Film Indonesia yang tayang pada tahun 2019 ini merupakan produksi dari Visinema Pictures dengan sutradara Farishad Latjuba dan Jeny Yusuf sebagai penulis kenario. Film ini memasangkan dua tokoh utama yakni Atiqah Hasiholan sebagai Yasnina dan Arifin Putra sebagai Surya.
Dibalut dengan genre drama romantis, film ini berusaha untuk menggambarkan konflik yang di awal telah dimunculkan melalui pengkhianatan yang dilakukan oleh Iskandar ayah Surya kepada Yasnina sebagai pemeran tokoh utama dalam film ini.Â
Sebagai manajer investasi sukses di usia muda pengkhianatan yang dilakukan Iskandar adalah suatu ancaman keras baginya. Karena itu adalah awal bagi Yasnina merasakan benar-benar dibohongi oleh sahabat sekaligus calon mertuanya itu sendiri.
Tidak selesai sampai di sana, adanya konflik pengkhianatan tersebut. Sebelumnya Surya telah melamar Yasnina untuk dijadikan istrinya. Namun, hal tersebut terhalang oleh sikap Iskandar ayah Surya dan sikap Surya sendiri yang malah meninggalkan Yasnina sendirian di masa terpuruknya.
Ia kehilangan tempat tinggal, harta, aset, pernikahan dan semua kehidupan yang hampir sempurna itu hilang bersamaan direnggut oleh penghianatan Iskandar. Ardy selaku asistennya menyarankan bahwa masih ada satu aset tersisa yang belum dibalik namanya.
Tersisa satu aset vila di sebuah daerah bernama Tawangmangu di Jawa Tengah. Seperti yang kita ketahui bahwa daerah Jawa Tengah masih menjunjung tinggi kebudayaannya. Pada saat Yasnina datang untuk segera mengambil asetnya, ia dihadapkan pada kondisi keriwehan dalam suatu acara pernikahan.
Di sana ia harus menjumpai Bu Marjanti yang dikenal sebagai pemaes atau dalam bahasa Indonesia disebut perias pengantin. Lekat dengan kebudayaan, di sana tergambarkan bagaimana bu Marjanti sebagai pemaes yang menjunjung adat istiadat jawa dari mulai pakaiannya, riasannya, sikapnya dan bahasanya.
Yasnina masih seperti orang Jakarta yang kehilangan arah. Ia ternyata tidak bisa satu hari saja menyelesaikan aset itu. Bu Marjanti ternyata tidak semudah itu. Ia memiliki syarat yang diberikan kepada Yasnina agar aset yang ia maksud bisa sampai di tangannya.
Lantas apa syarat yang Bu Marjanti inginkan agar Yasnina dapat kembali mendapatkan aset satu-satunya yang ia miliki? Dan bagimana kah perjanalanan Yasnina dalam mendapatkan kembali asetnya? Apakah akhir bahagia akan menemani Yasnina? Atau akan berakhir sia-sia lagi seperti saat ini ia diombang-ambingkan oleh nasib perusahaan dan pernikahannya?
Semua pertanyaan tersebut akan terjawab melalui film "Mantan Manten (Manglingi) 2019" ini, melalui film ini penonton akan diberikan sebuah drama romantis yang kisahnya tidak jarang ditemui dalam kisah film drama romantis di Indonesia. Siapkan tisu, dan sebuah kelapangan hati dalam menonton film ini. Karena film ini bukan sembarang film yang tidak memiliki nilai moral yang kuat.
Dibalut dengan emosi, perasaan dan unsur budaya yang kental dan adanya perbedaan budaya yang ada justru semakin menghiasi jalannya film ini. Pemilihan latar tempat dan waktu dalam film ini juga semakin menjadikan film ini sebagai film berdrama romantis dengan unsur kebudayaan yang dimiliki Indonesia.