Mohon tunggu...
dwi rahmanto
dwi rahmanto Mohon Tunggu... -

saya adalah pemuda yang sedang menuntut ilmu untuk berkarir.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hindari Stress dengan Menjadi Problem Solver

14 Desember 2010   20:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:44 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12923590301458249948

Di dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita menemui beragam masalah. Bahkan masalah seakan tidak akan pernah lepas dari kehidupan kita. Dimana jika masalah yang satu sudah terselesaikan, maka niscaya akan ada lagi masalah yang menghampiri kita. Entah itu masalah yang sama atau berbeda dengan yang sebelumnya. Parahnya jika kita tidak lekas mencari solusi dari masalah yang kita hadapi, maka kita akan mudah hanyut pada masalah itu sehingga kita tidak dapat memikirkan hal lain yang lebih penting atau bahkan mengalami stress.

NahH...maukah Anda menjadi stress karena masalah yang Anda hadapi?? Tentu saja tidak kan? Untuk itu mari kita menjadi seorang problem solver.

Untuk menjadi seorang problem solver, kita harus menjadi orang yang kritis dan kreatif. Lalu apa itu kritis dan kreatif? Serta bagaimana caranya agar kita menjadi orang yang kritis dan kreatif?

Sebelumnya kita bahas terlebih dahulu apa itu berpikir kritis. Berpikir kritis (critical thinking) adalah kemampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian terhadap sejumlah pernyataan dan keputusan objektifberdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang sehat dan fakta-fakta yang mendukung. Para pemikir kritis itu mampu mencari kekurangan yang terdapat dalam argumen-argumen dan menolak pernyataan-pernyataanyang tidak didukung fakta.

Bagaimana cara berpikir kritis? Berikut akan dijelaskan delapan panduan penting dalam berpikir kritis.

Pertama, ajukan pertanyaan. Bersedialah mengagumi dan bertanya. Salah satu jenis pertanyaan yang sering dilontarkan adalah “mengapa?” yang mengisyaratkan keengganan untuk menerima penjelasan sederhana.Mekanisme pemicu untuk berpikir kritisadalah kecenderungan untuk ingin tahu, untuk berpikir, untuk menyelidiki, untuk bertanya. Pertanyaan “apa yang menjadi seperti itu?”, pertanyaan-pertanyaan bisa mebuat kita menemukan berbagai persoalan dan tantangan. Usaha kitauntuk bertanyamengenai sesuatu yang belum pernah ditanyakan maka itu akan membuat suatu persoalan dan menantang kita dan orang disekitar untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Kedua, mendefinisikan istilah yang digunakan. Perlu adanya mendefinisi atas suatu pertanyaan. Begitu mengajukan pertanyaan langkah berikutnya adalah merumuskannya ke dalam istilah yang jelas dan konkret.

Ketiga, apa alasan yang diajukan. Jika kita berharap orang lain menerima kita dan memaafkan tindakan kita, kita harus memberikan alasan yang meyakinkan. Sebaliknya jika kita menerima apa yang kita baca, kita menuntut alasan yang bagus. Kita harus mengidentifikasi alasan dan bertanya apakah alasan-alasan yang dikemukakan masuk akal sesuai dengan konteksnya.alasan yang bagus didasarkan pada informasi yang dapat dipercaya dan relevan dengan kesimpulan yang ditarik sesudahnya.

Keempat, menilai fakta. Mengambil kesimpulan tanpa disertai fakta atau mengharapkan orang lain melakukan hal yang serupa adalah indikasi dari sebuah kemalasan berpikir. Tugas dari pemikir kritis adalah mencari bukti yang didasarkan atas fakta. Untuk menemukan bukti yang dapat dipercaya kita harus bekerja selaras dengan alam. Kita menghubungkan satu detail yang lain untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam.

Kelima, menganalisis berbagai asumsi. Asumsi adalah keyakinan-keyakinan yang diterima begitu saja, tanpa dipertanyakan lagi. Para pemikir kritis mencoba mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi yang sudah tidak diperdebatkan lagi. Asumsi baru bisa diterima apabila jelas, logis, dan didasarkan pada pengalaman yang luas.

Keenam, sudut pandang. Sudut pandang, sudut pribadi yang kita gunakan dalam memandang sesuatu dapat membutakan kita dari kebenaran. Pemikir kritis berusaha untuk sementara menangguhkan sudut pandang mereka dan pada saat yang sama mereka melakukan pertimbangan-pertiimbangan untuk meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pemahaman. Untuk menilai sesuatu kita tidak hanya memandang satu satu sudut pandang dati dari berbagai sudut pandang.

Ketujuh, kesimpulan apa yang ditawarkan. Pemikir kritis berusaha menyimpulkan. Apabila lebih dari satu kesimpulan yang muncul, dengan hati-hati kita menguji alasan kita, meninjau kembali logikakita dan mempertimbangkan keakuratan dan ketepatan bukti. Sebuah alasan yang keliru membuat alasan menjadi lemah.

Kedelapan, mengimplikasikan kesimpulan-kesimpulan yang sudah diambil. Kesimpulan hampir selalu memiliki efek samping. Jika kesimpulan yang diambil tidak merugikan, maka pemikir kritis akan memakai kesimpulan tersebut.

Selanjutnya kreatifitas, dimana kreativitasadalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasanataukonsepbaru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru.

Bagaimana cara menjadikan diri kita menjadi kreatif ? Mungkin yang saya cantumkan disini adalah cara yang ditujukan untuk anak dan tidak langsung untuk kita orang dewasa. Kenapa? Ibarat kata “sambil menyelam sambil minum air”, kita dapat menjadikan diri kita kreatif dengan mengarahkan anak kita kemudian merefleksikannya pada diri kita.

Berikut ini beberapa cara praktis yang bisa Anda lakukan untuk membentuk anak agar lebih kreatif.

MEMILIH POLA ASUH YANG TEPAT

Peran pola asuh orang tua sangat dominan pada pembentukan kreativitas seorang anak.

- Tidak terlalu mengontrol ekspresi kreativitasnya. Jika orang tua terlalu mengontrol perilaku anak, apalagi jika dibarengi dengan berbagai larangan atau kritikan-kritikan mengenai perilaku anak, hampir dapat dipastikan anak akan tumbuh menjadi anak yang pasif. Anak tidak punya inisiatif karena dia takut apa yang diperbuatnya adalah salah. Anak juga putus asa karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan atau apa yang diharapkan orang tua dan dirinya. Anak-anak seperti ini biasanya juga muncul pada orangtua yang over protektif.

Saya tidak mengatakan bahwa anak diberi kebebasan untuk melakukan apa saja, tanpa kontrol. Namun yang ingin saya tekankan adalah, berilah anak kebebasan untuk mengeksresikan kreatifitasnya.

- Hindari kritikan yang mematikan kreatifitas. Anak-anak yang aktif biasanya datang dari orang tua yang tidak mengkritik perilaku anaknya. Bahkan tidak segan-segan menunjukkan apreasiasi terhadap perilaku mereka dan cenderung menerima perilaku anak, sehingga ia merasa nyaman dan berani mencoba hal-hal baru. Penerimaqn dari orang tua juga membuat anak memiliki pandangan positif terhadap dirinya sendiri.

Demikian juga saat anak menghasilkan sebuah karya. Bukan tugas kita untuk mengkritik hasil karya anak kita tersebut, yang mungkin tidak berharga bagi kita.

- Memberi rasa aman dan percaya diri. Karena memiliki rasa aman dan percaya diri, maka anak tidak mengalami kesulitan di dalam mengekspresikan diri, berani mengambil keputusan sendiri, mengambil resiko yang realistis, dan berani bertanggungjawab atas keputusan yang sudah mereka ambil. Mereka bisa mencari dan mengeksplorasi lingkungannya sehingga relatif mudah dirangsang kreativitasnya.

MENGHARGAI KARYA ANAK

Pernahkah Anak Anda menghasilkan sebuah karya, dan menunjukkannya kepada Anda ? Saya yakin, pernah. Dan bagaimana sikap Anda, ketika Anda menerima hasil karya dari anak Anda tersebut ? Sikap Anda saat menerima hasil karya anak Anda, bisa berpengaruh terhadap perkembangan kreatifitas anak Anda. Jika sikap Anda menyenangkan, maka anak akan lebih termotivasi lagi untuk berkarya dan mengembangkan kemampuannya. Namun jika sikap Anda cenderung tidak menghargai karya tersebut, maka anak Anda akan “trauma”. Ia akan menjadi malas untuk mengembangkan potensinya. Dan pada akhirnya, perkembangan kreatifitasnya akan terhambat oleh sikap Anda.

Mungkin hasil karya anak Anda adalah biasa di mata Anda. Namun bagi anak, hasil karyanya adalah bernilai. Ia telah merasa mengeluarkan segala kemampuannya. Dan ia ingin hasil karyanya dihargai oleh orang lain, terutama sang orang tua.

Ada beberapa cara untuk menghargai hasil karya anak kita, antara lain :

- memberikan pujian yang

- Memberikan hadiah

- Memajang karya anak di tempat yang mudah dilihat

MENGHARGAI KEMAMPUANNYA

Sikap menghargai kemampuan anak, mungkin sepele bagi Anda dan anggota keluarga yang lain. Namun bagi si anak, sangatlah penting. Beberapa cara untuk menghargai kemampuan anak antara lain :

- Memperhatikan anak tersebut

- Memberikan pujian

- Memberikan hadiah

- Tidak mengejek/meremehkan

MEMBERIKAN TANTANGAN

Memberikan tantangan kepada anak, akan banyak memberikan manfaat bagi anak. Beberapa manfaat tersebut antara lain :

- anak menjadi lebih kreatif

- otak anak berkembang dengan baik

- anak akan menguasai ketrampilan tertentu sesuai dengan tantangan yang Anda berikan

- Anak Anda akan merasa senang, dan Andapun juga demikian

- Rasa percaya diri pada anak akan lebih besar untuk menghadapi tantangan yang lain Apa saja tantangan yang bisa Anda berikan kepada anak Anda ? Berikut beberapa contoh:

- permainan

- tugas rumah

- teka-teki

- dll

TIDAK TERLALU MEMANJAKANNYA

Kasih sayang wajib diberikan setiap orang tua kepada semua anaknya. Karena kasih sayang adalah kebutuhan bagi si anak. Tapi memberikan kasih sayang, tidak harus berupa sikap memanjakan.Tidak semua sikap memanjakan orang tua, merupakan bentuk kasih sayang. Sikap memanjakan anak yang tidak pada tempatnya, justru akan merugikan si anak

SUASANA KONDUSIF

Ciptakanlah suasana lingkungan yang aman, nyaman, dan tentram, sehingga akan membuat anak lebih bebas di dalam mengungkapkan perasaan, sikap,. Dan pendapatnya secara terbuka. Jika anak memiliki kebebasan untuk bereksplorasi dan berkarya, niscaya dia akan mampu menghasilkan krya kreatif atau sesutu yang baru yang mungkin belum pernah terpikirkan oleh orangtuanya.

Jangan lupa anak-anak memiliki daya kreativitas. Jadi dengan sendirinya, anak memang kreatif. Hal ini nampak dari rasa ingin tahunya yang besar, spontanitas, banyak mengajukan pertanyaan, selalu ingin menjajaki dan mengeksplorasi lingkungan, serta senang melakukan eksperimen. Jika diberi mainan baru, misalnya, ia akan membongkarnya. Ia ingin tahu, kalau dibongkar, apa jadinya nanti. Oleh karena itu orang tua tidak boleh lekas marah.

HARGAI ANAK

Orangtua juga sebaiknya tidak menilai anaknya hanya dari prestasinya di sekolah saja. Sebab anak pada dasarnya memiliki berbagai macam kecerdasan, seperti ;

- Number smart , kecerdasan logis-matematis

- Word smart, kecerdasan linguistik/berbahasa ; membaca dan menulis

- Picture smart, kecerdasan menggambar/spasial

- Sef smart, kecerdasan intrapribadi

- People smart, kecerdasan antar pribadi/bersosial

- Natural smart, kecerdasan naturalis

- Body smart, kecerdasan jasmani

Di samping itu rasa ingin tahu anak akan sesuatu juga harus dihargai. Dengan demikian, sudah menjadi keharusan bagi orang tua untuk banyak belajar dan mengikuti perkembangan zaman agar dapat mengimbangi rasa ingin tahu anak.

KOMUNIKASI Sangatlah penting untuk selalu memelihara komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Komunikasi yang baik adalah terjalinnya dialog yang akrab dua arah antara orang tua dan anak. Komunikasi yang baik akan mampu menciptakan kedekatan antara orang tua dan anak, baik secara fisik maupun psikis.. Dengan demikian, anak tidak akan ragu apalagi takut untuk mengungkapkan is hati dan pikirannya.

CERITA BAGI ANAK

Tidak bisa dipungkiri, cerita merupakan salah satu hal yang disukai oleh siapa saja, apalagi anak-anak. Beberapa manfaat cerita bagi anak antara lain :

1. Anak mendapat palajaran berharga dari cerita tersebut. Misalnya tentang moral.

2. Anak bisa mengambil banyak hikmah dari berbagai peristiwa kehidupan yang ada pada cerita tersebut

3. Kreativitas anak akan lebih terasah

4. Potensi kecerdasan anak akan optimal berkembang.

Ada beberapa cara untuk memberikan cerita kepada anak, antara lain: -Secara lisan,  anda menceritakan sebuah kisah secara lisan -Secara Tulisan, Anda membelikan anak Anda buku-buku cerita atau majalah anak

PERMAINAN KREATIF

Salah satu cara ampuh membentuk anak kreatif adalah dengan memberikan kepada anak aneka permainan. Saya banyak membahas tentang permainan ini di ebook yang lain.

TIDAK MENGAMBIL ALIH TANGGUNG JAWAB ANAK

Ada sebagia orang tua yang selalu mengambil tanggung jawab anak. Ia tidak akan membiarkan anaknya melakukan sendiri tugas dan tanggung jawabnya, karena ia menganggap anaknya tidak akan mampu. Orang rua semacam ini memiliki sifat perfeksionis sejati. Ia selalu menginginkan semua orang sempurna atau minimal seperti dirinya. Hal tersebut juga ia berlakukan terhadap anaknya.

Para pakar kreatifitas menegaskan bahwa setiap orang memiliki potensi kreatif dan kreatifitas itu sendiri dapat dipelajari dan ditingkatkan. Memang, faktor-faktor seperti pengetahuan, penguasaan teknik, pengalaman praktis, dan motivasi sangat penting peranannya dalam membuka dan mengembangkan potensi kreatifitas. Namun, tak kalah penting adalah pengembangan kebiasaan-kebiasaan positif yang merangsang cara berpikir atau tindakan kreatif.

Kebiasaan adalah tingkah laku yang dijalankan secara konsisten dan berulang-ulang. Sementara kebiasaan kreatif adalah tingkah laku yang dijalankan secara konsisten yang berakibat pada lahirnya berbagai bentuk output kreatif. Orang kreatif memiliki kebiasaan-kebiasaan positif yang mampu mengeliminir aral kreatifitas dan ujung-ujungnya mengaktualisasikan potensi kreatifnya. Begitu melekatnya kebiasaan tersebut sehingga memunculkan karakteristik spesifik yang menggambarkan seperti apa orang kreatif itu.

Sesungguhnya, bagi mereka yang merasa dirinya tidak atau kurang kreatif, mengembangkan kebiasaan kreatif menjadi cara yang ampuh untuk mengaktualisasikan potensi atau meningkatkan kreatifitasnya. Nah, kebiasaan-kebiasaan positif apa yang kondusif bagi proses kreatif? Berikut pembahasannya:

1. Bersikap terbuka

2. Berani mencoba

3. Menyukai tantangan

4. Mengolah (selalu tertantang untuk mengolah aspek internal dan eksternal demi mencapai hasil --yang menurut perkiraan dan imajinasinya-- lebih baik, bernilai, unik, dan lebih bercita-rasa.)

5. Imajinatif

6. Menyukai variasi

7. Bergairah

Setelah menjadi orang yang berpikir kritis dan kreatif maka akan terbentuklah seorang Problem Solver. Berpikir kritis dan kreatif merupakan komponen pendukung membentukkita menjadi seorang Problem Solver. Setelah kita sudah terbentuk menjadi seorang Problem Solver mulailah untuk memecahkan masalah.

Sebelum merumuskan solusi untuk memecahkan masalah kita perlu tahu dahulu, apa masalah itu sebenarnya? Masalah atau problem adalah apabila ada suatu penyimpangan yang diluar dari hal normal, penyebab masalah itu belum diketahui, dan berpotensi meresahkan siapapun yang terkait.

Menurut Fogarty (1997) langkah-langkah strategi belajar berbasis masalah adalah sebagai berikut:

1.Menemukan masalah 2.Mendefinisikan masalah 3.Mengumpulkan fakta 4.Menyusun hipotesis 5.Melakukan penyelidikan 6.Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan 7.Menyimpulkan alterntif pemecahan masalah secara kolaboratif 8.Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah

Salah satu strategi pemecahan masalah adalah memperkecil perbedaan antara status sekarang dalam situasi masalah dan status tujuan, di mana pemecahan didapatkan. Dengan kata lain, kita menentukan sub-tujuan yang, jika telah tercapai, menempatkan kita dalam kondisi yang semakin dekat dengan tujuan akhir.

Strategi yang serupa namun lebih canggih adalah analisis prosedur-tujuan. Di sini kita membandingkan status kita sekarang dengan status tujuan untuk menemukan perbedaan yang penting di antaranya; menghilangkan perbedaan ini menjadi sub-tujuan utama kita. Kemudian kita mencari cara atau prosedur untuk mencapai sub-tujuan tersebut.

Strategi lain adalah melangkah mundur daru tujuan, hal ini sangat berguna dalam masalah matematika. Misalnya kita berjalan dari tujuan ke sub-tujuan dan ke sub-tujuan yang lain dan seterusnya sampai kita mencapai pemecahan masalah dari tujuan itu.

Dalam memecahkan masalah, banyak orang memulai dengan representasi proposisional. Mereka bahkan mencoba menulis sejumlah persamaan dan justru menjadi bingung. Sebagian masalah dapat segera dipecahkan dengan memanipulasi proposisi atau pembayangan. Dan beberapa masalah jauh lebih mudah dipecahkan dengan representasi visual, meski terkadang muncul pertanyaan tentang apa yang direpresentasikan. Seringkali kita mengalami kesulitan dengan suatu masalah karena kita tidak dapat memasukkan sesuatu yang penting dalam representasi atau karena kita memasukkan hal yang tidak penting dalam masalah.

Dalam bidang tertentu, orang ahli memecahkan masalah dengan cara yang berbeda dengan orang awam. Perbedaan tersebut disebabkan karena strategi dan representasi yang berbeda. Ahli memecahkan masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan awam dalam beberapa hal: mereka memiliki lebih banyak representasi yang digunakan dalam memecahkan masalah; mereka merepresentasikan masalah baru dalam pengertian prinsip pemecahan daripada ciri permukaan; mereka membentuk rencana sebelum bertindak; dan mereka cenderung menalar ke depan ketimbang bekerja ke belakang.

Metode yang berguna untuk mempelajari pemecahan masalah adalah simulasi komputer, setelah membiarkan subjek berpikir keras memecahkan masalah yang kompleks, kita mencoba menulis program komputer yang memecahkan masalah dengan cara yang sama seperti manusia. Ini mengharuskan kita tepat tentang pengetahuan yang terlibat dalam pemecahan masalah.

Bagaimana?? mudahkan untuk menjadi seorang problem solver. Dengan menjadi seorang problem solver, kita tidak akan mudah hanyut dalam suasana atau masalah yang dihadapi. Tapi kita akan merasa tertantang untuk mencari solusi. NahH... jika sudah ada kata tertantang, tentu secra tidak langsung kita akan menikmati apapun yang terjadi dalam kehidupan kita.

Semoga bermanfaat......... salam kreatif............

referensi :

http://id.wikipedia.org/wiki/Kreativitas

http://www.untukku.com/artikel-untukku/membentuk-anak-kreatif-untukku.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun