Mohon tunggu...
Dwi Putranto
Dwi Putranto Mohon Tunggu... -

I am a civil engineer from ITB, especially asphalt engineering. I am also a Pastor in Christian Church. I like writing a song, singing, drawing, teaching, writing and traveling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menu Perjamuan Terakhir (Studi Tentang Makanan pada Masa Tuhan Yesus)

4 April 2015   16:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:33 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mar 14:14-15  dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru: di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah ruangan atas yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!"

Perjamuan Paskah merupakan upacara makan bersama yang secara rutin dilakukan oleh bangsa Israel sejak Musa menetapkan tata cara makan saat Paskah. Sebagaimana masyarakat menyiapkan hidangan Lebaran/Natal/Imlek, demikian pula bangsa Yahudi menyiapkan perjamuan Paskah.

Mat 26:19  Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.

Yang dinamakan mempersiapkan Paskah adalah menyiapkan hidangan Paskah. Sebagaimana Yoh 19:14, disebutkan adanya hari persiapan Paskah. Maka pada saat itu seluruh bangsa Yahudi sedang semarak menyiapkan hidangan Paskah. Hari persiapan Paskah adalah hari libur. Di Galilea pada masa itu, hanya beberapa orang yang diizinkan bekerja, yaitu penjahit dan pembuat sepatu (untuk menyelesaikan pesanan pakaian baru Paskah), pemangkas rambut, pencuci baju (laundry) dan – ini yang menarik – perusahaan katering. Sumber-sumber kuno menjelaskan bahwa sejak dulu bisnis katering untuk menyiapkan hidangan Paskah sudah ada. Jika makanan yang disajikan tidak tepat, perusahaan katering akan didenda.

MENU PASKAH

Setiap jamuan Paskah disiapkan beberapa makanan utama: roti tidak beragi, sayur pahit, anggur, sedikit daging domba dan beberapa makanan penyerta lainnya (seperti sup, buah-buahan, kacang-kacangan dll.), dimana ada tata cara memakannya sbb.:


  1. Diawali dengan ‘memberkati anggur’, dimana disiapkan 4 cawan anggur yang melambangkan tindakan Tuhan atas bangsa Israel dalam Kel 6:6-7, yaitu membebaskan, melepaskan, menebus dan mengangkat. Saat itu kisah pembebasan bangsa Israel dari Mesir dibacakan dengan antusiasme dari para hadirin, khususnya anak-anak. Mereka selalu diajarkan untuk bertanya pertanyaan yang sama setiap merayakan Paskah: “ Apa yang membedakan malam ini dengan malam lainnya? “
  2. Setelah minum cawan anggur yang pertama, sayuran dihidangkan. Sayuran yang disajikan adalah sayur pahit sebagaimana di dalam Kel 12:8  Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. Sayur pahit melambangkan perbudakan. Sayur yang biasa disajikan adalah mallow, chicory dan lobak. Mallow dan chicory adalah tanaman perdu yang ada di Israel.
  3. Menarik sekali bahwa daging domba (yang melambangkan domba Paskah) tidak menjadi sajian utama, karena yang disediakan hanya daging domba sebesar buah zaitun. Itu hanya simbolik. Domba baru disajikan pada upacara Thanksgiving, merayakan rumah-rumah orang Israel yang diluputkan dari pembinasa.
  4. Setelah itu, pemimpin upacara akan mengambil roti tidak beragi, memegangnya dan berkata dalam bahasa Aram: “Inilah roti penderitaan. Biarlah yang lapar datang dan makan.” Perkataan inilah yang dikutip Yesus saat perjamuan terakhir, yang secara khusus menjelaskan tentang penderitaan-Nya. Roti tidak beragi menjadi menu Paskah karena sejarahnya pada saat mau meninggalkan Mesir, bangsa Israel terburu-buru sehingga tidak sempat mengolah adonan dengan ragi (Kel 12:39).
  5. Terkadang roti itu dicelupkan ke dalam pinggan (Mar 14:20). Tidak dijelaskan apa isi pinggan itu, apakah sup daging, kacang merah atau sayuran.
  6. Di akhir jamuan, rombongan pemazmur yang disebut Hallel (Maz 113-118) akan menyanyikan mazmur sebagaimana disebutkan dalam Mat 26:30 dan Mark 14:26.

PENGATURAN POSISI DUDUK SAAT PERJAMUAN TERAKHIR

Bentuk meja makan dengan posisi duduk pada saat Yesus merayakan perjamuan terakhir berbeda dengan yang digambarkan pelukis The Last Supper, Leonardo Da Vinci. Biblical Resources Institute di Ein Karem, Israel, melakukan penelitian dan menduga bahwa penataan meja makan saat perjamuan terakhir adalah seperti huruf U terbalik, yang disebut TRICLINIUM. Di sayap kiri 3 bangku (no. 1 sd. 3), tengah 6 bangku (no. 4 sd. 9), dan sayap kanan 3 bangku (no. 10 sd. 12).

Posisi utama adalah di sayap kiri, dimana pemimpin jamuan duduk nomor dua dari ujung (bangku no 2). Posisi terhormat adalah di sebelah kiri (bangku no 3) dan kanan (bangku no 1) dari pemimpin jamuan (ditinjau dari sudut pandang sang pemimpin jamuan), sebagaimana disebutkan dalam Mat 20:21 dan 23. Mat 20:23  Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."

Siapa yang duduk di sebelah kiri dan kanan Yesus? Yoh 13:23 menjelaskan bahwa Yohanes lah yang duduk di sebelah kanan Yesus (bangku no 1). Yoh 13:23  Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Lalu siapa yang menduduki bangku terhormat di sebelah kiri Yesus? Apakah Petrus?

Mari kita perhatikan Yoh 13:23-24  Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!". Jika kita membayangkan situasi percakapan pada saat itu, Petrus tidak mungkin duduk di sebelah kiri Yesus, karena pasti dia tidak bisa memberikan isyarat kepada Yohanes. Kemungkinan besar Petrus duduk berhadapan dengan Yohanes, yaitu di bangku nomor 12. Hal itu juga ditegaskan dalam Yoh 13:6 dimana Petrus adalah murid yang terakhir yang kakinya dibasuh Yesus. Ini menunjukkan bahwa dia di posisi bangku terakhir. Tidak dijelaskan apakah Petrus marah tidak mendapatkan posisi yang terhormat.

Kemungkinan besar yang duduk di sebelah kiri Yesus (bangku no. 3) adalah Yudas Iskariot. Ada dua hal yang menunjukkan hal itu, yaitu di dalam Yoh 13:26 Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Berarti posisi Yudas iskariot sangat dekat dengan Yesus, tepatnya satu mangkok dengan Yesus.

Dan satu lagi ayat yang menegaskan hal itu adalah di dalam Mat 26:23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Kedua ayat inilah yang menunjukkan bahwa Yudas Iskariot duduk di sebelah kiri Yesus, posisi terhormat yang seharusnya diberikan kepada Petrus.

Mungkin bagi beberapa orang posisi duduk saat perjamuan terakhir tidak penting, akan tetapi kita percaya bahwa tidak ada yang kebetulan. Posisi Petrus yang tidak mendapatkan bangku terhormat, yang malah diberikan kepada Yudas Iskariot sangat menarik untuk dipelajari. Posisi terhormat yang sengaja Yesus berikan kepada Yudas Iskariot menimbulkan perdebatan sengit di dalam hatinya, dan itulah yang menekan dia hingga mengambil keputusan bunuh diri karena mengkhianati Gurunya.

Issue tentang siapa yang paling terhormat sudah sering mereka utarakan, ketika murid-murid Yesus bertengkar untuk posisi paling utama. Kemudian ibunda Yohanes dan Yakobus pun ‘merayu’ Yesus untuk memberikan tempat utama bagi anak-anaknya yang berujung pada marahnya kesepuluh murid lainnya kepada mereka. Maka, keputusan Yesus memberikan tempat terhormat bagi Yudas Iskariot pastilah menimbulkan keresahan di hati mereka. Tetapi mereka tidak paham, bahwa itu adalah gambaran Yesus yang akan disalib di antara dua penjahat: yang satu diselamatkan, yang satu binasa. Itu juga melambangkan bagaimana Allah memberikan tempat terhormat bagi Lucifer, yang kemudian mengkhianati Allah.

Tentunya saat ini kesebelas murid Yesus paham.

(disadur dari buku “Food at The Tme of The Bible” karangan Miriam Feinberg Vamosh)

Pdt. Dwi Putranto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun