Mohon tunggu...
Dwi Prihariyanti
Dwi Prihariyanti Mohon Tunggu... -

Belajar seumur hidup sampai ke negeri Cina

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Gratis Ibu Hartati Murdaya, dengan " Nike Schoolnya"

17 September 2012   14:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:20 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Membaca berita tentang ibu Hartati Murdaya di harian Media Indonesia hari ini Senin tanggal tujuh belas September, membuat hati saya ikut trenyuh. Demi Hartati Murdaya mereka antre mengular. Begitu yang tertulis dalam harian tersebut. Banyak sekali masyarakat dari berbagai golonganyang membesuk beliau. Walau harus mengantri ber jam jam menunggu ruangan resepsionis dibuka, mereka nampak sabar menunggu giliran untuk mengisi format dan buku tamu yang ada. Pantaslah beliau mendapat kunjungan yang luar biasa. Karena kolega beliau memang banyak, dari dalam maupun luar negeri.

Membaca tulisan tersebut saya langsung teringat peristiwa lima belas tahun yang lalu. Saat itu saya ditawari untuk mengajar sekolah Paket C oleh pimpinan saya. Beliau mengajak saya dan beberapa teman untuk berkunjung kesuatu perusahaan sepatu terbesar di Indonesia didaerah Tangerang. Disinilah untuk pertama kalinya dalam seumur hidup saya memasuki kawasan industri yang karyawanya lebih dari sepuluh ribu orang. Dan untuk yang pertama kali pula saya dapat melihat  dan sempat masuk kedalam ruangan pemilik perusahaan tersebut.

Tidak ada yang istimewa dengan ruangan tersebut. Semuanya tertata sangat sederhana. Kami diterima oleh yang mewakili ibu Hartati Murdaya. Seingat saya waktu itu ibu sedang bertugas keluar kota untuk kegiatan bakti sosial. Dalam pertemuan tersebut diputuskan bahwa di perusahaan milik ibu hartati akan menyelenggarakan pendidikan Paket untuk semua karyawannya. Kami diminta membantu beliau dalam mengatasi program tersebut. Kegiatan tersebut akan dimulai bulan Juli tahun 1998.

Ibu Hartati menginginkan seluruh karyawannya dapat menikmati pendidikan minimal sampai ketingkat menengah atas. Sungguh suatu perbuatan yang sangat mulia. Kamipun sangat mendukung dengan keinginan beliau. Dengan sangat antusias kami segera melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut. Pembelajaran dimulai pukul lima sore dan berakhir pukul dua puluh satu hari senin rabu dan jumat. Kepedulian beliau terhadap pendidikan memang sungguh sangat luar biasa. Kami para guru digaji sesuai dengan UMR, makan malam disediakan untuk tutor dan warga belajar. Begitupun untuk transpot warga belajar, klinik kesehatan, rekreasi diakhir tahun, sampai tunjangan hari raya bagi para tutor beliau utamakan. Dan tidak pernah sekalipun kegiatan itu absen selama program Paket masih berjalan.

Dalam satu angkatan, beliau memberikan sekolah gratis bagi para karyawan berjumlah kurang lebih dua ratus lima puluh orang. Sedangkan yang berhasil beliau laksanakan ada sembilan angkatan, berarti sekitar dua ribu dua ratus lima puluh orang  yang beliau bantu untuk sampai ketingkat sekolah lanjutan atas. Belum terhitung yang ikut dalam program paket B.

Dan yang membuat kami para tutor bangga, setelah mereka lulus paket C, banyak yang melanjutkan kuliah, bahkan banyak yang berhasil menjadi pegawai negeri sipil. Sayang, perusahaan milik beliau harus gulung tikar karena beberaha hal. Namun kami para tutor NIKE SCHOOL" bersama alumni tidak akan pernah melupakan jasa beliau yang telah memberikan pendidikan gratis sampai ketingkat sekolah menengah atas. Sebelum pemerintah menggulirkan sekolah gratis, ibu Hartati Murdaya telah mewujudkannya. Terima kasih ibu, kami senantiasa mendoakan ibu kuat dan tabah dalam menghadapi ujian yang diberikan TUHAN kepada ibu. Salam dari kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun