Masa kekhalifahan bani Abbasiyah sering disebut sebagai masa kejayaan Islam.
Salah satu khalifah yang berkontribusi dalam membangun kejayaan Islam kala itu adalah Harun Ar-Rasyid. Bahkan beliau sangat terkenal dengan kisah 1001 malamnya.
Harun Ar-Rasyid menjabat sebagai khalifah pada tahun 170 Hijriah di usianya yang ke-23 tahun. Beliau merupakan khalifah ke-5 dalam kekhalifahan bani Abbasiyah.
Pada masa kepemimpinannya, Harun Ar-Rasyid membangun hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain.
Beliau adalah khalifah pertama yang menerima duta besar ataupun utusan di istananya.
Ada satu kisah dalam masa kepemimpinan Harun Ar-Rasyid yang menggambarkan bahwa ia telah menerapkan
praktik diplomasi. Diplomasi Harun Ar-Rasyid terlihat ketika ia menghadapi kaisar wanita Bizantium yaitu Ratu Irene.
Harun Ar-Rasyid pernah melakukan perjanjian damai dengan Ratu Irene namun ketika Ratu Irene melanggar perjanjian tersebut, Harun Ar-Rasyid kemudian membawa lebih dari seratus ribu pasukan mujahidin menuju konstatinopel untuk menyerang Bizantium.
Ketika Bizantium dikepung, Irene mengirim pasukannya untuk meminta keringanan kepada Harun Ar-Rasyid.
Saat pasukan Irene datang, Harun Ar-Rasyid menyampaikan pesan kepada Ratu Irene melalui pasukan tersebut.
Beliau berkata "Katakan pada ratumu bahwa aku akan melepaskan Konstantinopel dengan syarat ia mengirimkan 70.000 koin emas sebgai upeti tahunan. Jika ia menepatinya, aku akan menjamin Konstantinopel tidak akan diganggu oleh serangan muslimin lainnya."
Ketika Ratu Irene menyepakati kesepakatan tersebut, Harun Ar-Rasyid kemudian menepati janjinya dan tidak menaklukkan Konstantinopel.
Kisah diatas telah mencerminkan bahwasanya Harun Ar-Rasyid telah mempraktikkan diplomasi dalam masa kepemimpinannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H