Mohon tunggu...
Dwi Purnawan
Dwi Purnawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya adalah seorang pegiat literasi digital dan jurnalis di salah satu media online lokal di Jawa Timur

Lifetime learner | be a super dad | online jurno

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Resensi Film Skyfall, Bukti Kesetiaan Sang Agen

15 November 2012   05:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:20 3927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kecerdikan Silva pulalah yang dulunya adalah mantan agen juga, yang akhirnya membawa Silva keluar dari penjara, melakukan penyamaran sebagai polisi, dengan tujuan dapat membunuh M. Petualangan inilah yang membawa Silva, dengan kecerdikan Bond ditarik ke tempat yang jauh di Skotlandia, yang bernama Skyfall. Skyfall itu sendiri adalah satu tempat yang special bagi Bond, yaitu adalah tempat kelahirannya di masa kecil, sebelum menjadi agen special.

Di Skyfall pulalah akhirnya pecah pertempuran antara Silva dan M, dengan aksi – aksi yang menegangkan, walaupun pada akhirnya, M sendiri terbunuh aibat terkena tembakan anak buah Silva. Walaupun akhirnya skyfall hancur berantakan, setidaknya Bond telah membuktikan tentang satu kata, kesetiaan. Emosionalnya mengenang tanah kelahirannya yang hancur digantikan dengan kesetiaannya apda agen.

Kritik film

Satu – satunya yang menurut saya menjadi kekurangan film ini adalah tak adanya kisah cinta sama sekali dengan seorang wanita, seperti halnya di film action lainnya, Batman dengan Miranda Tate atau dengan rachel, Spiderman dengan Marry Jane, mapun yang lainnya. Kalaupun ada disini adalah kisah hubungan seksual antara Bond dengan gadisnya, dan menurut saya ini adalah kekurangan film ini.

Di film ini, sepertinya wanita di mata Bond hanya dijadikan sebagai alat pemuas nafsu belaka, tanpa ada cinta dan kasih sayang didalamnya. Menurut analisis saya, hal itu terjadi karena Bond yang merupakan agen, menganggap bahwa wanita bagi agen hanyalah penghalang belaka, dalam menyelesaikan misi utama agen, sehingga dia memilih mematikan perasaannya kepada wanita.

Atau bisa jadi, hal ini karena kejengkelan dan rasa keputus asaan yang dimiliki Bond, pasca dia kehilangan gadis yang dicintainya di film terdahulu, sehingga hatinya sudah mati rasa terhadap rasa cinta, dia memilih menanggalkan rasa cintanya kepada wanita, dan memilih setia bersama agen.

Pada satu sekuel film ini, bukti rasa cintanya kepada wanita sudah hilang, adalah ketika dia sedang tes psikologi, dia menyebutkan wanita adalah penghalang, dan M (agen wanita dan bosnya) adalah wanita jalang. Mungkin ini satu – satunya kekurangan film ini, akan tetapi secara umum, film in sempurna untuk dinikmati oleh sineas yang mencintai film action. Selamat menonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun