aku menulis, bahwa Tuhan, yang baik, yang telah menyertai sepanjang 2019, adalah Tuhan yang juga akan menyertai dan berjalan bersama kita sepanjang 2020, menemani kita menghadapi dan melalui apapun itu. Lalu sebagai catatan kaki aku menulis lagi, "catatan ini akan menjadi pengingat dan penyemangat diri di suatu hari nanti".
Siapa yang menyangka, hanya beberapa bulan setelah tulisan itu, ternyata seluruh dunia sedang "terkunci" di bawah pandemi. Bahwa ternyata "suatu hari nanti" itu adalah hari ini.Â
Rasanya aku sudah tahu apa targetku untuk bulan Mei mendatang.Â
Targetku aku akan menulis setiap hari.Â
Karena ternyata bukan hanya menulis, bahkan membacanya di kemudian hari pun menjadi terapi tersendiri. Dan kita tidak pernah tahu kapan saatnya "kemudian hari" ini.Â
I'm welcoming May with quoting the quotes that I quoted on Jan 1: