Mohon tunggu...
Dwi Setyaningsih
Dwi Setyaningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru biasa

sedang belajar mengungkap rasa..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kenangan Cinta Lalu

21 Mei 2011   13:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:23 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kubaca SMS darimu, "Jangan lupa, hari minggu besok kita bertemu di tempat biasa, jam 10 pagi."

Ehm, sudah satu minggu ini, SMS darimu setia menyapa hari-hariku. Pagi hari, siang, sore, bahkan malam menjelang tidur pun kau tak lupa ucapkan salam padaku. SMS yang membawa anganku mengembara dan mengingatkan kembali akan kebersamaan kita delapan tahun silam.

****

"Say, dah makan belum. Entar sakit lho.. "

"Sebelum tidur jangan lupa minum madu, biar esok badan seger.."

SMS darimu, sepele namun aku merasakan ketulusan di sana. Kita jalani hubungan jarak jauh ini sudah setahun lamanya. Dari SMS yang kau kirim, aku bisa merasakan perhatianmu tak pernah berkurang. Kita hanya sempat bertemu sebulan sekali, itupun hanya sesaat. Tak lebih dari 2 jam bisa kunikmati canda tawa yang kau suguhkan. Kemesraan yang kautawarkan, manis dan memikat rasaku.

Di sini kita, merajut asa tentang sebuah biduk rumah tangga. Kau yang kan jadi nahkoda, membawaku ke pulau impian kita. Tempat di mana kan kita habiskan sisa usia kita, menikmati dan mereguk kebahagiaan bersama anak cucu kita. Mimpi yang manis. Semanis madu yang kau berikan di setiap perjumpaan kita. Katamu, dia penggantimu untuk kuatkan ragaku.

Kupercaya apa adanya dirimu, sebagaimana kuharap kau percaya aku. Kujaga keyakinan cinta ini. Meski ada goda mengganggu, ku tetap tegar dengan cintamu. Kuyakin di sana kaupun sama, menjaga indah cinta kita. Sampai tiba masanya berbunga rindu dan kita petik bahagia berdua.

Namun, ternyata jarak tak mampu menyatukan mimpi kita. Perlahan kaupun menjauh, frekuensi SMS darimu tak lagi menggebu. Kadang sehari dua hari, namun tak jarang seminggu baru kudengar kabar darimu. Itupun karena kusapa kau lebih dulu.

Cinta, orang bilang kan lebih indah dengan adanya jarak. Namun mengapa hanya sesaat itu kurasa? Rindu yang begitu menggebu perlahan menyurut tertelan menumpuknya pekerjaan. Pertemuan bulanan yang dinanti, pun tak lagi terealisasi atas nama kesibukan hari.

Dan tepat di dua tahun perjalanan kita, kupikir cinta ini kandas sudah. Tiada lagi celoteh manja, SMS mesra, dan debar menanti saat pertemuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun