Mohon tunggu...
Dwista Ratna
Dwista Ratna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sastra Inggris - Fakultas Ilmu Budaya - Universitas Jember

Writes, writes, and writes.

Selanjutnya

Tutup

Money

Terbentur, Terbentur, Terbentuk! Riwayat Pedagang Kantin FIB UNEJ Semasa Pandemi

22 Juni 2022   15:53 Diperbarui: 26 Juni 2022   13:13 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dapat dipungkiri, meski pandemi sudah berjalan hampir 2 tahun, dampaknya hingga kini masih terasa, terutama kepada para pelaku usaha atau umkm. Salah satunya merupakan pasangan suami istri Pak Saidi dan Ibu Sumiati, pedagang yang sudah berjualan di kantin Fakultas Ilmu Budaya kurang lebih 10 tahun lebih.

Diwawancarai di FIB pada hari Senin 20 Juni 2022, Ibu Sumiati bercerita bahwa ia dan suami merasa bersyukur teramat besar kepada pihak fakultas karena masih dipercaya dan dipanggil kembali untuk berjualan di kantin, lebih tepatnya di gedung baru dekat parkiran mahasiswa di dekat gerbang masuk fakultas. Terhitung hingga berita ini dirilis, dari 6 stand yang disediakan baru 2 stand saja yang terisi. Diresmikan sejak 12 April 2022, gedung baru ini baru tampak digunakan sejak sekitar bulan Juni.

Semenjak pandemi merebak secara luas di Indonesia pada Maret 2020 dan aktivitas kampus ditiadakan, kantin Fakultas Ilmu Budaya juga ditutup. Ditambah dengan adanya renovasi gedung kantin membuat Ibu Sumiati dan suami tidak bisa berjualan. Selama kurang lebih satu tahun sejak awal pandemi, keduanya mengandalkan anaknya untuk menghidupi keluarga. Ketika dirasa situasi sudah mulai membaik, pada pertengahan 2021 Ibu Sumiati dan Pak Saidi berjualan di depan SMP Negeri 11 Jember dengan menu yang sama yaitu soto, pecel dan mi instan.

Ibu Sumiati dan Pak Saidi melayani pembeli yaitu para mahasiswi FIB. [Dwista Ratna S.]
Ibu Sumiati dan Pak Saidi melayani pembeli yaitu para mahasiswi FIB. [Dwista Ratna S.]

Ibu Sumiati menyatakan bahwa beliau merasakan perbedaan yang cukup signifikan ketika berjualan selama pandemi. Ketika berjualan di kampus, beliau buka dari jam 7 pagi hingga jam 5 sore, dengan kegiatan di kampus yang mulai ramai oleh mahasiswa baru yang berkuliah secara luring atau tatap muka. Sementara, ketika berjualan di depan SMP Negeri 11 Jember, beliau hanya bisa berjualan dari sore hingga malam.

Tidak hanya Ibu Sumiati, Egik, salah seorang mahasiswi FIB, juga mengungkapkan bahwa hadir kembalinya kantin FIB dan para pedagangnya cukup membuatnya senang. Sebagai mahasiswa yang hampir setiap hari ke kampus untuk bimbingan skripsi dan mencari bahan referensi di perpustakaan fakultas, Egik tidak perlu repot-repot keluar lingkungan Universitas Jember untuk mencari makan saat menunggu dosen. Ia juga menyampaikan bahwa selama bimbingan di kampus waktu pandemi, ia harus cari jajan di luar kampus, beli melalui aplikasi ojek online, atau beli di CDAST (kantin Fakultas Ilmu Komputer). Egik sendiri merupakan mahasiswi yang tidak memiliki kendaraan di Jember, jadi dengan dibukanya kembali kantin Fakultas Ilmu Budaya membuatnya lebih hemat uang dan tenaga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun