IDE. Ia datang dan pergi sesuka hatinya. Bila ia pergi, tak usah engkau cari. Tak perlu dikejar-kejar, malah kau cuma bisa gigit jari. Biarkan ia pergi. Lalu siapkan diri, siapa tau ia kembali justru disaat kau tak menantinya lagi.
Aneh memang, ia datang disaat kau tak memikirkannya. Bayangnya mendadak hadir & semakin tampak jelas disaat kau tak sedang siap menerima kehadirannya. Maka, simpanlah selalu pensil & kertas di sakumu, agar kau lekas melukisnya sebelum ia beranjak pergi (lagi).
Tapi sungguh, ternyata ia tak benar-benar pergi. Ia hanya sembunyi di balik syaraf, di bawah kulit, di antara rambut-rambut, di belakang telinga, terkadang ia hanyut dalam darahmu...
Ia tak lelah berpindah-pindah di seluruh bagian tubuhmu. Ia, ternyata tak pernah meninggalkanmu. Sebab ia, selalu ada disetiap nafasmu. Ada disetiap langkahmu. Sebab ia, adalah kamu.
Benar-benar ajaib. Bayangnya hidup dalam pikiran, menari-nari dalam imajinasi. Begitu indah, hingga ingin bergegas melukiskannya.
Satu terlukis, datang lagi tarian ide memancarkan pesona. Ia menggodamu, agar engkau mau melukis keindahannya. Maka lukislah segera.
Lalu singgah satu lagi, lagi, dan lagi. Maka jadilah 'galeri ide', kumpulan lukisan ide penuh makna, begitu memesona.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H