Mohon tunggu...
dwi setiawan
dwi setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Founder Sekolah Kita Menulis Cabang Langsa

CIVIL ENGINEERING ʟᴀᴋɪ-ʟᴀᴋɪ ɪᴛᴜ ᴛᴜᴀɴ ᴅᴀʀɪ ɴᴇɢᴇʀɪ ɴʏᴀ ꜱᴇɴᴅɪʀɪ. 𝗬𝗮𝗸𝗶𝗻 𝘂𝘀𝗮𝗵𝗮 𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Indonesia dari Literasi

13 Desember 2023   12:35 Diperbarui: 13 Desember 2023   12:49 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia literasi tidak akan bisa terpisahkan dengan dunia pendidikan, tumbuh kembang dan keberhasilan dunia pendidikan pun malah sangat bergantung dengan kondisi tumbuhnya budaya literasi yang baik. National Institute for Literacy menyebutkan bahwa literasi adalah kemampuan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam keluarga, pekerjaan dan masyarakat.

Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa literasi adalah kebutuhan dasar manusia sebagai pondasi awal untuk mempelajari dan menerima segala bentuk ilmu pengetahuan yang ada didunia. Itu artinya bahwa siapa pun yang minim pengetahuan literasi akan kesulitan untuk belajar, berbahasa, bersosialisasi bahkan untuk meningkatkan kapasitas diri dalam pendidikan itu sekalipun. 

Pemerintah juga sadar akan begitu pentingnya literasi untuk kemajuan sebuah bangsa dan negara yang besar seperti Indonesia ini, oleh sebab itu dimulainya program melek huruf nasional alias penuntasan generasi yang buta huruf yang sudah pemerintah gencarkan adalah upaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) rakyat Indonesia.   

Literasi Untuk Bonus Demografi

Dalam istilah kata bonus biasanya selalu dikaitkan dengan hasil keuntungan, dalam artian lain disebut upah tambahan atau upah sebagai hadiah yang diberikan. Sehingga dalam pengucapan bonus demografi berarti ini seharusnya berkaitan tentang keuntungan yang di dapatkan dari perkembangan penduduk suatu bangsa. Namun malah sebaliknya, efek yang ada dalam memasuki era bonus demografi ini justru malah menciptakan ruang potensi kegagalan untuk bangkit maju apabila kita belum mampu selaras untuk menjalankan agenda peningkatan pembangunan manusia (Human Development) dan modal manusia (Human capital) Rakyat Indonesia itu sendiri dalam menghadapi bonus demografi atau pun perubahan zaman yang terus terjadi. Sedangkan Literasi merupakan salah satu bagian penting penunjang peningkatan pembangunan manusia (Human Development) dan modal manusia (Human capital) Rakyat Indonesia itu sendiri.

Literasi Sebagai Daya Saing Kemajuan Bangsa

Survei oleh Central State University, Amerika Serikat, pada 2016 menunjukkan negara-negara dengan tingkat literasi tinggi merupakan negara-negara maju. Ini menunjukan bahwa tingkat literasi masyarakat akan sangat menentukan kemajuan sebuah bangsa.

Dalam survei tersebut, posisi Indonesia hanya setingkat lebih tinggi dari Bostwana, yakni sebuah negara yang terletak di pedalaman Afrika Selatan dan mencatat Indonesia sebagai negara dengan tingkat literasi terendah kedua di dunia dari 61 negara terukur, meskipun dalam survei tersebut lebih dari 98 persen penduduknya telah melek huruf.

Namun memiliki kemampuan literasi yang baik seperti membaca dan menulis tentunya merupakan sebuah fondasi awal memulai langkah untuk menumbuhkan kemampuan belajar sepanjang hayat, meningkatkan pengetahuan (knowledge) untuk berfikir kreatif, inovatif serta bekal untuk terus berkembang dan bertahan dalam gempuran dunia yang penuh dengan ketidakpastian ke depan.

Sayangnya perkembangan capaian kompetensi literasi indonesia sampai tahun 2021 masih sangat memprihatinkan. Berdasarkan hasil Asesmen Nasional (AN) 2021 konsisten dengan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) selama ini dalam pengukuran kompetensi literasi menyebutkan skor literasi membaca peserta didik di Indonesia masih rendah dan belum berubah secara signifikan di bawah rata-rata peserta didik di negara-negara Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Bahkan dari hasil assessment yang melibatkan 6,5 juta peserta didik tersebut menunjukan bahwa, satu dari dua peserta didik pada jenjang SD sederajat hingga SMA sederajat belum mencapai kompetensi minimum literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun