Dalam era modern yang penuh inovasi, limbah tidak selalu menjadi akhir dari sebuah proses; terkadang, ia adalah awal dari adanya peluang baru. Seperti bagaimana kulit kacang (kulit ari) kedelai, yang biasanya dianggap sampah setelah dipisahkan dari kacangnya oleh pabrik pembuat tempe, dia sebenarnya dapat bertransformasi menjadi pakan ternak bermutu tinggi. Di sinilah peran mahasiswa Subkelompok 7 dari KKN Reguler 07 Semester Gasal 2024/2025 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang menerapkan inovasi mengolah limbah ini menjadi sesuatu yang kembali mempunyai nilai tambah guna mendukung pencapaian SDGs desa.
Bayangkan bagaimana penerapan teknologi sederhana ini tidak hanya membantu mengurangi limbah tetapi juga meningkatkan kualitas hidup hewan ternak di desa, mendukung ekonomi lokal, dan pada akhirnya, mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Utamanya SDGs poin 12 yaitu 'Konsumsi dan Produksi Yang Bertanggung Jawab' dengan penekanan pada mengurangi produksi limbah melalui daur ulang dan penggunaan kembali. Kelompok KKN Reguler 07 melakukan pengabdian masyarakat bertempat di Desa Pandanarum, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Subkelompok 7 sendiri bermitrakan salah satu peternak bernama Bapak Duki Romadona. Bersama Pak Dona, kami melakukan serangkaian program, yaitu sosialisasi produk, pelatihan pembuatan produk, uji coba produk pada hewan ternak, hingga pendampingan dan pengawasan.
Sosialisasi menjadi langkah awal kami dalam memperkenalkan rancangan produk dan presentasi formulasi awal produk yang sudah diperkenalkan saat Eksibisi Program Kerja di kampus. Melalui sosialisasi yang dilakukan, kami berharap Pak Dona dapat menerima salah satu tawaran kami dalam menyediakan kebutuhan pakan ternak yang tidak hanya bergizi baik, tetapi juga ekonomis karena bahan utamanya sendiri tidak membutuhkan biaya yang berarti.
Pelatihan adalah langkah lanjutan yang dilakukan secara langsung di peternakan beliau di Jalan Pacet. Pak Dona hanya perlu mengambil kulit ari kacang kedelai yang menjadi limbah dari pabrik pengolahan tempe yang masih berlokasi di Desa Pandanarum. Kulit ari yang masih basah dari pabrik diberi larutan vitamin khusus untuk ternak, kemudian bisa dilakukan uji coba produk pada hewan ternak, khususnya sapi, kambing, dan kerbau. Pemberian pakan ternak dilakukan secara bertahap, sesuai dengan bobot kilogram per hewan. Pendampingan dan monitoring (pengawasan) akan dilakukan sepanjang pelaksanakan KKN selama dua belas hari. Langkah ini utamanya dilakukan sebagai bentuk tindakan preventif terhadap pemberian pakan yang dilakukan secara sekaligus. Karena meskipun pemberian kulit kacang kedelai ini tidak memerlukan proses adaptasi yang terlalu lama, jika diberikan sekaligus akan menyebabkan hewan ternak menjadi kembung karena kadar airnya yang tinggi.
Pemberian formulasi kulit kacang kedelai yang mencapai hingga 10% dari total harian pakan ternak secara intensif memberikan respon positif baik dari ternak maupun mitra kami. Diharapkan kedepannya, ini menjadi salah satu alternatif olahan pakan ternak yang tidak hanya dimanfaatkan oleh mitra tetapi juga oleh peternak lain di Pasar Hewan Desa Pandanarum, bahkan hingga peternak lain di wilayah yang lebih luas. Sehingga secara tidak langsung, kami sebagai mahasiswa dapat berkontribusi dalam mewujudkan SDGs Desa yang menjadi tema dan tujuan dari KKN Reguler 07 Semester Gasal 2024/2025 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI