Mohon tunggu...
Dwiroso Dwiroso
Dwiroso Dwiroso Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan swasta

Saya memiliki hobby membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Luruh

17 September 2023   20:10 Diperbarui: 17 September 2023   20:11 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Luruh
By. Dwiroso

Sang Bagaskara
Menangis
Mata nanar berkibas
Meruah kepingan bara

Luruh seketika
Kebodohan
Menggenang menjadi butiran-butiran
Terpanggang remah tangisan sang pemilik bara

Diri berdiri bertahun tahun
Melangkah kan kaki berpuluh, Beratus, beribu kilo
Ruang penuh suara
Suara tangis, jeritan, tawa, nyanyian

Diri berdiri dalam amarah
Diri berdiri dalam sedih
Berjibaku, bergulat, melumat kata
Berpesta wan prestasi

Diri merasa benar
Diri tak merasa angkuh
Jumawa dibawakan dengan kerendahan hati
Kekerasan berlangsung dalam kelembutan
Sang psikopat nampak sangat humanis

Itukah kebodohan

Sejatinya kebodohan
Tak nampak sebagai kebodohan
Sebelum akhirnya luruh
Lenyap
Menguap menjadi butiran-butiran
Terpanggang remah tangisan sang pemilik bara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun