Mohon tunggu...
Dwi Purwaningsih
Dwi Purwaningsih Mohon Tunggu... -

Mahasiswa ITB Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, selain bercita cita menjadi rekayasawan lingkungan, ingin menjadi penulis yang menginspirasi dunia dan menuju dunia peradaban dunia yang lebih maju

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Negeri Laskar Pelangi [Bagian 1]

17 Maret 2012   14:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:54 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah cerita yang akan ku ceritakan malam ini, bukan cerita jatuh cinta pada seseorang ataupun cerita tentang kegalauanku pada saat malam minggu tiba tapi cerita kecintaanku terhadap kampung halamanku “Bangka Belitung”

Kampung halamanku yang ku cintai, dimana aku dilahirkan dan dibesarkan di sana, tidak banyak orang yang membicarakan kampung halamanku karena bisa dikatakan kampung halamanku cukup terpencil dan baru menjadi provinsi. Tapi aku sangat bangga saat beberapa tahun yang lalu, kampung halamanku menjadi buah bibir masyarakat dan menjadi sumber inspirasi, dan mereka selalu mengenang negeriku dengan sebutan “NEGERI LASKAR PELANGI”

Pencinta blog kompas, izinkan aku memperkenalkan kampung halamanku yang begitu aku cintai hingga akhir hayatku.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P. Pongok, P. Mendanau dan P. Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau (hal ini disebabkan penduduknya tidak begitu banyak dibandingkan kota metropolitan di Indonesia). Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antar etnis. Ibu kota provinsi ini adalah Pangkalpinang

[caption id="attachment_169206" align="aligncenter" width="92" caption="Lambang Bangka Belitung"][/caption] Bangka Belitung terkenal dengan penghasil timahnya Propinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah sejak lama identik sebagai penghasil timah. Komoditas tambang berharga ini telah mewarnai ratusan tahun periode kehidupan sosial masyarakat di daerah ini. Menurut data dari Commodity Research Unit tahun 2005, kontribusi Bangka Belitung sekitar 90.000 ton dari sekitar 333.900 ton timah dunia. Sebelum timah ditemukan, Bangka Belitung dipandang sebelah mata oleh para penguasa. Penambangan timah dimulai pada abad ke 18 ketika orang-orang Tionghoa mulai berdatangan. Karena kandungan bijih timah yang kaya, Bangka Belitung seolah menjadi barang dagangan yang diperebutkan oleh berbagai bangsa. Sebut saja Inggris, Belanda dan Kesultanan Palembang. Sampai pada masa penjajahan Belanda, pertambangan timah di Pulau Bangka dikelola oleh badan usaha pemerintah kolonial “Banka Tin Winning Bedrijf” (BTW). Sedangkan di Belitung dan Singkep dikelola oleh perusahaan swasta Belanda, masing-masing Gemeeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij Biliton (GMB) dan NV Singkep Tin Exploitatie Maatschappij (NV SITEM). Saat ini PT Timah (Persero) Tbk dikenal sebagai perusahaan penghasil logam timah terbesar di dunia, 35 persen saham perusahaan dimiliki oleh masyarakat dalam dan luar negeri, dan 65 persen sahamnya masih dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. [caption id="attachment_169209" align="aligncenter" width="135" caption="Timah merupakan akomoditi utama di Bangka Belitung"]

13319929982032631139
13319929982032631139
[/caption] Di Bangka Belitung kental dengan Tionghoa dan Melayu Tionghoa Sejarah Tionghoa Bangka Belitung dimulai dari kedatangan para Penambang Timah Tionghoa suku Hakka (khek), mereka menyebut dirinya Thong Ngin. Thong Ngin Hak Ngin tersebut datang dari Tiongkok Bagian Selatan, yakni dari Guangdong, Guangxi dan Hainan. Sejarah pertambangan oleh orang Hakka di Indonesia jauh sebelum orang-orang kulit putih datang.Bahkan jauh sebelum masa Indonesia dijajah oleh Belanda. Didalam proses pertambangan itu orang Tionghoa membawa masuk Teknik danTeknologiPertambangan Timah pertama kali di Indonesia. Teknik Pertambangan yang dibawa oleh mereka membuat cara kerja, alokasi waktu, alokasi tenaga kerja dan menjadi lebih efisien. Teknologi Pertambangan yang dibawa oleh suku Khek itu, membuat pemanfaatan luas area, Ketepatan dan kecepatan galian menjadi lebih efektif. Ditambah dengan kerja keras para penambang timah, hasil galian bisa mencapai ribuan kilogram per hari. Teknologi pertambangan apakah yang dibawah oleh suku Hakka (suku Khek) keIndonesia waktu itu , akhirnya mereka menetap di Bangka Belitung dan menikah dengan orang pribumi serta memiliki keturunan tionghoa, dan sampai sekarang banyak yang masih berdarah tionghoa [caption id="attachment_169210" align="aligncenter" width="600" caption="Sandra Dewi yang berasal dari Bangka yang memiliki darah keturunan tionghoa"]
13319941711964081187
13319941711964081187
[/caption] Melayu Di awal sejarah, Bangka Belitung pernah dikuasai oleh kerajaan kerajaan Islam di Nusantara, sehingga membawa dampak ke masyarakat setempat, sebagain masyarakat menganut agama Islam dan lama kelamaan masyarakat menganut budaya melayu hingga kini, hingga sekarang di Bangka Belitung terkenal dengan budaya melayu dan tionghoa [caption id="attachment_169213" align="aligncenter" width="132" caption="Budaya Melayu di Bangka Belitung"]
13319949451815608350
13319949451815608350
[/caption] Bersambung ............

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun