Dalam remang remang persepsi, gema dan gaung
Kado cintamu engkau berikan melebihi besarnya gunung
Salah mengerti sedikit cuaca bisa mendung
Bahkan mungkin hitam kelam bagai sedang dirundung berkabung
Dalam remang remang persepsi, gema dan gaung
Kutata hatiku menjemput kata kata cinta
Kuurai simpul konstelasi pemikiranmu
Ku kontemplasikan dalam ruang ruang rindu kesendirianku
Dalam remang remang persepsi, gema dan gaung
Pisau kata kata berkilat kilat
Menyayat perasaan dalam lintas perenungan sesaat
Mengguris pemahaman dalam lintas perenungan yang rekat
Dalam remang remang persepsi, gema dan gaung
Kado cinta adalah penemuan kebenaran dalam kesejatian
Walau untuk itu ongkosnya tak terbayarkan
Tak sebanding dengan hasil yang diharapkan
Kado cinta banyak wajahnya
Kata mesra merayu menggoda – itu kado cinta
Senyum genit dan sorot mata menggigit – itu kado cinta
Kado cinta berupa rupa
Caci maki – itu kado cinta
Cemooh – itu kado cinta
Hujatan – itu kado cinta
Walau dalam remang remang persepsi, gema dan gaung – itu bisa Neraka
Kado cinta dalam setangkup maki –an
Membentengi diri dari ganasnya kenyataan di luaran
Kado cinta dalam sebungkus hujatan
Senjata diri dari tajamnya belati kegetiran
Tak berani kusamakan diriku dengan Umar
Lebih berani kudekatkan diriku dengan pecinta khamar
Yang dari padanya perlu benturan untuk menemukan kebenaran
Siapakah aku, saat semua masih dalam remang remang persepsi, gema dan gaung
Ayah, tamparlah mulut anakmu ini
Mungkin aku bisa bangun dari tidur
Ayah, goroklah leher anakmu ini
Mungkin lebih baik aku tidur selamanya
Tapi kuminta satu hal padamu, satu hal saja
Untukku dan untuk mereka
Jangan berikan kado cinta itu
Dalam remang remang persepsi, gema dan gaung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H