orang merasa perlu untuk divalidasi, baik melalui pujian, pengakuan, atau bahkan sekadar "like" di unggahan mereka. Tapi, apakah validasi diri itu benar-benar penting, atau hanya ilusi yang kita kejar tanpa akhir?
Di tengah dunia yang penuh dengan sorotan media sosial dan ekspektasi masyarakat, banyakApa Itu Validasi Diri?
Validasi diri adalah pengakuan atas siapa kita, baik dari diri sendiri maupun orang lain. Pada dasarnya, kita semua ingin merasa diterima dan dihargai. Namun, ketika kebutuhan akan pengakuan ini terlalu berlebihan, itu bisa menjadi jebakan yang melelahkan.
Misalnya, kita merasa bahagia ketika orang lain melihat kesibukan kita, merasa semangat jika orang lain memuji pekerjaan kita, atau merasa kecewa jika tidak ada yang memperhatikan usaha yang kita lakukan. Ini menunjukkan bahwa kebahagiaan kita bergantung pada validasi eksternal, bukan pada penerimaan diri sendiri.
Mengapa Validasi Itu Penting?
Secara psikologis, kebutuhan akan validasi adalah hal alami atau wajar. Ia memberikan rasa percaya diri dan meningkatkan hubungan sosial. Ketika seseorang mengakui usaha kita, itu dapat memotivasi untuk bekerja lebih baik.
Namun, perlu kita tanamkan dalam diri bahwa validasi dari orang lain seharusnya hanya menjadi pelengkap, bukan tujuan utama. Validasi yang berlebihan bisa mengarah pada:
- Ketergantungan emosional : Hidup seolah-olah bergantung pada pendapat orang lain.
- Kehilangan jati diri: Kita mengabaikan keinginan pribadi demi memenuhi harapan orang lain.
Ada dua jenis validasi yang perlu dipahami:
1. Validasi Eksternal
Ini datang dari luar, pengakuan teman, keluarga, atau masyarakat. Meski menyenangkan, validasi eksternal sifatnya sementara dan mudah berubah.
2. Validasi Internal