Sebuah cerita yang akan ku ceritakan malam ini, bukan cerita jatuh cinta pada seseorang ataupun cerita tentang kegalauanku pada saat malam minggu tiba tapi cerita kecintaanku terhadap kampung halamanku “Bangka Belitung”
Kampung halamanku yang ku cintai, dimana aku dilahirkan dan dibesarkan di sana, tidak banyak orang yang membicarakan kampung halamanku karena bisa dikatakan kampung halamanku cukup terpencil dan baru menjadi provinsi. Tapi aku sangat bangga saat beberapa tahun yang lalu, kampung halamanku menjadi buah bibir masyarakat dan menjadi sumber inspirasi, dan mereka selalu mengenang negeriku dengan sebutan “NEGERI LASKAR PELANGI”
Pencinta blog kompas, izinkan aku memperkenalkan kampung halamanku yang begitu aku cintai hingga akhir hayatku.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P. Pongok, P. Mendanau dan P. Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau (hal ini disebabkan penduduknya tidak begitu banyak dibandingkan kota metropolitan di Indonesia). Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antar etnis. Ibu kota provinsi ini adalah Pangkalpinang
[caption id="attachment_169206" align="aligncenter" width="92" caption="Lambang Bangka Belitung"][/caption] Bangka Belitung terkenal dengan penghasil timahnya Propinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah sejak lama identik sebagai penghasil timah. Komoditas tambang berharga ini telah mewarnai ratusan tahun periode kehidupan sosial masyarakat di daerah ini. Menurut data dari Commodity Research Unit tahun 2005, kontribusi Bangka Belitung sekitar 90.000 ton dari sekitar 333.900 ton timah dunia. Sebelum timah ditemukan, Bangka Belitung dipandang sebelah mata oleh para penguasa. Penambangan timah dimulai pada abad ke 18 ketika orang-orang Tionghoa mulai berdatangan. Karena kandungan bijih timah yang kaya, Bangka Belitung seolah menjadi barang dagangan yang diperebutkan oleh berbagai bangsa. Sebut saja Inggris, Belanda dan Kesultanan Palembang. Sampai pada masa penjajahan Belanda, pertambangan timah di Pulau Bangka dikelola oleh badan usaha pemerintah kolonial “Banka Tin Winning Bedrijf” (BTW). Sedangkan di Belitung dan Singkep dikelola oleh perusahaan swasta Belanda, masing-masing Gemeeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij Biliton (GMB) dan NV Singkep Tin Exploitatie Maatschappij (NV SITEM). Saat ini PT Timah (Persero) Tbk dikenal sebagai perusahaan penghasil logam timah terbesar di dunia, 35 persen saham perusahaan dimiliki oleh masyarakat dalam dan luar negeri, dan 65 persen sahamnya masih dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. [caption id="attachment_169209" align="aligncenter" width="135" caption="Timah merupakan akomoditi utama di Bangka Belitung"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H