Mohon tunggu...
Dwi Putri Oktaviani
Dwi Putri Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

This is me

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Maraknya Kasus Bunuh Diri Sampai Disebut Ngikut Tren: Stop Menyepelekan Kesehatan Jiwa!

3 November 2023   01:13 Diperbarui: 8 Desember 2023   12:05 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: berpikir untuk bunuh diri (Sumber Gambar: Getty Images)

Kasus bunuh diri di Indonesia tahun 2023

Apakah kamu tahu bahwa kasus bunuh diri di Indonesia tahun 2023 tercatat lebih banyak dari tahun 2022 sebelumnya?

Faktanya, berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri) mencatat ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023. Angka tersebut melampaui kasus bunuh diri pada tahun 2022 yang jumlahnya 900 kasus.

Pada bulan oktober 2023 kemarin, adanya beberapa kasus tentang remaja (mahasiswa/pelajar) yang melakukan aksi bunuh diri bermunculan membuat netizen semakin mengeluarkan komentar negatif terkait kasus bunuh diri yang ada di Indonesia. Saya melihat di salah satu postingan media sosial yang menampilkan berita terkait kasus bunuh diri mahasiswa, ada beberapa komentar yang menyita atensi saya. 

Kurang lebih seperti "Remaja zaman sekarang mentalnya lemah banget, baru segitu doang udah bunuh diri.", "Nggak kayak zaman saya dulu ya, kalau sekarang mah apa-apa nyelesainnya bunuh diri.", atau "Depresi, depresi, kesehatan mental, kesehatan jiwa apalah. Paling ngikut tren doang!.". Masih banyak komentar negatif lainnya yang banyak saya lihat dan bahkan jauh lebih jahat sampai saya tidak mengerti kenapa mereka dengan mudahnya berkomentar demikian.

Terutama untuk para netizen yang berkomentar bahwa bunuh diri adalah suatu tren yang dilakukan seseorang. Apakah bunuh diri layak disebut sebagai 'suatu tren'? Bunuh diri itu berkaitan dengan nyawa, seseorang yang mengakhiri nyawanya bukan berarti tanpa alasan. Saya pribadi tahu bahwa bunuh diri bukanlah hal yang patut untuk dilakukan ataupun dicontoh, tapi apakah bunuh diri itu patut untuk disepelekan? Tentu saja tidak.

Seseorang yang dengan mudahnya menyepelekan bunuh diri adalah orang-orang yang sama sekali tidak memiliki pengetahun dalam kesehatan jiwa dan tidak memiliki rasa kepedulian/kemanusiaan akan sekitar, tipikal seseorang yang akan melempar batu besar pada seseorang yang lumpuh.

Ada yang pernah berkata : "Seseorang yang terus berbicara akan bunuh diri atau mencoba kesempatannya untuk mengakhiri hidupnya sendiri adalah seseorang yang ingin merasakan kehidupan yang sebenarnya". Saya tidak melebihkan kalimat satu ini, namun saya merasa kalau hal itu benar apa adanya. Jika kamu masih belum memahami atau merasakan arti dari kalimat diatas, maka bersyukur lah kamu memiliki kehidupan yang layak dan aman, pertahankan ya.

Kesehatan jiwa (kesehatan mental) dengan kasus bunuh diri

Terkait alasan seseorang bunuh diri tentunya beragam, kita tidak mengetahui posisi mereka pada saat itu dan tidak memahami seberapa lelahnya jiwa mereka sehingga memilih untuk mengambil nyawa mereka sendiri. Salah satu yang saya rasa paling berpengaruh dalam niat seseorang dan alasan kenapa seseorang bunuh diri adalah di kesehatan jiwa dan mentalnya.

Jika kamu mulai merasakan tanda-tanda ingin bunuh diri pada diri sendiri atau orang lain seperti :

  • Munculnya niat bunuh diri (membicarakan keinginan untuk bunuh diri).
  • Depresi.
  • Rasa tidak mencintai diri sendiri (membenci dan menghujat diri sendiri).
  • Tidak ada gairah untuk terus melanjutkan hidup (merasa sia-sia).
  • Mencari cara mematikan untuk bunuh diri sampai merusak/melukai diri sendiri.
  • Menarik diri dari orang lain (tidak ingin bersosialisasi).
  • Perubahan fisik dan mood yang drastis.

Hendaklah kamu mulai untuk melakukan hal seperti :

  • Berbicara tentang masalahmu ke orang lain. Mungkin akan sulit untuk melakukan hal ini karena pasti rasa ketidak percayaan ada namun percayalah jika kamu melakukan ini dengan orang yang tepat, kamu tidak akan merasa sendiri lagi.
  • Lakukan aktivitas yang membuat lupa waktu.
  • Cari alasan untuk tetap hidup. Boleh dari hal kecil seperti mie goreng atau mie kuah favorit kamu yang selalu kamu makan setiap lapar di dini hari.
  • Berolahraga.
  • Menerapkan teknik relaksasi.
  • Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater

Tingkatkan kepedulian dan tidak menyepelekan bunuh diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun