Sang Surya bahkan belum menampakkan wajahnya, namun tidak menjadi penghalang bagi gadis remaja yang sering disapa Ciput. Ya panggilan yang diberikan oleh para sahabatnya itu, Nama lengkapnya adalah Khusna Putri.
Jarum jam masih mengarah  pada angka 3 namun gadis imut itu sudah mulai beraktivitas. Mata yang bulat yang semula terpejam mulai terbuka secara perlahan, masih dengan kesadaran yang belum sepenuhnya kembali dia menduduki pinggiran ranjang degan sedikit mengucek matamya. Melafalkan do'a bangun tidur, setelah sesadarannya sudah penuh. Dia berjalan kekamar mandi untuk mengambil air wudlu untuk melaksanakan sholat malam yang selalu dia lakukan, mengikat rambut hitamnya yang selalu ia tutupi dengan jilbab. Setelah melaksanakan sholat sambil menunggu waktu shubuh dia mengisi waktunya dengan membaca Al-quran, suaranya yang lembut melantunkan ayat-ayat suci dengam suara yang kecil takut jika membangunkan penghuni asrama yang lain. Sekarang ini dia sedang tingal diasrama sekolahnya. Namun itu tidak akan berlansung lama karena dua hari lagi dia dan keluarganya akan pindah ke Korea entah apa yang menjadi alasan kepindahannya yang dia tau dari kakak laki-lakinya bahwa ayahnya di terima kerja di perusahaan terbesar di Korea.
Skip time....
Hari sudah semakin siang rencananya Putri akan berpamitan dengan para sahabatnya yang selama lebih kurang 9 bulan ini menemani hari-harinya , suasana isak tangis tak bisa dihindari, ya walaupun dengan berat hati untuk meninggalkan teman-temannya namun apa daya dia harus pergi. Sebulumnya diasudah berpamitan dengan para guru, sebenarnya para guru pun tidak rela jika salah satu meritnya yang berprestasi harus mengundurkan diri dari sekolah ini walaupun Putri masih kelas X namun prestasi yang didapatkannya selama 9 bulan bersekalah cukup di bilang banyak antara lain, juara satu lomba cerdas cermat, penulisan karya ilmiah, juara 3 lomba bulu tangkis dan janga lupakan kemampuan taekwondonya yang bagus.
Denga berat hati dia menyeret kopernya dan sebuah tas ransel yang berada di punggungnya ke arah sang kakak Adi Pratama atau yang biasa di pangil Adi, Adi pun tak tinggal da dia membantu sang adik untuk meletakkan kopernya di bagasi mobil, lalu mereka masuk kedalam mobil. Sebelum mobil itu melaju, Putri melambaikan tangannya ke arah sahabatnya melalui jendela mobil yang di buka kacanya, dan sesekali menghapus air matanya.
Dalam perjalanan kerumah.
Sang kakak yang melihat adiknya menangis berusaha menenangkannya, "Udah dek jangan nangis lagi, nanti cantiknya ilang loh. Tuh lihat kerudung kamu udah penuh ingus" sambil menggunakan isyarat denganata ke arah kerudung putih yang putri gunakan, refleks Putri pun melihat kerudungnya yang tak ada ingus sedikitpun. "Ihh kakak gak ada ingusnya kok" ucap Putri dengan kesal sambil memukul lengan kakaknya yang dipukulpun hanya memberikan cengirannya saja.
To be continue..
Halo semuanya ini adalah cerita pertama saya, rada gj sebenernya tapi saya mau nyoba untuk menulis. Semoga kalian suka.
With love
Himme
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H