Mohon tunggu...
Dwi Rizki Oktaviani
Dwi Rizki Oktaviani Mohon Tunggu... Penulis - Digital Marketing

A digital marketing/social media specialist with more than 1 year of experience has a passion for design, digital marketing, and social media because it is a dynamic field that can grow rapidly.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pendidikan untuk Generasi Muda

17 Maret 2017   16:30 Diperbarui: 18 Maret 2017   00:53 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan  adalah suatu kewajiban yang harus dijalani oleh seorang makhluk sosial, untuk belajar mengetahui apa yang belum ia ketahui dan apa yang belum dipahami. Hakikatnya manusia diciptakan untuk berbagi dan saling menciptakan hubungan yang harmonis dan damai sesama kaumnya. Masa kini, masa modern di era globalisasi kerap membuat masyarakat tumbuh menjadi pribadi modern yang cerdas serta berambisius. Pendidikan salah satu yang memunculkan karakter tersebut, seiring waktu pendidikan di Indonesia maju berkembang mengimbangi  majunya teknologi di dunia. Tak kenal umur, ras, dan waktu semua makhluk sosial di dunia termasuk Indonesia tak henti-hentinya belajar dan belajar untuk mengetahui isi di dunia ini yang tersimpan berjuta surga di dalamnya kekayaan yang tampak mucul dari maha kuasa. 

Generasi muda inilah yang akan membangun negara ini untuk maju melangkah kedepan untuk melihat indahnya dunia ini untuk di pelajari dan dipahami. kenyataan tak semua generasi berpikir untuk merubah negara ini lebih baik. Sekali lagi banyak keindahan yang masih tersimpan rapih di dunia ini yang belum diketahui. belajar, dengan belajar kita mengetahui kesalahan dan kebenaran dengan belajar juga kita dapat tau yang kita tidak tau. layaknya bayi yang baru bisa berjalan kita juga harus belajar untuk mencapai yang kita ingin.

Tetapi apa yang di benak para generasi sekarang begitu berkurang, banyaknya tugas, tekanan dalam intern, dan rasa cinta yang mulai muncul menyebabkan semangat anak indonesia mulai berkurang rasa cinta tanah air pun mulai larut seiring masuknya budaya asing ke indonesia. Solusi apa untuk menghilangkan rasa yang telah berlarut ini?. Anak indonesia bukan tidak pintar tetapi pergantian kurikulum menyebabkan stress yang mendalam bagi mereka. Pelajaran yang begitu banyak bab nya membuat sebagian anak di indonesia merasa lelah akan tugas yang selalu ada disetiap harinya. Pulang sekolah yang sudah petang membuat mereka semakin lelah untuk mengerjakan tugas yang di berikan guru. Disini saya bukan menjelekkan nama indonesia atau pendidikannya. 

Tetapi fakta inilah yang saya lihat. Tuntutan dari orang tua yang membuat mereka harus belajar mengerti semua yang ada. Kita lihat, apa semua orang memiliki kepintaran yang sama rata?. Tidak, tuhan menciptakan umatnya yang berbeda-beda untuk saling melengkapi ddan berbagi. Tetapi, terkadang sebagian orang tua terlalu mementingkan egonya kepada sang anak tanpa melihat bakat yang ada pada anak. Dengan selalu beralasan orang tua tidak menyukai bakat anak tersebut, atau bakat anak tersebut tidak berguna. 

Salah sekali penekanan anak itu tidak bagus untuk tekanan psikis anak. Anak cenderung tidak percaya diri menghadapi apa yang ada di hadapannya. Membuat anak, sedih dan hancur mengetahui bakatnya tidak dapat dikembangkan hanya karena, orang tua nya terlalu mementingkan egonya. Memang, orang tua lah yang membiayayi kehidupan sang anak selama dia bersekolah, lantas apa selamanya sang orang tua ada di dunia ini terus menerus?. Tidak, anak akan menjalani hidup sebagai peran dia sesungguhnya untuk hidup di masa depan.

Setiap tahunnya angka jumlah kelahiran semakin banyak dan kemungkinan terjadi akan banyak anak yang bersekolah, lalu selanjutnya semakin dikit juga lapangan kerja di Indonesia yang menyebabkan banyaknya pengangguran. Dan kejadian ini dapat berdampak pada kondisi ekonomi pada masyarakat. Mencari perkerjaan sangat sulit untuk saat ini bagaimana nasib anak yang orangtuanya berkerja dengan penghasilan sangat minim? Walaupun zaman sekarang sudah berbeda dengan zaman dahulu, tetap saja masih ada anak indonesia yang tidak bersekolah. Biaya hidup semakin tinggi, membuat mereka yang tinggal di lingkungan jauh dari layak fasilitas pendidikan berkerja untuk membantu keluarganya, entah menjadi buruh atau menjadi penjual atau membantu kedua orang tua. 

Peningkatan tarif hidup inilah yang terkadang menyedihkan bagi masa depan anak-anak indonesia. Sebagian dari mereka ada yang ingin sekali bersekolah demi merubah nasib keluarganya agar lebih baik. Tapi kenyataannya pasti akan jauh berbalik, mereka harus putus sekolah dan mengurung jauh cita-cita yang mereka inginkan. Bagaimana cara agar mereka dapat bersekolah? Pemerintah memang sudah jelas tidak memungut biaya untuk pendidikan selama 12 tahun Seperti yang diketahui sekolah sudah di gratiskan. Maksud dari gratis: hanya gratis pada tiap bulannya, tetapi tidak dengan uang pertama pada masuk tahun ajaran pertama. Biasanya sekolah akan meminta uang seragam dan lain-lain. Apa ini yang disebut pendidikan yang merata dan meluas ?. Di luar sana banyak anak yang menginginkan pendidikan yang bermutu. Bagaimana kelanjutan untuk anak-anak yang terpaksa putus sekolah?

Ironis sekali jika Negara ini tetap seperti itu. di seluruh Negara yang tercinta ini banyak anak-anak yang memiliki keterampilan dan kecerdasan yang luar biasa bagaimana bias Negara ini mensia-siakan talenta anak bangsa. Beribu impian yang tersimpan tetapi tak bias di raih, rasa penyesalan, rasa sedih pasti ada disetiap anak yang memiliki mimpi yang menginginkan masa depan yang cerah. Namun, apa yang harus mereka lakukan saat impian mereka harus terkubur-kubur jauh di dalam hati mereka. Ingin sekali mewujudkan untuk membahagiakan kedua orang tua itu sangatlah sulit, ditambah dengan keadaan yang selalu tak sejalan. 

Hidup di dunia ini bagai hidup di dunia fantasi yang begitu liar,kejam,dan menakutkan. Yang berkuasa akan bertahan di posisinya dan yang paling bawah akan selalu di bawah. Dunia ini terlalu munafik bagi orang-orang yang berjanji didepan banyak orang, tetapi selalu mengingkari dan mengkhianati orang yang mempercayai nya.

Jadi solusinya untuk mereka itu apa? Sampai saat ini belum dapat dijelaskan karena, masih saja anak di indonesia yang tidak bersekolah. Ada yang beralasan mereka tidak sekolah karena akses jalan menuju sekolah sangatlah jauh dan curam atau berbahaya, atau orang tua beranggapan yang penting anak dapat melakukan aktivitas yang menghasilkan uang, atau bisa saja orang tua lebih setuju untuk menikahi anak pada usia yang terbilang muda. Sedih sekali, mengingat tragisnya anak muda yang putus asa atas mimpi-mimpinya. Padahal banyak kekayaan didunia ini yang bisa mereka raih jika mereka terus belajar dan memahami isi dunia ini. Generasi demi generasi dunia akan terus berubah, berbagai inovasi terus bermunculan , inovasi yang dapat merubah segalanya selamanya hingga akhir dunia, tangan dunia ini dipegang oleh generasi yang bertanggung jawab.

Saya selaku siswa pelajar, saya menginginkan impian saya terwujud, tetapi banyak sekali orang yang tidak mendukung saya, dan cenderung menjatuhkan saya. Sering sekali saya merasa putus asa untuk mengejar impian saya. Tetapi, untuk apa saya menyerah, untuk apa mendengar kata-kata omong kosong orang lain yang hanya bisa mencaci saya. Ini hidup saya bukan orsng lain, dengan begitu saya selalu berdoa dan percaya impian itu dapat diraih saat kita berusaha dan percaya. Saya masih berumur 16 tahun dan jalan saya masih panjang, saya tidak boleh menyerah sampai finish. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun