HARI ini, Kamis (27/10/2016) ada dua hari spesial bagi Indonesia, yang patut dirayakan, yakni hari listrik nasional dan hari blogger nasional. Sebenarnya ada satu lagi, yakni hari vonis Jessica yang akhirnya selesai meski ada yang pro dan kontra. Kami mengucapkan terimakasih kepada perusahaan listrik negara (PLN) yang terus berusaha menerangi Indonesia meskipun di kampung saya jargon byar pett masih terus menghiasi hari-hari kami. Meski kegelapan kadang mash menyelimuti kami ditengah katanya rasio elektrifikasi yang terus naik.
Fine, saya akan membahas tema utama dari tulisan ngelantur ini, yakni blog dan blogger. Hari ini adalah hari spesial bagi para blogger karena sedang merayakan ahri blogger nasional. Dan saya adalah satu diantara banyak blogger di Indonesia yang mungkin merasakan bahwa dunia blogger itu sungguh dunia yang asyik mengasyikkan, penuh romantika canda tawa, kadang juga duka. Itulah mengapa saya menyebut dalam judul, bahwa selain guru, blogger adalah pahlawan tanpa tanda jasa.
Para blogger yang tiap waktunya dia habiskan untuk menulis, kemudian mengunggah di akun blognya masing-masing, pasti memiliki tujuan yang baik, dan itu adalah sebuah jasa yang tiada terkira. Mas Agus Mulyadi misalnya, salah satu blogger terkenal dari lereng Gunung Tidar ini bisa menjadi seperti sekarang ini karena tulisan-tulisannya begitu segar dan sedap saat dinikmati.
Atau mas Ibrahim Vatih, blogger inspiratif yang saya kenal ini bisa membikin pesantren penulis yang menhasilkan santri-santi blogger-blogger yang keren-keren yang mencipta situs terkemuka satujam.
Pun demikian dengan para blogger-blogger lain yang terus, tanpa kenal lelah, dengan berbagai tema tulisan adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Selain guru tentunya.
Ada ribuan bahkan jutaan blogger yang hari ini terus aktif mengkampanyekan berbagai hal baik tentang Indonesia. Mulai dari wisata, kuliner, hingga blog ekstrim kanan dan kiri menjadikan dunia blog nasional kaya narasi. Kaya narasi dari berbagai tema yang, mestinya para netizen-netizen tersebut tak kekurangan konten untuk menyebarkan tulisan-tulisan baik, daripada sekedar share tulisan dari situs tidak jelas asal-usulnya.
Bagi saya, tulisan adalah soal rasa. Bagi saya tulisan adalah soal rasa tentang ungkapan hati yang terdalam. Dan blog adalah sarana yang tepat untuk mengungkapkan uneg-uneg seputar ungkapan hati. Maka, hargailah para blogger yang telah menuliskan berbagai ide kreatifnya, hargailah mereka yang tanpa kenal lelah seharian menulis didepan layar sampai sakit encok tersebut.
Mendeklarasikan diri menjadi blogger di era ketidakseimbangan informasi saat ini adalah sebuah pilihan brilian, karena ada dua hal baik yang bisa dilakukan oleh blogger. Yang pertama adalah mencipta konten kreatif dan inspiratif. Kedua adalah menjadi ladang amal bagi para blogger tersebut untuk mencipta sejarahnya sendiri. Bisa jadi dengan tulisan-tulisan kita di blog yang kita posting, banyak sekali orang yang akan terinspirasi dengan kita, walaupun tulisan tersebut hanyalah tulisan ringan seputar cara memasak air agar mendidih dengan baik.
Saya sendiri, dengan blog yang sekarang lebih mirip portal berita ini, bisa lebih banyak mengenal daerah saya, kampung halaman saya. Sehingga dari situ saya menyimpulkan bahwa Indonesia itu sangat kaya, kaya segalanya. Tinggal rasa syukur kita yang seharusnya kita tambah berlipat-lipat.
Saya optimistis bahwa masa depan Indonesia, salah satunya adalah di tangan para blogger, pahlawan tanpa tanda jasa yang tak kenal lelah menyebar luaskan informasi tentang hal-hal baik.
Dan akan tiba pada masanya, dimana suatu sedikit demi sedikit akan hilang, para oknum yang dengan sengaja menciderai semangat menulis dengan nurani. Siapakah mereka? Mereka adala yang menyebarluaskan konten yang tak jelas, provokatif, jamaah copy paste tanpa sumber, jamaah cropping gambar, jamaah situs enggak jelas. Karena ada dua keburukan yang akan mereka tularkan, yakni menyebarkan informasi menyesatkan, dan kedua membantu jamaah berbagi di socmed untuk share info tak jelas itu.