Tagar JusticeForAudrey sedang beredar luas di dunia medsos.
Perhatian para netijen sedang tertuju pada kasus yang terjadi di Pontianak.
Kasus yang bikin kita begidik.
Bagaimana mungkin 12 anak SMA membully dengan kejam seorang anak SMP karena kesalahan orang lain.
Saya tidak ingin membahas kenakalan luar biasa mereka.
Fokus saya ke orang tua mereka. Yang terpikir saat membaca informasi kekejaman anak-anak ini adalah, bagaimana orang tua mereka mendidik anak-anak ini?
Asal muasal kasus ini adalah olok-olokan di medsos. Persis seperti cebong kampret yang suka olok-olokan di medsos. Bedanya cebong kampret hanya main di medsos, sedang mereka ini 'bertetangga'.
Pada tulisan saya sebelumnya, saya mengkritik ibu berjilbab yang menyeret anaknya keluar dari mobil, konon alasannya adalah si anak gak mau les.
Untuk kasus Audrey, background orang tuanya seperti apa sama sekali tidak ada informasi. Gosipnya, salah satu atau salah dua orang tua si anak adalah 'orang besar'. No idea for this.
Pertanyaan besarnya, bagaimana mereka mendidik anak-anak mereka hingga bisa menjadi anak-anak brutal yang emosi gara-gara olok-olokan di media sosial?
Ya, media sosial!