TikTok Sebagai Sumber Informasi KecantikanÂ
Industri skincare di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyaknya produk baru yang bermunculan di pasaran. Salah satu platform yang berperan besar dalam penyebaran informasi terkait produk kecantikan ini adalah TikTok. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Databoks, TikTok kini digunakan oleh 51,9% perempuan Indonesia untuk memperoleh informasi seputar kecantikan, menjadikannya salah satu sumber utama yang dipilih oleh banyak individu (Annur, 2022). Survei tersebut melibatkan 9.010 responden perempuan berusia antara 12 hingga 66 tahun, yang menunjukkan bahwa TikTok tidak hanya berfungsi sebagai platform hiburan, tetapi juga sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian.
Meskipun TikTok memudahkan individu dalam mencari informasi tentang perawatan kulit, penting untuk diingat bahwa tidak semua informasi yang ditemukan di platform ini bersifat akurat (Fadhilah & Desriyeni, 2024). Banyak influencer berlomba-lomba untuk mempromosikan produk kecantikan yang mereka endorse, namun seringkali klaim yang disampaikan ternyata berlebihan atau bahkan menyesatkan. Fenomena ini menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang kurang memahami dunia skincare dan cenderung percaya begitu saja terhadap apa yang mereka lihat di media sosial.
Klaim Berlebihan dan Dampaknya pada Konsumen
Fenomena overclaim (klaim berlebihan) dalam industri kecantikan menjadi isu yang cukup mengkhawatirkan. Banyak produk yang menjanjikan hasil luar biasa, namun kenyataannya tidak sesuai dengan harapan konsumen. Bahkan, produk yang dibeli sering kali memberikan efek buruk pada kulit, seperti iritasi atau kerusakan akibat penggunaan yang berlebihan. Hal ini disampaikan oleh Shandika, seorang konsumen yang merasa khawatir dengan klaim berlebihan yang sering ditemui dalam iklan produk kecantikan.
"Fenomena overclaim menurut saya cukup mengkhawatirkan. Banyak produk yang menjanjikan hasil luar biasa, tapi kenyataannya justru bisa berbahaya bagi kulit. Saya pernah membeli produk kecantikan dari brand besar yang ternyata hasilnya kurang cocok di saya. Setelah kejadian itu, saya pribadi lebih hati-hati setelah mengetahui banyak klaim yang tidak terbukti." (Shandika, Rabu, 04/12/2024)
Selain itu, klaim yang tidak terbukti dapat merusak kepercayaan konsumen terhadap merek atau influencer yang mereka ikuti, yang pada akhirnya mengarah pada keputusan pembelian impulsif tanpa riset yang memadai, serta berpotensi menimbulkan kerugian finansial. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk selalu melakukan pengecekan dan mencari informasi yang valid sebelum membeli produk skincare agar dapat membuat keputusan yang lebih bijak.
Munculnya Akun @dokterdetektif yang Menyediakan Analisis ObjektifÂ