Mohon tunggu...
dwi retno
dwi retno Mohon Tunggu... -

simpel.do the best

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dukung Mangrove Center dan Perda Pesisir Demi Anak Cucu Kita

30 Oktober 2011   14:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:16 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki pesisir yang panjang dan luas. Kondisi pesisir di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan dengan berkurangnya ekosistem yang berfungsi sebagai penyangka seperti mangrove. Sebagai akibat berkurangnya ekosistem tersebut munculnya berbagai bencana alam seperti yang sering di alami oleh Indonesia selama ini. Bencana yang timbul antara lain tsunami, banjir, abrasi pantai, dan sebagainya. Daerah di sekitar pesisir saat ini memang sangat rentan terhadap bencana. Sekilas mengingat bencana tsunami yang terjadi di Nangroe Aceh Darussalam. Akibat kedahsyatan gelombang tsunami tersebut beribu-ribu orang meninggal dunia dan sebagaian besar rumah pun hancur tak bersisa. Bencana juga mengancam Ibukota negara Indonesia yakni Jakarta. Setiap tahunnya Kota Jakarta tidak pernah luput dari bencana banjir. Pernahkah kita sadari bahwa perlakuan kita telah mendzolimi alam yang selama ini telah kita tinggali.

Kembali mengaca pada kondisi pesisir Indonesia saat ini terutama di pantai utara pulau jawa yang telah mengalami berbagai kerusakan, baik dikarenakan faktor alam maupun faktor ulah manusia. Seringnya terjadi alih fungsi lahan yang digunakan untuk tambak, permukiman, industri maupun pengembangan pariwisata sehingga fungsi konservatif didaerah sekitar pantai atau laut hilang.Adanya perubahan fungsi penggunaan lahan di daerah pesisir tersebut membuat daya dukung lingkungan semakin menurun. Ibaratkan lingkungan itu seperti diri kita sendiri, bila terlalu banyak beban yang kita tanggung maka suatu ketika kualitas kita semakin menurun dan terkadang kita marah kepada sang pemberi beban tersebut. Adanya analogi tersebut sangat wajar lingkungan mengalami penurunan daya dukung terhadap aktivitas yang dilakukan oleh manusia dan terkadang lingkungan juga marah, kemarahan itu dimunculkan dalam bentuk bencana alam yang selama ini terjadi. Kegiatan sadar lingkungan sekitar saat ini memang sedang gencar di lakukan oleh pemerintah diberbagai kota/kabupaten sebagai upaya untuk menanggulangi bencana yang sering terjadi atau yang akan terjadi. Salah satu contoh kegiatan yang sedang gencar dilakukan adalah penanaman mangrove di daerah-daerah pesisir. Ekosistem mangrove yang selama ini telah berkurang jumlahnya dicoba untuk ditingkatkan kembali mengingat fungsi dari ekosistem ini sangatlah penting. Fungsi dari ekosistem mangrove ini mencakup fungsi fisik yakni menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi laut/abrasi, intrusi air laut, mempercepat perluasan lahan, dan mengolah lombah. Secara bioogis, manrove ini berfungsi sebagai tempat pembenihan ikan, udang, dan habitat alami bagi berbagai jenis biota. Ekosistem mangrove juga memiliki fungsi ekonomis yakni sebagai sumber bahan bakar, pertambakan, tempat pembuatan garam, dan dapat digunakan sebagai bahan bangunan. Beragam keuntungan dapat diperoleh dengan keberadaan ekosistem mangrove yang seirng terwujud dalam hutan mangrove ini, akan tetapi selama ini selalu terabaikan keberadaannya.

Hutan mangrove telah terbukti sangat mejarab dalam upaya mengurangi dampak negative bencana tsunami di pesisir pantai berbagai negara di Asia. Hutan mangrove yang sangat lebat yang terlihat seperti tembok alami sangat menyalamatkan penduduk di Nias dari bencana tsunami. Mangrove tersebut bekerja sangat bagus yakni mengurangi kecepatan air dan volume air dari gelombang tsunami sampai ke daratan sedikit. Kedashayatan fungsi dari hutan mangrove ini sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi Indonesia saat ini. Penanaman kembali mangrove di berbagai kota/kabupaten sangatlah bagus sebagai upaya dini dalam penanggulangan bencana. Kelemahan dari kegiatan yang digembor-gemborkan oleh pemerintah kota/kabupaten ini biasanya hanya bersifat sensasional dan sementara tanpa ada tindak lanjut dari pemerintah setempat. Perlunya upaya yang lebih intensif untuk penanggulangan bencana yang telah terjadi selama ini. Kegiatan penanaman kembali di hutan mangrove sebaiknya tidak dijadikan suatu ajang mencari sensasional akan tetapi dijadikan suatu langkah awal terbentuknya suatu mangrove center. Mangrove center yang dimaksud hutan mangrove memiliki ketebalan yang rapat dan lebar. Kondisi Mangrove center di Indonesia selama ini telah mengalami kerusakan. Dengan terbentuknya kembali mangrove center maka ekosistem mangrove akan berfungsi secara maksimal. Adanya mangrove center dianggap sebagai upaya tindak lanjut yang sangat sesuai untuk menanggulangi bencana yang selama ini terjadi dan mencegah bencana lain di kemudian harinya. Selain itu keberadaan mangrove center ini tidak akan mematikan perekonomian warga sekitar untuk melakukan aktivitas pertambakan akan tetapi lebih membantu meningkatkan hasil panen mereka. Dengan adanya mangrove center ini juga dapat mengurangi biaya pemerintah dalam pembangunan tanggul pemecah gelombang atau lain sebagainya yang sangat memakan biaya yang cukup besar dalam pembangunannya tetapi tidak memiliki fungsi yang maksimal.

Bencana yang saat ini terjadi mungkin saja dapat diatasi dengan keberadaan mangrove center tersebut akan tetapi ulah tingkah manusia untuk mengekspoitasi lahan di daerah pesisir juga perlu diberi batasan yang jelas. Tidak dapat dipungkiri bahwa kerusakan yang terjadi di daerah pesisir mayoritas disebabkan oleh manusia. Manusia termasuk makhluk yang selalu merasa tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki. Tidak puas memanfaatkan lahan perkotaan yang saat ini sudah mencapai puncak kepadatan, berpindah menuju kawasan konservatif yang mayoritas lahannya masih berupa lahan hijau. Dengan embel-embel kenyamanan, pemandangan yang apik, dan peluang investai yang bagus, para developer berhasil menggait para penanam modal untuk menyukseskan pembangunan seperti perumahan, perkantoran, atau super blok yang berdomisili di daerah pesisir. Batasan dalam pemanfaatan lahan ini sangat diperlukan demi keberlanjutan kehidupan suatu kota. Batasan tersebut dapat berupa Peraturan Daerah (Perda) Kota/Kabupaten yang mengatur mengenai pemanfaatan kawasan pesisir di kota/kabupaten tersebut. Perda tersebut selain berfungsi sebagai pembatasan pemanfaatan ruang di kawasan pesisir juga berfungsi sebagai acuan untuk pemanfaatan dan pengelolaan kawasan pesisir yang ada sesuai dengan karakteristik pesisir di kota/kabupaten tersebut sehingga kota/kabupaten dapat mengambil keuntungan dari pemanfaatan pesisir tersebut. Dengan adanya mangrove center sebagai upaya konkrit penanggulangan bencana dan dibuatnya Perda Kota/Kabupaten untuk pembatasan pemanfaatan lahan di kawasan pesisir diharapkan dapat menjadikan Indonesia, kota/Kabupaten yang ada didalamnya pada khususnya sebagai kota yang berkelanjutan dan layak ditinggalin untuk saat ini dan untuk anak cucu kita nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun