Mohon tunggu...
Dwi Putri Oktaviani
Dwi Putri Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

This is me

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Waktu Senin (Bagian 3)

7 Desember 2023   21:05 Diperbarui: 7 Desember 2023   23:58 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Besoknya, aku tidak melihat tanda – tanda akan kehadiran sosok Langit di Sekolah. Awalnya aku berpikir bahwa ia akan datang terlambat lagi seperti kemarin. Namun, sudah melewati dua jam pelajaran pertama tidak ada pergerakan sama sekali dari pintu kelas yang tertutup itu. Mau tidak mau, dengan berat hati aku perlu untuk bertanya perihal absennya Langit hari ini.

“Aku nggak lihat Langit sama sekali hari ini.” gumamku pelan dan terdengar sedikit kaku, aneh rasanya menanyakan tentang keberadaan seseorang yang bahkan aku baru mengenalnya kemarin.

Sarah berhenti mencatat materi pelajaran di bukunya dan mengalihkan atensinya ke arahku. “Kamu nggak tau kalo orang tuanya dateng ke Sekolah hari ini buat minta izin ke wali kelas kalau Langit bakal gabisa hadir buat empat hari kedepan?”

Aku sedikit tertegun mendengarnya. “Nggak, baru tau. Kamu tau darimana, Sar?”

Sarah mulai memainkan pena-nya dan bibirnya mengerucut, berusaha mengingat sesuatu. “Aku tuh tadi kebetulan pas masuk kelas bareng Gilang, ketua kelas kita. Pas sambil ngobrol dia cerita soal itu ke aku. Cuma itu doang yang aku tau.”

“Kenapa ya menurutmu?”

Sarah mengangkat bahunya acuh. “Setauku dia itu jago main piano dan suka di daftarin perlombaan sama orang tuanya, mungkin itu alasannya.”

Aku terdiam mendengar penjelasan Sarah barusan. Seharusnya kalau memang dia benar ada kegiatan diluar jam Sekolah, dia tidak membuat janji bahwa hari ini kita akan kerja kelompok. Aku mulai meruntukki sosok Langit di dalam hati, sambil menyumpah serapah kalau nanti dirinya akan tersedak ketika minum. Ini benar – benar tidak adil bagiku yang tidak diberi tahu informasi apa – apa darinya, apa karena kami tidak memiliki kontak satu sama lain? Tetapi kan dia bisa menginformasikan ke salah satu teman kelasku, menyebalkan.

"Kenapa kamu tiba=tiba membahas Langit? Ada sesuatu yaaa?" Sarah mulai melontarkan godaannya terhadapku sambil memasang wajah yang terlihat menyebalkan di mataku.

"Bukan begitu, sepertinya kamu salah paham" Aku menggerutu sambil menarik napas kasar dan membuang wajahku kearah buku tulisku. "Kemarin dia berjanji akan kerja kelompok denganku. Tetapi seperti yang kamu lihat, hari ini dia tidak masuk"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun