Mohon tunggu...
Dwi Putri Sirait
Dwi Putri Sirait Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Jambi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkat Dengan Rasa Hamburger

3 September 2015   00:18 Diperbarui: 3 September 2015   00:18 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sih yang suka makan roti tawar, roti tanpa ada rasa, apalagi makan dengan lidah pahit yang baru bangun dari tidur? Yuck!! Jika diberikan roti tawar pastilah kita akan menambahkan sesuatu kepadanya baik itu selai, keju, atau yang lainnya. Atau kita menyulapnya dengan menambahkan telur dadar, mentimun, tomat, saus, dan selada. Simsalabim jadilah burger seadanya ala Dwi. Haha..

Ada banyak variasi makanan dari roti tawar yang dapat kita hasilkan, tergantung apakah kita mau mengolahnya atau tidak. Berhasil atau gagal, yang penting kita sudah mau mencoba. Begitu pula dengan berkat Tuhan. Tuhan selalu menyediakan berkat yang melimpah bagi orang-orang yang mau berusaha dan tekun, tidak goyah ketika mengalami kegagalan. Seperti lirik lagu lawas “jatuh bangun aku mengejarmu”. Jatuh, bangun lagi. Jatuh, bangun lagi. Jatuh, bangun lagi sampai kamu mendapatkannya.

Menjadi salah satu Tanoto Scholar adalah berkat yang sangat besar dan pengalaman luar biasa bagi saya. Ketika tidak ada lagi harapan bahwa biaya kuliah mengalami penurunan, saat itu juga muncul kesempatan untuk mendapatkan beasiswa Tanoto Foundation. Pada awalnya saya sangat merasa ragu untuk mengikuti kesempatan ini, mengingat dari sekian ribu pendaftar dan yang diterima hanya sekitar 200 orang. Selain itu, saingan saya yang juga berasal dari berbagai universitas ternama semakin membuat mental menciut. Namun, pada saat itu juga Tuhan turun tangan berperkara dalam hidup saya untuk mendapatkan beasiswa ini.

Tahapan demi tahapan saya lalui dengan berbagai benturan yang hampir membuat saya menyerah. Namun keadaan ini mengajari saya untuk tetap berjuang, belajar dari kesulitan-kesulitan yang terjadi, mencari solusi yang terbaik, kemudian belajar bagaimana memimpin diri sendiri supaya tetap semangat dan berdiri kokoh ketika kesulitan menghadang serta tidak berpuas diri ketika berhasil, akan tetapi semakin menggali potensi yang ada pada diri sendiri untuk menghadapi tantangan yang lebih sulit lagi. Don’t give up without fight! Jadilah pribadi yang lebih dari seorang pemenang.

Pada tahap pengiriman berkas, saya masih ingat ketika saya harus mendapatkan legalisir raport sekolah dimana sekolah saya berada di Sumatera Utara dan saya sendiri berada di Jambi. Saya harus mengirim raport saya lewat Kantor Post ke sekolah dan diproses di sana (Terimakasih Laoshi Paulina Oscar dan Laoshi Johannes Purba) kemudian ibu saya mengirimnya kembali ke Jambi. Huft!! Perjuangan pun berbuah manis, Tuhan mempercayakan beasiswa ini kepada saya, saya dinyatakan lulus dan sah menjadi Tanoto Scholar.

Ada banyak kegiatan yang saya nantikan yang diadakan oleh Tanoto Foundation. Salah satunya adalah Tanoto Scholars Gathering (TSG) 2015. Event yang mempertemukan berbagai almamater universitas di Indonesia yang bermitra dengan Tanoto Foundation, wajah-wajah yang berbeda dari berbagai daerah pula. Event yang tidak hanya sekedar memberikan kesenangan tapi juga memberikan pelajaran-pelajaran yang sangat penting bahkan boleh dikatakan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan kami sebagai mahasiswa dan calon pemimpin di masa depan. Dan penantian pun berbalas dengan adanya pengumuman bahwa TSG akan dilaksanakan di Pangkalan Kerinci, Riau, pada tanggal 12 agustus -16 agustus 2015 dengan tema Learn and Lead.

Yuhuuuu~ Hari t’lah tiba! Hari t’lah tiba! Horee! Horee! Horee!

Tepat pada tanggal 12 agustus 2015 para Tanoto Scholars terbang menuju Pekanbaru. Dari bandara kami melanjutkan perjalanan kami menuju Hotel Unigraha di Pangkalan Kerinci, tempat kami tinggal selama 5 hari. Betapa amazingnya bisa berkumpul dengan teman-teman dari berbagai daerah, ajang membangun social network. Ada juga yang memanfaatkannya menjadi ajang cari jodoh. Haha..

Hari demi hari kami lalui, begitu banyak pelajaran yang kami peroleh. Tak hanya bersepuluh, tapi beratus pelajaran. Haha. Terlebih pada hari ketiga yaitu ketika kami mengadakan outbond di lapangan Sport Centre. Pada kegiatan outbond ini, kami tidak hanya sekedar bermain pada post permainan yang disediakan tetapi kami dituntut untuk menerapkan konsep Learn and Lead juga. Dimulai dengan menciptakan yel-yel yang menuntut kreativitas kami masing-masing kemudian membentuk strategi-strategi yang kami gunakan untuk menaklukkan permainan-permainan di setiap post. Bagaimana kami untuk belajar dari kesalahan dan kekalahan kami, memikirkan strategi baru dengan cepat disaat kondisi krisis, bagaimana kami membangun kepercayaan kepada teman-teman yang menjadi partner kami, bagaimana kami memimpin diri kami sendiri (penguasaan diri untuk tidak egois bahwa kita lebih hebat dibanding teman yang lain) dan juga kelompok untuk mencapai garis finish.

Kegiatan outbond ini juga yang paling ampuh untuk semakin mengakrabkan kami sesama Tanoto Scholars. Ketika kami asyik bersaing ketika itu juga terdapat hal-hal yang dikatakan tak terduga yang membuat kami semakin dekat. Karena untuk mengenal semua teman dengan jumlah 266 orang itu bukanlah hal yang mudah yang dapat dilakukan hanya dengan menanyakan nama. Hari ini ingat belum tentu besok juga masih ingat. Tidak bisa dipungkiri kalau ingatan manusia bukan seperti memori komputer yang serta merta dapat menyimpan banyak file.

Tuhan memakai Pak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei sebagai saluran berkat bagi saya. Dan saya menamakan berkat ini “berkat dengan rasa hamburger” karena hamburger itu terdiri dari beberapa jenis bahan makanan dan itu mengartikan berkat yang saya terima berlipat ganda. Selain beasiswa, juga bisa bertemu dan bergabung dengan orang-orang hebat dan terpilih, serta bisa makan gratis selama 5 hari (kan lumayan tuh buat ngurangin biaya anak kost :D). Ohiya, kami juga dapat pelatihan gratis lohh. Melalui Pak Sukanto Tanoto dan Tanoto Foundation pulalah saya mengenal konsep Learn and Lead yang sangat berkaitan dengan kehidupan dan yang setiap hari juga diterapkan oleh orang-orang. Alasan unik lain adalah karena saya suka makan hamburger. Haha..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun