Mohon tunggu...
Dwi Rahma Dita Febrianti
Dwi Rahma Dita Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya dwi rahma dita febrianti memiliki hobi membaca,menonton, dan berkuliner makanan. saya juga senang dengan konten vlog sehari-hari

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis novel "perempuan menangis kepada bulan hitam" karya Dian Purnomo menggunakan teori feminisme radikal menurut shulamith firestone

10 Desember 2024   12:46 Diperbarui: 10 Desember 2024   12:46 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

 ANALISIS NOVEL " PEREMPUAN MENANGIS KEPADA BULAN HITAM" KARYA DIAN PURNOMO

MENGGUNAKAN TEORI FEMINISME RADIKAL

Oleh Dwi Rahma Dita Febrianti (03040423076)

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya


Dian Purnomo yang memiliki nama kelahiran Dian Yuliasri merupakan perempuan kelahiran tahun 1976 bulan Juli pada tanggal 19 di Salatiga, Jawa Tengah Indonesia. Beliau adalah seorang penulis yang memiliki perhatian pada isu-isu sosial,khususnya isu perempuan dan perlindungan anak. Perempuan yang menangis kepada bulan hitam adalah buku ke 9 yang ditulisnya setelah enam tahun vakum. Novel ini merupakan karya yang dihasilkannya setelah menerima grant residensi penulis Indonesia 2019 disumba. Beliau adalah alumni kriminologi UI ini yang sedang aktif menghidupkan kelas nulis ditaman, sebuah kelas menulis diruang terbuka yang bayarannya berupa mata uang kebaikan. Dian Purnomo sudah menghasilkan karyanya sebagai novelis salah satunya ada perempuan menganis kepada bulan hitam setelah itu ketika ibu melupakanmi, dan yang terakhit yaitu perempuan yang merenung dilorong menuju laut. Novel yang berjudul perempuan menangis kepada bulan hitam ini mengisahkan seorang perempuan yang bernama Megi Diale dia adalah seorang lulusan sarjana pertanian diuniversitas Yogyakarta dan juga merupakan pegawai honorer dari dinas pertanian waikabubak didaerah sumba. Setelah melakukan perantauan yang menempuh pendidikan diluar daerah dan akhirnya tokoh Magi Diela kembali ke daerah kelahirannya dan akhirnya menjalani pembangunan akan daerah Sumba.

Cerita ini bermula dari magi diale yang belum pulang sampai larut malam sehingga semua keluarga yang ada dirumah serta teman-teman dekatnya merasa khawatir. Berita magi dieale hilang sudah menyebar diseluruh kampungnya. Seorang teman magi yang bernama dangu berfikit bahwa magi diculik untuk dijadikan bahan kawin tangkap yang dimana adat tersebut sudah turun temurun didaerah sumba. Setelah ditelusuri benar adanya bahwa magi telah diculik dan menjadi bahan kawin tangkap, hal tersebut terbukti ketika ada seorang laki-laki yang bernama lebah ali menyampaikan pesan ke orang tua magi bahwasannya magi diale sudah berada dirumahnya. Penculikan tersebut bermula saat magi ingin menuju ke desa hupu di sumba barat.sekitar jam dua siang magi meninggalkan kantor dan berangkat melewati jalan lebih cepat akan tetapi tempat tersebut sepi untuk orang lalu Lalang. Setelah keluar dai daerah waingapu magi nyaris tidak melihat seorang pun berlalu Lalang. Ketika tiba didekat bendungan perasaan magi mulai tidak nyaman dan mempunyai khayalan penculikan seorang perempuan yang dijadikan bahan kawin tangkap akan tetapi magi menepis khayalan seperti itu karena dia berfikir selama ini tidak ada yang melamarnya dan belum ada lamaran yang ditolak oleh sang ayah. Namun tidak lama setelah itu sebuah mobil pick up terbuka sudah berhenti disampingnya ada empat atau lima laki-laki yang mengangkatnya,dia berfikir bahwa dia akan dijadikan kawin tangkap oleh seeorang

Setelah magi dibawa ke daerah patakaju dia tahu bahwasannya yang melakukan kejahatan ini adalah lebah ali. Dia adalah seorang laki-laki yang sudah terkenal dengan julukannya mata keranjang. Lebah ali sudah dinekal sebagai teman kecilnya ayah magi. Setelah ditempatkan dikamar lebah ali yang sangat kumuh dan sangat kotor disitulah lebah ali melakukan pelecehan seksual terhadap magi. Magi merasa bahwa dirinya sudah merenggut kemerdekaannya sebagai perempuan. Lebah ali menjadikan magi istri hanyalah untuk memenuhi hasrat seorang laki-laki dan nafsu birahinya dan dia menjadikan tradisi kawin tangkap ini sebagai "tameng". Magi berfikir bahwasannya sebaiknya dia meninggal dari pada dijadikan alat untuk memenuhi hastar seorang laki-laki saja. Magi juga memiliki niat akan bunuh diri dikamar tersebut dengan cara menggigit urat nadi yang ada ditangannya akan tetapi melakukan hal tersebut bukanlah hal yang mudah,magi kesakitan dan becucuran darah yang banyak. Tidak lama kemudian magi berada dirumah sakit untuk diobati luka yang dialaminya. Selang beberapa waktu magi pulang kerumah Bersama keluarganya. Perlu waktu beberapa bulan magi bisa beraktifitas normal seperti biasanya. Dengan bantuan sosial media berita penculikkan magi sudah tersebat hingga direspon oleh gema perempuan yaitu Yayasan yang melindungi perempuan dan anak.

Hingga suatu saat magi memiliki rencana dengan gema perempuan untuk berda dirumah aman. Berawal mula magi pergi ke sungai untuk mencuci baju akan tetapi niat tersebut hanyalah bohong semata, tidak lama disungai magi kabur dan bertemu dangu diujung sungai. Dangu mengantarkan magi dirumah aman, rumah bu agustin Bersama sang suami. Akan tetapi magi tidak bisa lama sembunyi dirumah aman karena suami bu agustin ketua kampung maka dari itu cepat atau lambat orang lain akan tahu jika ada seseorang selain keluarganya. Setelah itu magi dipindahkan dirumah adik bu agustik didaerah soe yang dimana daerah tersebut sangat jauh dari kampung halamannya. Selama tujuh bulan magi berada disana magi berniat untuk pulang. Dan sampai rumah magi disambut oleh kedua orang tau dan teman-teman terdekatnya. Tidak lama kemudian sang ayah magi jatuh sakit dan memiliki permintaan terakhir kepada magi yaitu ingin melihat anak perempuannya menikah dengan lebah ali. Setelah menuruti permintaan sang ayah magi akhirnya menikah dengan lebah ali dan pindah ke rumah lebah ali yang ada didaerah patakaju. Pada malam kedua mereka lebah ali meminta magi untuk memenuhi hasratnay sebagai laki-laki akan tetapi saat lebah ali melakukan seksual kepada magi amarah lebah ali diluapkan melalui pukulan dibeberapa bagian tubuh magi. Sampai akhirnya magi pagi-pagi melapor kekantor polisi dengan adanya kejadian seperti itu. Saat sampai kekantor polisi magi pingsan dan dilarikan dirumah sakit dan ditemui oleh keluarganya. Disana keluarganya melihat bahwasannya dengan perbuatan kawin tangkap dan didukung oleh sang ayah magi mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Tidak lama kemudia sang ayah meminta maaf kepada magi karena telah menejrumuskan putrinya kelaki-laki yang sangat tidak baik. Kondisi lebah ali sudah ditangkap polisi dan masuk penjara.

Teori feminisme yang dapat diterapkan dalam novel ini adalah teori feminisme menurut shulamith firestone. Teori ini mengacu dengan menekankan budaya patriarki dari ketidaksetaraan laki-laki dan perempuan,lebih khusus lagi, dominasi sosial perempuan oleh laki-laki dan pelecehan seksual. Novel perempuan menangis kepada bulan hitam menggunakan teori feminisme radikal menurut shulamith firestone mengangkat beberapa aspek yaitu :

  • Penindasan biologis : pada novel ini terlihat pada tokoh utama magi diela yang menjadi korban kawin tangkap melalui budaya patriarki. Penindasan ini juga mengharuskan perempuan menerima perjodohan tanpa persetujuan
  • Revolusi biologis : pada novel ini juga terlihat pada tokoh utama yaitu magi diela yang melawan penindasan akibat kawin tangkap. Magi juga merebut kembali hak-hak sebagai perempuan ditengah budaya patriarti yang ada disumba NTT. Magi juga menolak peran yang ditentukan oleh masyarakat dan keluarganya
  • Keluarga dan pernikahan : tokoh utama magi diela diculik dan dipaksa untuk menikah dengan lebah ali . keluarga dan masyarakat yang berperan menegakkan budaya ini. Magi berjuang melawan penindasan dari orang tua dan adat.
  • Kesetaraan gender : magi diela sebagai perempuan seringkali kehilangan hak untuk memilih pasangan dan mengalami marginalisasi dalam mengambil keputusan. Magi melawan tekanan sosial yang menganggap peremuan sebagai objek pemuas hasrat laki-laki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun