Mohon tunggu...
Dwito RifkiWahyu
Dwito RifkiWahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di IAIN Ponorogo . Saya suka mengikuti berbagai perlombaan terkait game online. Selain itu, saat semester 5 saya pernah mengikuti magang selama 3 bulan di salah satu sekolah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upaya untuk Meningkatkan Minat Belajar

24 Juni 2024   09:36 Diperbarui: 24 Juni 2024   09:41 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Oleh karena itu, minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman, minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat sangat pribadi pada setiap siswa. 

Maka dari itu, minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang. Apabila minat belajar didapatkan, pada gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi atau kesungguhan dalam belajar. 

Minat berkaitan dengan nilai-nilai tertentu. Perenungan terhadap nilai-nilai dalam aktivitas belajar sangat berguna untuk membangkitkan minat. Misalnya, belajar agar lulus ujian, menjadi juara, ahli dalam salah satu ilmu, memenuhi rasa ingin tahu, hingga mendapatkan gelar atau memperoleh pekerjaan. Dengan demikian, minat belajar tidak perlu berangkat dari nilai atau motivasi yang muluk-muluk.

Sebelum Program Pembelajaran Individual dijalankan oleh pendidik, terlebih dahulu pendidik harus melakukan identifikasi terhadap kondisi dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus agar diperoleh informasi yang akurat mengenai kebutuhan pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Setelah proses screening atau assessment dilakukan dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus teridentifikasi, maka Program Pembelajaran Individual (IEP) dapat dijalankan di kelas-kelas reguler. Program Pembelajaran Individual tersebut sebenarnya tidak mutlak diperlukan bagi anak berkebutuhan khusus dalam pembelajaran model inklusif di kelas reguler

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun