Mohon tunggu...
Dedi Dwitagama
Dedi Dwitagama Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik yang bermimpi makin banyak anak negeri yang percaya diri dan berani berkompetisi. Mengajar Matematika di SMKN 50 Jakarta - Blogger sejak 2005: http://dedidwitagama.wordpress.com, http://fotodedi.wordpress.com dan http://trainerkita.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Khawatirkan arti Kemerdekaan dimata peserta didik

14 Agustus 2010   09:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:02 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_226008" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi: indonesia_by_pistonbroke"][/caption] Sepanjang anda sekolah, ingatkah apa yang terasa, diingat dan dikenang saat peringatan hari kemerdekaan negeri. Upacara, berdiri, panas, jenuh, keringat, pegal, cape, jenuh, tak menarik …. lalu pulang … bersyukur jika di lingkungan rumah ada kemeriaahan, kebahagiaan, kegembiraan sambut peringatan lepas dari penjajah. Saat saya jadi guru tahun awal sembilan puluhan, saya pernah secara diam-diam mensponsori kompetisi street futbal (dula belum beken istilah futsal), karena saya amati peserta didik selalu bersepakbola pada jam istirahat … saya berikan support untuk panitia dan tim yang juara …. finalnya diadakan setelah pulang sekolah tgl 17 agustus. Saya suka mengenang itu, panitia yg cuma terdiri dari tak lebih lima orang aktif mencari peserta kompetisi, hampir semua kelas di sekolah kami mengikuti kompetisi, panitia juga mengatur jadwal pertandingan hingga jadi wasit. Saat jadi kepala sekolah saya mendorong kegiatan-kegiatan yang bisa membuat suasana jadi seru, gembira, ramai, menyenangkan dan berkesan …. agar peserta didik punya kenangan ulang tahun negeri dirayakan dengan meriah …. tapi entah kenapa, sedikit guru yang merespon itu …. mereka lebih suka upacara saja (seringnya mereka berharap ada makan-makan setelah upacara), lalu pulang ….. mungkin mereka sibuk di lingkungan rumahnya masing-masing dengan kemeriahan sendiri …. kalau tidak …. apa yang sesungguhnya terjadi?. Saya khawatir, kalau guru-gurunya tak berminat dan tak peduli pada hari kemerdekaan, bagaimana dengan peserta didik? saya makin khawatir hari kerdekaan jadi hambar, tak berarti dan makin enggan dijumpa … karena cuma upacara dan upacara terus … di sekolah, di kelurahan, di kantor-kantor, di istana, di mana-mana …. susunan acara dan aneka rupa hampir sama …. tanpa variasi, miskin kreatifitas …. pegel dan menjemukan dimana-mana. Selamat siang pembaca, selamat puasa, anda sudah siapkan pakaian buat upacara hari selasa? Saya khawatirkan arti Kemerdekaan dimata peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun