Desa Bambang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius, seperti banyaknya sampah yang berserakan tanpa diolah, kelangkaan air, kekeringan, dan adanya tambang pasir ilegal. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan dan membutuhkan perhatian serius dari masyarakat sekitar. Kesadaran yang rendah tentang pentingnya menjaga lingkungan memicu inisiatif dari tim KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda, khususnya anak-anak, mengenai dampak dari sikap tidak peduli terhadap lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, tim KKN FP UB memutuskan untuk mengadakan sosialisasi dengan tema "Peduli Lingkungan" kepada siswa-siswi kelas 8 SMPN 2 Wajak Satu Atap pada tanggal 16 Juli 2024.
Kepala Sekolah SMPN 2 Wajak, Bapak Kunariadi, mengungkapkan bahwa "Keadaan lingkungan di Desa Bambang masih memerlukan perhatian lebih dari masyarakat. Kelangkaan air dan kekeringan lahan sering terjadi, sehingga tanaman sulit tumbuh. Sekolah ini pernah menjalankan program penanaman tanaman jahe merah dan serai, namun hasilnya kurang memuaskan karena kondisi lingkungan yang panas dan kering, serta kurangnya perhatian siswa dalam merawat tanaman."
Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman siswa tentang pentingnya peduli terhadap lingkungan sekitar mereka. Inisiatif ini juga bertujuan untuk mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) terkait lingkungan hidup, yaitu "Desa Peduli Lingkungan Darat," melalui pembinaan dan pelestarian lingkungan. Dengan membentuk dan memupuk sikap peduli lingkungan pada generasi muda, diharapkan tercipta lingkungan desa yang lestari, nyaman, dan berkelanjutan bagi masyarakat Desa Bambang.
Sosialisasi dilakukan pada siswa kelas 8A dan 8B SMPN 2 Wajak Satu Atap dengan beberapa kegiatan utama. Kegiatan pertama adalah pre-test untuk mengukur pengetahuan awal siswa tentang lingkungan, termasuk definisi peduli lingkungan, contoh sikap peduli dan tidak peduli terhadap lingkungan, dampak ketidakpedulian terhadap lingkungan, dan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Selanjutnya, pemberian materi yang berjudul "Peduli Lingkungan" yang berisi penjelasan tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada pre-test maupun post-test. Setelah pemaparan materi, diadakan sesi tanya jawab untuk memperdalam pemahaman siswa, kemudian dilanjutkan dengan post-test untuk mengukur pemahaman siswa setelah pemberian materi, dan diakhiri dengan pembuatan kertas harapan di mana siswa menuliskan harapan mereka mengenai kondisi lingkungan Desa Bambang di masa depan.
Hasil post-test menunjukkan bahwa para siswa telah memahami seluruh materi yang disampaikan dan menyadari pentingnya bersikap peduli terhadap lingkungan. Mereka juga memahami berbagai masalah lingkungan yang ada di Desa Bambang dan berniat untuk mulai mengimplementasikan sikap peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Dari kertas harapan yang dibuat oleh siswa, mayoritas menginginkan agar Desa Bambang bersih dari sampah, tidak mengalami kelangkaan air dan kekeringan, serta bebas dari penambangan pasir yang berlebihan.
Kegiatan sosialisasi bertema "Peduli Lingkungan" ini berjalan dengan baik dan berhasil mencapai tujuan yang diharapkan. Para siswa kelas 8 telah memahami dan menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Hal ini terlihat dari hasil pre-test dan post-test yang menunjukkan peningkatan pengetahuan mereka. Mereka juga mengerti bahwa kondisi lingkungan sangat mempengaruhi keberlangsungan dan keberlanjutan kehidupan masyarakat di Desa Bambang.
Penulis: Dwi Rinsen Imeliawati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H