Seorang gadis bernama Salsabila Karina Humairah, gadis cantik dengan senyum yang sangat menawan, membuat siapa pun yang melihatnya pasti jatuh cinta. Ditambah dengan lesung pipi yang terkesan manis, hidung mancung, dan rambut panjangnya, semua orang yang melihatnya bagaikan reinkarnasi Dewi Afrodit, yaitu dewi cinta dan kecantikan. Namun malangnya, sang dewi tidak beruntung dengan cintanya. Ya, sang dewi sangat malang akan cintanya kepada Arga Putra Aditya.
Mobil sedan hitam memasuki perkarangan sekolah dan Salsa turun dari dalam mobil dengan penampilan yang sangat menawan seperti biasa perfect.
"Non, tasnya ketinggalan," ujar sang sopir.
"Oh, makasih, Pak. Nanti jemputnya seperti biasa ya, Pak."
"Siap, Non!"
Salsa memasuki sekolah dengan langkah yang bahagia, dia ingin segera bertemu dengan sang pujaan hati.
"Permisi, Arga-nya ada?"
"Oh, hai Neng cantik, noh Arga-nya di belakang," ujar sahabat Arga bernama Bara.
"Arga, aku bawain bekal buat kamu. Aku masak sendiri loh, hehehe."
"Berapa kali gue bilang, gue gak butuh. Lo budek ya," tutur Arga.
Salsa selalu terbiasa dengan sikap Arga yang dingin terhadapnya. Dengan senyuman yang sangat manis, Salsa berucap, "Aku tinggalin di atas meja ya. Jangan lupa dimakan. Aku duluan, dadah Arga." Salsa pun menuju kelasnya dan duduk. Seperti biasa, Mira, sahabatnya, pasti bawel.
"Lo ngasih bekal lagi ke Arga?" ucap Mira.
"Hehehe iya, Mir."
"Astaga, berapa kali gue bilang sih, Sal? Stop perhatian sama tuh kulkas dua pintu. Lo mah cantik tapi goblok."
"Arga, Mir, namanya Arga bukan kulkas dua pintu. Aku gapapa goblok yang penting cantik, wleee," ujar Salsa sambil mengejek Mira.
"Bodo amat mau Arga kek apa kek, gue serius ya, Sal. Sampai kapan sih lo bertahan kayak gini? Dia tuh gak nganggap lo ada, Sal. Bahkan dari hal terkecil aja, orang pacaran mana yang manggilnya lo-gue, bukan aku-kamu?"
"Aku akan nyerah saat aku jenuh, Mir. Dan kamu tahu kan kalau Arga itu nafas aku, dia segalanya bagi aku, Mir. Aku cinta Arga, terlepas bagaimana cara dia memperlakukan aku.
Mira pun memeluk Salsa. Sahabatnya ini sangat bodoh jika sudah menyangkut Arga.Â
Salsa adalah anak broken home; ayah dan bundanya bercerai karena ayahnya selingkuh dan bundanya menikah lagi dengan keluarga barunya. Sekarang, sahabatnya ini tinggal dengan bibi dan sopirnya saja di rumah mewah yang bisa disebut penthouse. Ya, Salsa memiliki segala kenyamanan materi, tetapi tidak dengan cinta.
Kring kring kring... bel istirahat pun berbunyi. Salsa dan Mira berjalan menuju kantin dan di sana ada Arga dan juga Bara.
 "Mir, ayo ke meja Arga," ujar Salsa, dan Mira pun terpaksa mengikuti Salsa.
"Arga, aku duduk sini ya. Kamu pesan apa biar kita samaan," ujar Salsa.
"Duduk, gak usah bawel," ujar Arga dingin.
"Eh, Sal, lu ngapain sih bawa nih nenek lampir di sini," ujar Bara sambil melihat Mira.
"Wei buaya darat, lo diam aja deh, bikin kesel aja," Salsa pun tertawa melihat perdebatan sahabatnya itu.
"Arga, kita jadi kan besok jalan bareng?" ujar Salsa.
"Jadi," tutur Arga. Satu kata yang membuat Salsa berbinar bahagia luar biasa.
Keesokan harinya, Salsa dan Arga pun jalan bareng. Pada minggu-minggu berikutnya, hubungan mereka selalu flat dan Arga selalu bersikap dingin, hanya Salsa yang selalu excited dalam hubungan mereka. Minggu ini Salsa ulang tahun dan harapannya, semoga orang tuanya bisa hadir pada pestanya nanti.
 " Halo Bun" ucap Salsa menelfon sang bunda"
Iya sayang, kenapa?"