Mohon tunggu...
Dwi Setiawan
Dwi Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa semester 1, hobi saya adalah olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran dan Sikap Anak Muda untuk Dakwah Islam

28 Oktober 2023   20:46 Diperbarui: 28 Oktober 2023   21:10 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada zaman ini banyak anak-anak muda di Indonesia yang bisa dikatakan mulai jauh dari ajaran agama Islam. Tetapi tidak sedikit juga dari mereka yang semakin semangat dan membara dalam mengkaji ilmu yang diajarkan di dalam agama Islam. Anak-anak muda inilah yang harus didukung, dibantu, dan dilindungi oleh para orang tua untuk upaya mendakwahkan dan menjaga kemurnian ajaran Islam.
       Permasalahan yang muncul pada hari ini adalah banyak dari orang tua sendiri yang masih kurang sadar akan pentingnya ilmu agama untuk masa depan anak-anaknya. Terutama di daerah pedesaan yang jauh dari pusat kota. Banyak faktor yang mempengaruhi fenomena tersebut, salah satunya yaitu kurangnya dai atau pendakwah yang bisa masuk menyampaikan ajaran dan pemikiran Islam secara tepat terhadap masyarakat desa. Dan jika dilihat dari faktor internalnya yaitu masih banyak penduduk desa yang pemikirannya masih mendefinisikan tentang arti kesuksesan seseorang adalah ketika orang tersebut bisa mendapatkan penghasilan dalam jumlah banyak tanpa harus diikuti pengetahuan ilmu agama yang baik.
       Dari permasalahan di atas, dapat dilihat bahwa peran anak muda sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai pejuang agama Islam sangat dibutuhkan. Ironisnya, yang terjadi saat ini yakni banyak anak muda yang diharapkan bisa mendakwahkan agama Islam tersebut, justru masuk ke dalam lingkup kemaksiatan. Jika kita mau melihat kondisi sekitar kita, betapa banyaknya anak muda yang dengan bangga berboncengan motor dengan lawan jenis, betapa banyaknya anak muda yang berkumpul di malam hari untuk kesenangan dunia yang akhirnya di waktu subuh mereka kehilangan sholat subuh berjamaahnya, betapa banyaknya wanita-wanita yang mengumbar auratnya di sosial media, betapa banyaknya anak muda yang masuk ke dalam perzinaan, minum-minuman keras, kriminalitas, dan sebagainya.
       Kita sebagai pemuda akhir zaman harus bisa berusaha semaksimal mungkin untuk meninggalkan kemaksiatan yang ada dan mencerminkan pemuda Islam yang berakhlakul karimah serta mendakwahkan agama Islam dengan sepenuhnya. Jika melihat dakwah Islam yang dilakukan oleh para dai, ustadz, kyai, syeikh, dan habaib pada masa sekarang, seringkali terjadi beberapa perbedaan pendapat yang memunculkan kontroversi, saling menyalahkan satu sama lain. Kita sebagai anak muda harus bisa bersikap dengan benar dan baik dalam menanggapi perbedaan tersebut.
       Dari penjelasan tersebut, karakter dakwah dari para mujtahid diatas terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama, adalah mereka yang mendakwahkan agama Islam dengan sifat kaku dan keras. Kelompok ini berpedoman teguh terhadap Al-Qur’an dan Sunnah. Sayangnya, terkadang mereka menolak perbedaan pendapat dengan keras sampai menyalahkan, mengkafirkan, dan membid’ahkan pendapat kelompok lain. Kelompok kedua, adalah mereka yang berdakwah dengan penuh toleransi. Mereka berpendapat  dengan bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah, ijma, dan qiyas. Mereka juga mengikuti pendapat ulama terdahulu. Kekurangan dari kelompok ini yaitu mereka terkadang berlebih-lebihan dalam agama, terlalu kreatif dalam ibadah, bersikap ghuluw terhadap orang-orang sholeh, dan menolak untuk dibenarkan karena merasa sudah benar. Kelompok ketiga, adalah mereka yang berada di tengah-tengah antara dua kelompok di atas. Mereka melakukan ibadah  sesuai tuntunan dari Al-Qur’an dan Sunnah tanpa merasa dirinya yang paling benar dan tidak menyalahkan kelompok lain, karena mereka sangat berhati-hati dalam beribadah dan beragama.
       Menurut saya, sikap anak muda dalam mengambil peran dakwah Islam ini adalah dengan mengaplikasikan sifat yang dimiliki oleh kelompok ketiga atau biasa disebut dengan Ahlussunnah wal Jama’ah. Sebagai anak muda kita harus bisa bersikap toleransi, tetapi dalam ranah duniawi. Ketika dihadapkan suatu perkara yang bisa merusak aqidah dan kemurnian Islam, kita harus bisa berjuang untuk itu. Di dalam Islam, para ulama menjelaskan bahwasanya dakwah hukumnya fardhu kifayah sebagaimana firman Allah Swt di dalam Al-Qur’an yang artinya, “Serulah (manusia) kepada (jalan) Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik” (Q.S An-Nahl : 125)
       Dalam memasuki dunia dakwah, kita tidak harus menjadi seorang ustadz, kyai, dan sebagainya. Hal yang perlu kita lakukan adalah memulai dengan melawan hawa nafsu kita terlebih dahulu dan memperbaiki akhlak kita agar bisa mencerminkan perilaku Nabi Muhammad saw. Dalam menyeru Islam, seringkali anak-anak muda merasa takut dan malu untuk memulainya. Sehingga diperlukan keberanian dan pengorbanan dalam menjalankannya. Selanjutnya, yang harus kita tekankan dalam berdakwah adalah amar ma’ruf dan nahi munkar. Dalam berdakwah sikap kita yang paling tepat adalah saling toleransi, tidak saling menyalahkan dengan kelompok lain yang berbeda pendapat, karena perbedaan pendapat merupakan nash dari Allah Swt sejak zaman para sahabat.
       Anak-anak muda sekarang juga bisa berdakwah dengan melakukan kegiatan-kegiatan masyarakat untuk mensyiarkan agama Islam. Dalam Islam terdapat ajaran bahwa amal baik dalam bidang kemasyarakatan akan mendapat pahala yang lebih besar daripada melakukan ibadah Sunnah (Nata, 2004). Dengan adanya kemajuan teknologi, anak-anak muda zaman sekarang dapat lebih mudah untuk melakukan dakwah menggunakan teknologi yang ada. Dengan begitu, kita sebagai anak muda harus bisa terus melanjutkan dakwah Nabi Muhammad saw dengan cara apapun semampu kita. Maka dari itu, marilah kita mengambil peran dalam berdakwah dan memperjuangkan agama Islam. Mari berdakwah dengan bersikap yang toleran terhadap hal duniawi dengan berpegang teguh terhadap pedoman Ahlussunnah wal Jama’ah. Jadikanlah diri kita menjadi pejuang-pejuang agama Allah Swt.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun