Mohon tunggu...
Dwi ratnasari
Dwi ratnasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa ilmu administrasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Biaya Transaksi pada Sektor Pertanian

10 November 2024   08:12 Diperbarui: 10 November 2024   08:35 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Biaya Transaksi Sektor Pertanian Di Negara Berkembang

 

Biaya transaksi merupakan biaya yang timbul akibat perdagangan ekonomi di pasar yang tidak sempurna. Pada Ekonomi kelembagaan (New Institutional Economics) biaya transaksi diasumsikan bahwa setiap orang dipengaruhi oleh kepentingan pribadi yang kompetitif. Biaya transaksi adalah bagian dari ekonomi kelembagaan yang muncul dan berdampak pada sektor lainnya termasuk sektor pertanian. Diberbagai bidang biaya transaksi menjadi faktor yang mempengaruhi pendapatan, karena semakin tinggi biaya transaksi semakin rendah pendapatan yang didapat oleh para pelaku usaha termasuk petani. Sektor pertanian pada negara berkembang mengalami masalah yang hampir sama. Permasalah-permasalahan pada sektor pertanian tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

  • Petani dan pedagang kecil menghadapi biaya transaksi yang tinggi yang mengakibatkan pasar dengan pendapatan yang rendah.
  • Kegagalan pasar dalam penyediaan kredit, input, dan layanan di daerah-daerah terpencil
  • Pasar tanah dan tenaga kerja yang tidak lengkap atau tidak sempurna

Biaya transaksi dapat disimpulkan sebagai biaya yang tidak ada dalam harga suatu barang ataupun jasa. Sektor Pertanian di negara-negara berkembang mengalami biaya transaksi yang tinggi. Masalah pertanian pada negara berkembang adalah tingginya biaya produksi, biaya distribusi dan rendahnya harga jual dari tengkulak. Biaya transaksi secara umum terdapat pada usaha para petani dalam memperoleh hal-hal berikut:

1. Pembiayaan yang berkenaan dengan modal

Beberapa pelaku usaha termasuk petani dinegara berkembang mengalami permasalahan pengadaan modal. Walaupun tidak semua petani mengalami kesulitan modal tetapi jika didukung oleh pemerintah permasalahan ini dapat mengurangi beban petani yang kekurangan modal. Tingginya biaya produksi diawal menjadikan tingginya modal yang harus disediakan oleh para petani di negara berkembang. Modal diawal yang tinggi ini harus mengendap untuk beberapa saat dikarenakan proses produksi pertanian yang cukup lama tergantung jenis tanaman yang ditanam. Selama proses penanaman petani masih belum bisa mengambil keuntungan dari proses pertanian tersebut sehingga dana yang dikeluarkan sebagai modal harus beku untuk beberapa waktu. Hal inilah yang mengakibatkan petani membutuhkan suntikan modal untuk keberlangsungan hidupnya selama masa tanam. Modal pada bidang pertanian berbeda dengan modal pada bidang lain,misalnya pada bidang bisnis. Pada bidang bisnis jual beli bisa dilakukan dan bisa langsung mendapat laba atau keuntungan dengan cepat tanpa harus menunggu dari masa tanam hingga masa panen untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Peran pemerintah diharapkan hadir diawal proses produksi bidang pertanian untuk memberikan modal sehingga proses pertanian bisa semakin lancar dan berjalan sukses. Pemberian modal bisa dilakukan dengan cara memberikan pinjaman lunak atau kredit minim bunga terutama bagi mereka para petani polowijo yang sangat membutuhkan modal sambil menunggu hasil panen.  

2. Biaya produksi (input)

Biaya transaksi pengadaan input atau biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh para petani untuk menyiapkan proses produksi pertanian. Biaya produksi meliputi tersebut meliputi:

  • biaya pengadaan bibit
  • biaya pembelian pupuk dan pestisida
  • biaya tenaga kerja untuk membantu proses produksi.

Permasalahan pertanian pada negara berkembang khususnya bidang pertanian sangat komplek. Permasalahan pengadaan biaya produksi yang tak terkedali oleh pasar merupakan masalah besar yang butuh ditangani oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara. Tingginya harga pupuk menejadi isu utama dibidang pertanian akhir-akhir ini. Pemerintah diharapkan memberi perhatian dengan cara memberikan subsidi pupuk bagi petani untuk mengurangi biaya pembelian pupuk yang saat ini sedang melambung tinggi. Hal ini harus segara ditangani mengingat omset petani yang terus menurun akibat tingginya harga pupuk. Kondisi ini dikhawatirkan semakin mengurangi minat masyarakat untuk mengembangkan sektor pertanian. Jika hal tersebut pasokan bahan pangan secara nasional akan munurun dan dalam kondisi yang tidak aman. Permasalahan lain yang muncul bagi para petani dinegara berkembang adalah tingginya biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja yang tinggi semakin mengikis laba atau keuntungan para petani.

3. Biaya Pemasaran hasil produksi (output) 

Biaya pemasaran hasil produksi adalah biaya yang juga harus dikeluarkan oleh petani untuk menyalurkan hasil panennya kepada pasar. Biaya pemasaran hasil produksi ini juga tidak bisa dianggap remeh karena biaya ini sangat mempengaruhi laba atau keuntungan petani. tengkulak membeli gabah dengan harga yang murah juga mengurangi keuntungan petani. Sering kita jumpai bahwa mereka para tengkulaklah yang memperoleh hasil yang lebih besar dibadingkan para petani yang sudah bersusah payah menanam hasil pertanian tsb. Biaya ini berhubungan dengan minimnya informasi yang dimiliki oleh petani. tak heran jika harga beras dipasaran dengan harga jual gabah dari petani sangat berbeda jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun