Mohon tunggu...
Dwi Sefianti
Dwi Sefianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hai aku dwi sefianti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesulitan Belajar pada Anak ADHD

27 Desember 2022   14:50 Diperbarui: 27 Desember 2022   15:32 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ADHD (Attention Deficit / Hyperactivity Disorder) merupakan gangguan neuropsikiatri yang mempengaruhi cara kerja otak. Ditandai dengan sikap seseorang yang hiperaktif, sulit focus, dan melakukan tindakan impulsif lainnya

ADHD sering dimulai pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan sampai dewasa. Dapat menyebabkan rendah diri, hubungan bermasalah, dan kesulitan di sekolah atau dalam pekerjaan.

Semasa sekolah saya melihat seorang adik kelas yang mempunyai tingkat laku yang berbeda dari yang lain, dia begitu aktif dan sering juga terlihat menyendiri dan kurang bersosialisasi dengan teman-teman sekelasnya. Terkadang jika ada seseorang yang menghampiri dia malah menghindar. 

Saya sering mendengar akan tanggapan teman-temannya tersebut. Tidak sedikitpun mereka mengatakan bahwa dia mempunyai sifat yang aneh dan seharusnya berada disekolah khusus. Terkadang teman-temannya menertawakan tingkah laku anak yang mempunyai kelainan tersebut. Salah satu teman dari anak itu mengatakan bahwa dia anak hiperaktif dan pandai saat pembelajaran dikelas. 

Bahkan pernah membuat gurunya jadi terpaku Dia mempunyai metode belajar yang berbeda daripada lainnya, terkadang hanya duduk diam di bangku dan bisa jadi aktif berkeliling kelas.  Pada kenyataannya tidak dapat dipungkiri bahwa dia sering memperoleh juara kelas. Dibalik hiperaktif yang dimilikinya, tersimpan kepandaian yang sama atau bahkan lebih dari orang pada umumnya.

Berdasarkan  penelitian, seseorang yang bertingkah hiperaktif mempunyai metode atau gaya belajar tersendiri. Secara khusus, mereka membutuhkan perhatian yang lebih daripada umumnya. Oleh karena itu, sekolah luar biasa lebih tepat menjadi tempat mereka dalam belajar, tetapi tidak salah  juga ketika mereka berada di sekolah umum. Sebagaimana yang dimaksud, pada sekolah umum dapat membantu mereka dalam berinteraksi sosial dengan orang normal.

karna mempunyai sifat hiperaktif  anak ini menjadi susah dalam mengerjakan tugas-tugas yang secara terstrutur. Bahkan, dalam pergaulan sehari-hari, anak hiperaktif merasa kesulitan dalam berinteraksi sosial, sehingga kesusahan dalam mempertahan sebuah hubungan pertemanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun