Konflik perebutan wilayah Palestina oleh Israel yang sudah berlangsung selama 100 tahun semakin memanas akibat tindakan Israel yang terus membombardir kawasan pengungsian warga sipil Palestina. Batas wilayah warga Palestina yang semula berada di Gaza, kini telah bergeser hingga ke ujung pesisir Palestina yaitu Rafah.
Tidak hanya itu, Israel juga terang-terangan melakukan genosida terhadap warga sipil Palestina seperti membunuh anak kecil dan melecehkan wanita. Tindakan ini memicu protes dari seluruh dunia. Orang-orang yang mengecam aksi ini bersatu untuk menyuarakan aksi boikot terhadap merek-merek yang mendukung Israel, serta melakukan blokade terhadap selebritas dunia yang mendukung Israel.
Sebagai mahasiswa, tentu kita ingin menolong dan berkontribusi dalam upaya perdamaian. Namun, sering kali kita tidak dapat berperan langsung. Berikut beberapa peran yang dapat dilakukan mahasiswa dalam upaya menyuarakan penolakan terhadap tindakan Israel,
Karena terbatasnya bantuan yang dapat diberikan kepada warga Palestina yang menjadi korban, upaya yang bisa dilakukan mahasiswa antara lain mengirim donasi yang nantinya akan disalurkan kepada korban yang membutuhkan. Tentu saja, donasi harus melalui sumber yang terpercaya seperti Badan Amil Zakat Nasional (BazNas). Selain itu, upaya lain adalah memboikot merek-merek yang mendukung gerakan Israel dan memblokade artis-artis yang mendukung Israel. Menyuarakan aksi boikot dan blokade serta menyebarkan informasi tentang kekejaman tindakan Israel kepada seluruh dunia dapat dilakukan melalui media sosial.
Bagaimana cara mengetahui apakah suatu merek mendukung Israel?
Anda dapat mengecek apakah suatu merek diboikot atau tidak dengan mencarinya di website bdnash.com dan mengetikkan nama merek tersebut. Jika warna merah muncul, berarti merek tersebut diboikot. Jika hijau, maka merek tersebut aman dari boikot.
Apakah aksi mahasiswa yang menyebarkan berita kekejaman Israel dapat berdampak dalam upaya mendukung Palestina?
Tentu saja, aksi tersebut sangat berpengaruh. Menyebarkan informasi melalui media sosial dapat mempengaruhi orang lain untuk berbuat hal yang sama, sehingga informasi akan semakin meluas. Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga, saya merasakan sendiri dampaknya setelah banyak orang di sekitar saya mulai menyebarkan aksi boikot. Misalnya, produk yang diboikot di supermarket sudah mulai tidak diminati oleh mahasiswa dan masyarakat sekitar.
Aksi boikot terbukti berpengaruh dalam upaya penolakan terhadap tindakan Israel. Contohnya, McDonald's yang secara terang-terangan mendukung dan memberikan dana untuk gerakan Israel mengalami penurunan pendapatan akibat aksi boikot. Aksi blokade juga berdampak sebaliknya; beberapa artis yang diblokade oleh penggemarnya karena mendukung gerakan Israel mengalami penurunan jumlah penggemar, yang terlihat dari menurunnya jumlah pengikut di akun media sosial mereka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H