Mohon tunggu...
Dwiroso Dwiroso
Dwiroso Dwiroso Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Puan VS Ganjar

24 Januari 2023   14:49 Diperbarui: 24 Januari 2023   16:54 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Puan VS Ganjar, PDIP pecah kongsi

Perkembangan perpolitikan nasional akhir-akhir ini, bermunculan manuver-manuver dari orang-orang yang potensial untuk menjadi kandidat presiden 2024. Kita bisa melihat manuvernya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan kegiatannya di media sosial. Bagaimana manuvernya Anis Baswedan yang sampai ke Jogja, ke Surabaya dengan agenda yang tidak rutin diluar wilayah kerjanya. Dan puncaknya selain dari perhatian pada Gubernur Anis dan Ganjar, Gubernur Khofifah pun bisa jadi calon wakil presiden Anis. Kemudian Ridwan Kamil tidak kurang populernya di Jawa Barat. 

Tapi ditengah-tengah kesibukan itu, ada berita dari Semarang, yang mengabarkan tidak diundangnya Ganjar Gubenur Jawa Tengah dalam rapat konsolidasi kader PDIP yang diadakan di Semarang tahun lalu. Dimana Puan Maharani yang memimpin rapat kader tersebut dan Ganjar  adalah kader PDIP senior. 

Agak aneh kalau Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah tidak di undang dalam acara tersebut. Kuat kesan bahwa Ganjar di PDIP tidak dicalonkan atau tidak diinginkan untuk jadi kandidat presiden. 

Tentu saja orang melihat Puan, karena Puan hadir di acara rapat kader tersebut, dan juga mengkritik Ganjar yang katanya lebih aktif di media sosial dibanding dilapangan. Dan kemudian ada ketua DPD Jawa Tengah Bambang Puryanto yang lebih keras lagi mengkritik Ganjar sebagai yang merasa kepintaran. Ganjar sudah tahu kalau tidak di undang, hari itu Ganjar berada di Jakarta, malah katanya silaturahmi kepada bu Mega. Dari gambaran tersebut bisa dibaca bahwa pemilu 2024 nanti calon yang dimunculkan dari PDIP adalah Puan (apakah sebagai calon presiden atau wakil presiden).  

Menanggapi kondisi politik yang terjadi tersebut, pakar politik Salim Said berpandangan : kita tidak perlu terkejut dengan peristiwa itu. Kita semua sudah dengar lama apakah itu dari dalam PDIP atau orang-orang yang membaca trend didalam PDIP yang mengatakan bahwa Megawati akan meneruskan kepemimpinan trah Sukarno didalam pemerintah  Republik Indonesia. Orang menghubungkan dengan kegagalan atau ketidak berhasilan Megawati menjadi presiden di 2014. Kalau bu Mega maju kemungkinan akan dikalahkan oleh Prabowo. Jadi Ibu Megawati sangat terampil, beliau tidak maju tetapi mendukung orang yang populer pada saat itu untuk menjadi presiden yaitu Jokowi. Meskipun Jokowi sebenarnya bukan kader partai.

Di kemudian hari memang diakui bahwa Jokowi sebagai petugas partai. Tapi petugas partai tidak harus dipersyarati sebagai kader partai. Tapi bagaimanapun orang tahu bahwa Jokowi didukung oleh Megawati. Nah sekarang akan ada pemilihan presiden lagi, sangat masuk akal kalau ibu Megawati akan mencalonkan anaknya yang trah Sukarno. Yang menjadi soal adalah bagaimana nanti perkembangannya.

 Apakah pada pemilihan yang akan diadakan 2024 mendatang, Puan bisa meyakinkan dan bu Mega berhasil diyakinkan bahwa calon beliau bisa mengungguli calon-calon yang lain? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun