Puing-Puing Hati
By. Dwiroso
Setangkup bunga surgawi kupersembahkan padamu
Semerbak aroma nya berkelindan
Menyeruak
Memenuhi ruang hatimu
Setelah berpuluh tahun
Ku biarkan ruang itu hampa
Hanya terisi pilu dan pedih
menyayat  teriris sembilu
Berbagai cerita pilu
Lakon drama melankolis
Terajut, seiring perjalanan waktu
Hingga menyisakan kisah tragis
Bahtera terasa tercabik
Bergemeretak dalam genggaman tangan raksasa
Lalu melempar bangkai kapal ke samudera api
Terombang-ambing dalam badai gelombang panas
Badan kapal nyaris hancur dan terbakar
Tiba-tiba shalawat Jibril
Melesat
Dari langit ke tujuh
Menghantam api yang menjilat
Dari samudera tak bertepi
Terlempar dalam gerak transendensi
Menuju ketinggian
Lalu tumpah segala isi
Dari perut bahtera
Shalawat Jibril, al-mulk, Ar-Rahman
Bersinergi
Menjadi mangkuk
Menjadi wadah remah-remah hatimu
Dan tangan malaikat Mikail menjulurkan setangkup bunga
Untuk persembahan atas puing-puing hati
Merajut semerbak wanginya
Merasuk di kehampaan
Meluruhkan segala dendam dan sakit hati..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H