Mohon tunggu...
Dedi Dwitagama
Dedi Dwitagama Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik yang bermimpi makin banyak anak negeri yang percaya diri dan berani berkompetisi. Mengajar Matematika di SMKN 50 Jakarta - Blogger sejak 2005: http://dedidwitagama.wordpress.com, http://fotodedi.wordpress.com dan http://trainerkita.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Kudeta di Negeri Paman Besut

3 Februari 2021   07:55 Diperbarui: 3 Februari 2021   08:10 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Illustrasi (pixabay.com)

Sudah jadi kebiasaan seluruh negeri atas angin, kudeta dilakukan oleh sekelompok satpam merebut kekuasaan yang dipegang oleh bos negeri atas angin yang namanya tertulis di akte negara dan terpilih lewat proses pemilihan raya.

Mungkin karena jenuh bersiaga di gardu dekat gerbang negeri setiap hari, para satpam tak bisa muncul di berita di media cetak dan televisi, bahkan ketika da tamu dari negeri atas angin yang lain, para satpam tak bisa ikut menerima tamu kehoratan dan tak bisa juga ikut jamuan makan bersama tamu, walau jatah makanan para satpam tetap diterima di pos jaga, tetapi kehormatan diplomasi berpenampilan pakaian terbaik tak bisa dinikmati para penjaga gardu.

Peristiwanya berualng-ulang sepanjang tahun, sering makanan pesta jamuan tamu negeri tiba di gardu jaga sudah dingin, tak nikmat lagi disantap. Yang membuat penjaga gardu itu bersedih ketika sanak keluarga berkunjung, mereka hanya bisa diterima di teras gardu dengan duduk lesehan, ketika malam tiba, sanak keluarga hanya bisa istirahat rebahan beralaskan kardus di sudut gardu jaga.

Saat malam tiba satpam keliling negeri di dalam pagar untuk menyalakan lampu di teras negeri, mengunci pintu yang masih terbuka, melihat barang-barang yang berserakan untuk dilaporkan kepada atasannya supaya negeri menjadi rapih dan bisa dinikmati, akibatnya para satpam hafal tata letak dan berbagai proses kegiatan di dalam pagara negri di atas angin.

Keuangan negeri atas angin makin gemuk dari hasil kerja warga negeri, bantuan luar negeri serta hutang tetangga negeri atas angin, sehingga terlihat para punggawa negeri atas angin makin makmur dan masuk gerbang mengendarai kendaraan edisi terbaru berganti-ganti, dan itu membuat para satpam cemburu.

Ujungnya para satpam merencanakan kudeta dengan mengumpulkan para punggawa di dalam ruang, pintunya di jaga sehingga para punggawa tak bisa keluar ruangan selama beberapa hari dan para satpam mengendalikan semua proses kegiatan di dalam pagar negeri di atas angin, termasuk menerima tamu dari negeri lain, para satpam kini berpenampilan pakaian kebesaran, melakukan jamuan makan dengan tamu-tamu terhormat. Para satpam membuat pernyataan di media cetak dan televisi bahwa kini mereka menjadi pemimpin dan pengedali negeri atas angin. 

Di negeri paman besut kudeta dilakukan oleh para punggawa dengan merebut kekuasaan di organisasi satpam, kenapa para punggawa mengkudeta organisasi para satpam? Penyebabnya bisa beragam.

Para punggawa melihat organisasi satpam semakin kuat, banyak anggotanya, serta memiliki sumber keuangan yang bisa membuat anggotanya makmur tak terlalu tergantung pemberian negeri paman besut. Acara-acara yang dilakukan organisasi satpam terlihat luar biasa, mereka berpenampilan elegan, sajian makananya berkelas, beritanya muncul berkali-kali di media cetak dan elektronik, nama pimpinannya sangan populer seantero negeri paman besut, karena petinggi organisasi satpam sering keliling negeri paman besut untuk berbagi diiluar jam kerjanya di gardu satpam.

Para punggawa negri paman besut sangat takut rakyatnya lebih percaya kepada para satpam dan tak memperdulikan titah para punggawa, sehingga organisasi para satpam itu harus dikudeta, dan para pelaku kudeta adalah orang terdekat bos negeri paman besut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun