Mohon tunggu...
Dedi Dwitagama
Dedi Dwitagama Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik yang bermimpi makin banyak anak negeri yang percaya diri dan berani berkompetisi. Mengajar Matematika di SMKN 50 Jakarta - Blogger sejak 2005: http://dedidwitagama.wordpress.com, http://fotodedi.wordpress.com dan http://trainerkita.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dasi Tenun NTT

1 April 2024   01:04 Diperbarui: 1 April 2024   01:28 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto di atas adalah foto di halaman pertama saya ketika search "DEDI DWITAGAMA" di google, pada sudut kiri paling atas. Foto ketika saya bekerja mengenakan dasi hasil karya menduduk NTT yang sudah mulai menenun sejal lebihdari 3.500 tahu yang lalu.

Ternyata kain tenun punya makna yang dalam bagi wanita NTT, bisa menenun artinya wanita NTT sudah siap untuk menikah, hal ini membuat banyak wanita di NTT bisa membuat kain tenun, yang penggunaannya bisa berfungsi untuk tampil berbusana daerah, penunjuk status sosial, mahar, penghargaan kepada tamu dan dijual untuk wisatawan.

Meskipun kain tenun ikat bisa ditemukan hampir di seluruh provinsi Nusa Tenggara Timur, tapi masing-masing daerah memiliki motif yang berbeda. Misalnya, di Sumba Timur terdapat motif tengkorak, dan Maumere terdapat motif hujan, pohon, dan ranting. Ada pula motif-motif lain yang menampilkan keberagaman flora, fauna, hingga legenda.

Ketika pada masa lalu penggunaan kain tenun ikat hanya sebatas selendang, selimut, dan busana, di masa kini penggunaan itu makin bervariasi. Selain dijadikan busana, seperti kemeja, jaket, gaun, atau baju, kain tenun ikat juga dijadikan beragam aksesoris seperti dompet, sepatu, gelang, cincin, tempat pensil, dan sebagainya, dan saya menjadijannya sebagai dasi untuk melengkapi penampilan saya. Harganya pun cukup tinggi. Selembar kain tenun ikat dibandrol dari harga ratusan ribu hingga ratusan juta. Tapi tak untuk dasi yang saya kenakan haranya tak terlalu mahal hanya sekedar untuk mengganti lelah para perajin tenun.

Ada yang saya sangat suka dari foto itu adalah dasi yang saya kenakan saya dapatkan langsung dari toko perajin tenun di Kota Kupang NTT puluhan tahun yang lalu ketika saya berkesempatan ada job di ibukota NTT. Warna dasar dasi hitam dengan bahan dasar kain tenun yang agak kasar dengan corak warna putih plus aksen merah. Hitam -- putih -- merah bisa dipadukan denan busana warna muda atau tua, tapi entah kenapa saya suka memadukan dasi itu dengan busana hitam, kalo kamu?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun