Mohon tunggu...
Dwiroso Dwiroso
Dwiroso Dwiroso Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puing-puing Hati

22 Mei 2023   09:11 Diperbarui: 22 Mei 2023   09:36 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puing-Puing Hati
By. Dwiroso

Setangkup bunga surgawi kupersembahkan padamu
Semerbak aroma nya berkelindan
Menyeruak
Memenuhi ruang hatimu

Setelah berpuluh tahun
Ku biarkan ruang itu hampa
Hanya terisi pilu dan pedih
menyayat  teriris sembilu

Berbagai cerita pilu
Lakon drama melankolis
Terajut, seiring perjalanan waktu
Hingga menyisakan kisah tragis

Bahtera terasa tercabik
Bergemeretak dalam genggaman tangan raksasa
Lalu melempar bangkai kapal ke samudera api
Terombang-ambing dalam badai gelombang panas
Badan kapal nyaris hancur dan terbakar

Tiba-tiba shalawat Jibril
Melesat
Dari langit ke tujuh
Menghantam api yang menjilat
Dari samudera tak bertepi

Terlempar dalam gerak transendensi
Menuju ketinggian
Lalu tumpah segala isi
Dari perut bahtera

Shalawat Jibril, al-mulk, Ar-Rahman
Bersinergi
Menjadi mangkuk
Menjadi wadah remah-remah hatimu

Dan tangan malaikat Mikail menjulurkan setangkup bunga
Untuk persembahan atas puing-puing hati
Merajut semerbak wanginya
Merasuk di kehampaan

Meluruhkan segala dendam dan sakit hati..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun