Mohon tunggu...
dwirahmawati
dwirahmawati Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

saya seseorang mahasiswa yang hobi menulis dan membaca, hal yang saya baca ialah novel, berita dll. saya baru memulai nulis melalui tugas-tugas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Just In Time : Konsep dan Implementasinya Dalam Industri

4 Januari 2025   05:40 Diperbarui: 3 Januari 2025   18:46 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Just in Time (JIT) adalah suatu pendekatan dalam manajemen produksi yang bertujuan untuk meminimalkan pemborosan dengan memproduksi barang tepat pada waktunya sesuai dengan kebutuhan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Toyota Motor Corporation pada tahun 1970-an sebagai bagian dari sistem produksi mereka yang dikenal dengan nama Toyota Production System (TPS). Tujuan utama dari JIT adalah untuk mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi yang berlebihan, yang pada gilirannya mengurangi biaya penyimpanan, serta mempercepat waktu produksi. Dalam JIT, barang diproduksi hanya ketika ada permintaan yang nyata, yang mengharuskan perusahaan untuk memiliki sistem yang sangat efisien dalam merencanakan dan mengatur produksi serta pengiriman barang.

Salah satu prinsip dasar JIT adalah pengurangan persediaan. Dalam sistem JIT, perusahaan berusaha untuk meminimalkan jumlah bahan baku, komponen, dan barang jadi yang disimpan dalam gudang. Hal ini dilakukan dengan cara mengoptimalkan aliran barang melalui sistem produksi, sehingga hanya bahan baku yang dibutuhkan dalam jumlah tertentu yang dipesan dan diproduksi. Dengan begitu, biaya penyimpanan dan pemborosan yang diakibatkan oleh barang yang tidak terjual atau kadaluarsa dapat diminimalkan. Proses ini memungkinkan perusahaan untuk lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan permintaan pasar.

Keberhasilan penerapan JIT sangat bergantung pada koordinasi yang baik antara pemasok, perusahaan, dan pelanggan. Pemasok harus dapat mengirimkan bahan baku atau komponen tepat waktu, sesuai dengan jadwal produksi yang telah disepakati. Keterlambatan dalam pengiriman dapat mengganggu kelancaran proses produksi dan berpotensi menunda pengiriman produk ke pelanggan. Oleh karena itu, hubungan yang erat dan kepercayaan antara pemasok dan perusahaan menjadi sangat penting dalam penerapan sistem JIT. Selain itu, perusahaan harus mampu merencanakan dan memantau permintaan dengan tepat, untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat menyebabkan terhentinya produksi.

Implementasi JIT memerlukan sistem yang sangat efisien dan terintegrasi. Salah satu teknologi yang mendukung JIT adalah sistem Enterprise Resource Planning (ERP), yang membantu perusahaan dalam mengelola data dan informasi secara real-time. Dengan menggunakan ERP, perusahaan dapat memantau persediaan, permintaan, serta status produksi dan pengiriman dalam waktu yang bersamaan. Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat, sehingga produksi dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Dalam prakteknya, JIT mengharuskan perusahaan untuk memiliki infrastruktur dan teknologi yang mendukung aliran informasi yang lancar dan akurat.

Selain itu, JIT juga berfokus pada perbaikan kualitas secara berkelanjutan. Dalam sistem JIT, kualitas produk yang dihasilkan harus dijaga agar sesuai dengan standar yang ditetapkan, sehingga barang yang diproduksi tidak perlu diperbaiki atau dibuang. Untuk itu, perusahaan sering menerapkan metode Total Quality Management (TQM) yang melibatkan semua karyawan dalam upaya perbaikan kualitas produk dan proses. Dengan mengintegrasikan kualitas dalam setiap langkah produksi, perusahaan dapat menghindari pemborosan yang terjadi akibat produksi barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi atau standar kualitas.

Penerapan JIT juga mendorong pengurangan waktu siklus produksi, yaitu waktu yang diperlukan untuk memproduksi satu unit barang dari bahan baku hingga barang jadi. Dengan mengurangi waktu siklus ini, perusahaan dapat lebih cepat merespons permintaan pasar dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Selain itu, waktu yang lebih singkat dalam produksi memungkinkan perusahaan untuk lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan permintaan, baik dalam volume maupun jenis produk yang dibutuhkan. Hal ini menjadi sangat penting di era persaingan global yang semakin ketat, di mana perusahaan yang lebih cepat dalam merespons kebutuhan pelanggan memiliki keunggulan kompetitif yang lebih besar.

Namun, meskipun banyak keuntungan yang ditawarkan oleh JIT, penerapannya juga tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah risiko gangguan dalam rantai pasokan. Jika ada keterlambatan pengiriman bahan baku atau komponen dari pemasok, maka produksi perusahaan dapat terganggu, yang berpotensi menunda pengiriman produk kepada pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki sistem pemantauan dan pengendalian yang canggih untuk mengurangi risiko ini, serta hubungan yang solid dengan pemasok untuk memastikan kelancaran pengiriman bahan baku tepat waktu. Selain itu, perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor ketidakpastian dalam permintaan pasar, yang kadang sulit diprediksi dengan akurat.

Meskipun demikian, banyak perusahaan yang telah berhasil menerapkan JIT dengan hasil yang positif, terutama di sektor manufaktur otomotif dan elektronik. Toyota, sebagai pelopor JIT, telah berhasil mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi produksi, yang berkontribusi pada kesuksesan mereka di pasar global. Di Indonesia, beberapa perusahaan juga mulai mengadopsi prinsip JIT untuk meningkatkan daya saing mereka, baik di pasar domestik maupun internasional. Penerapan JIT di Indonesia juga mulai meluas ke sektor lain, seperti makanan dan minuman, tekstil, dan produk konsumen lainnya, yang semakin menunjukkan pentingnya efisiensi dan pengelolaan persediaan yang tepat waktu dalam menjalankan bisnis.

Secara keseluruhan, Just in Time adalah suatu konsep yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan, terutama dalam hal pengurangan biaya dan peningkatan efisiensi produksi. Namun, implementasi JIT memerlukan perencanaan yang matang, koordinasi yang baik antara pemasok dan perusahaan, serta penggunaan teknologi yang mendukung sistem produksi yang efisien. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, perusahaan yang mampu mengoptimalkan penggunaan prinsip JIT dapat memperoleh keunggulan yang signifikan dalam hal biaya, waktu, dan kualitas produk, serta lebih responsif terhadap perubahan pasar.

dibuat oleh : Dwi rahmawati dan Purwanti., S.Pd., MM

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun