Cerita ini ditulis Rabu malam (1406) tentang sekelompok orang yang ingin masuk sebuah rumah besar di negeri paman besut.
Awalnya orang-orang itu melihat pintu rumah terbuka sejak belasan tahun yang lalu, dan di dalam ruang itu kabarnya melimpah sajian panganan paling enak dari seantero negeri yang disajikan oleh gadis-gadis cantik pilihan yang siap untuk dipilih menemani siapapun yang masuk rumah itu bahkan siap dibawa keluar rumah hingga waktu yang tak terbatas. Banyak juga pekerja-pekerja pilihan yang siapa bekerja di dalam dan di luar rumah besar untuk semua anggota rumah besar.Â
Orang-orang yang masuk rumah besar itu sendiri ketika keluar dari ruang diantar kuda terbaik dengan gerobak berlapis platinum dengan didampingi beberapa gadis cantik pilihan, hanya sedikit yang membawa satu gadis, sebagian besar membawa 3 atau lebih sesuai dengan kapasitas gerobak platinum.
Di luar rumah besar itu gerobak bisa menggelinding kemanapun tanpa harus meminta izin dan menjadi kewajiban penduduk negeri paman besut untuk menyiapkan parkir yang layak, makanan paling enak untuk kuda-kudanya dan rumah serta makanan terbaik buat penghuni rumah besar dengan gadis-gadis pilihannya.
Orang-orang penghuni rumah besar itu sangat puas dengan pelayanan di rumah besar dan berharap terus mendapatkan  fasilitas itu dan tak tergantikan oleh siapapun yang berada di luar rumah besar itu, maka mereka mencari rantai dan kunci terbaik di dunia untuk menutup rumah besar agar tak ada yang bisa memasukinya.
Jadilah rumah besar itu terkunci secara kokoh sehingga tak ada seorangpun yang bisa memasukinya. Sayangnya nafsu dan kebejatan mental anggota rumah besar itu menggi tak terkendali, setiap persoalan kecil enjadi besar hingga mereka saling bunuh tak menyisakan seorangpun termasuk para gadis pilihan dan pekerja-pekerja pilihan yang juga ikutan saling bunuh hingga tak bersisa.
Rupanya semua anggota rumah besar tak ada yang menyadari bahwa pembangunan  rumah besar menggunakan material yang murah dan konstruksi yang sekedarnya karena lebih banyak kepeng yang dikorupsi dibanding untuk pembuatan rumah besar. Rumah besar yang tertutup itu jadi tak berpenghuni dan roboh hingga rata dengan tanah.
Orang-orang yang ingin masuk rumah besar itu kini tak bisa masuk, mereka tetap ingin masuk dan bersedia menunda untuk tetap masuk sampai rumah besar itu selesai dibangun kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H