Mohon tunggu...
Dwi Prafitaningtias
Dwi Prafitaningtias Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan mahasiswa aktif semester 2 di UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prodi Kimia

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Miris, Alih Fungsi Mall Menjadi Pasar Tradisional di Zaman Modern

4 April 2024   14:30 Diperbarui: 5 April 2024   11:56 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Mall Rancaekek Trade Center (RTC), Sumber : foursquare.com

                 Wakil Bupati Bandung, Deden Rumaji meminta pihak Rancaekek Trade Center (RTC) mempermudah para pedagang, yang sebelumnya berdagang di pasar Griya Al Masoem. Selain itu, pedagang juga dipersilahkan untuk jualan lebih dulu tanpa memikirkan uang muka penyewaan tempat.

"RTC harus mempermudah segalanya kepada pedagang. Kami akan mengawal, silakan jualan dulu lah, kalau belum ada uang muka tidak apa. Pedagang kan keluarga kita juga. Kami betul-betul memindahkan, dan tidak berpihak kepada RTC," katanya ketika ditemui di Masjid Al Fathu, Jumat (13/7) siang.

                Namun sayangnya tahun ke tahun pedangang yang berjualan di depan gedung mall semakin banyak dan membuat gedung terbengkalai akibat para penyewa memilih untuk memutuskan kontrak sewanya. Saat ini basement mall tersebut dijadikan sebagai tempat berjualan bahan pokok atau biasa kita sebut pasar. Dibalik kondisi ekonomi yang membaik karena memiliki lahan untuk berjualan, terdapat kondisi dimana faktor lingkungan diabaikan begitu saja, sehingga menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan sekitarnya.

Keadaan pasar tradisional di basement Mall Rancaekek Trade Center (RTC), Sumber : detik.com
Keadaan pasar tradisional di basement Mall Rancaekek Trade Center (RTC), Sumber : detik.com

             Selain buruknya kualitas udara yang dihirup pedagang maupun pembeli karena berada di tempat yang tertutup, pengolahan sampah yang kurang baik, serta tidak adanya sanitasi yang baik menjadi masalah utama yang perlu diperhatikan oleh semua pihak. Bayangkan saja berapa banyaknya sampah yang dihasilkan dalam sehari, jika pengangkatan sampah hanya seminggu sekali maka akan terjadi penumpukan sampah yang dapat memicu munculnya penyakit. Belum lagi jika hujan lebat turun dengan sanitasi yang kurang baik, tentu saja akan mengakibatkan banjir dan sampah yang menumpuk otomatis terbawa banjir dan menyebabkan sumber penyakit menyebar.

             Untuk mengatasinya, selain penegakkan hukum, perlu memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Karena tuntutan ekonomi sering menjadi alasan bagi masyarakat mengabaikan usaha-usaha yang merusak lingkungan. "Pembangunan berkelanjutan akan terwujud, manakala adanya harmonisasi antara pembangunan ekonomi dengan peningkatan kelestarian lingkungan," pungkas Prof. Dr. Nasikh, S.E., M.P., M.Pd.

            Hubungan antara pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan adalah hubungan yang mutlak dan keduanya saling memberikan dampak antara satu dengan lainnya. Pembangunan ekonomi yang tinggi dan ramah lingkungan akan menghasilkan kualitas lingkungan yang baik. Kualitas lingkungan yang baik ini nantinya akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas sumber daya dan akan memberikan dampak baik terhadap pembangunan ekonomi. Kegagalan dalam menjaga kelesrarian lingkungan akan menghasilkan biaya yang tinggi dan hilangnya sumber daya yang dibutuhkan, baik secara ekonomi maupun non ekonomi. Akan memerlukan biaya lebih untuk mengembalikan sumber daya yang hilang karena kerusakan dan degredasi lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun