Mohon tunggu...
Dwi Prayanti
Dwi Prayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa program studi pendidikan guru sekolah dasar dan hobi ataupun fashion saya dalam bidang memasak

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Brahma Vidya

6 September 2023   09:53 Diperbarui: 6 September 2023   12:34 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pengertian Brahma Vidya

Brahma Widya merupakan landasan yang kuat untuk membangun kemampuan berpikir kritis dan inovatif dalam pendidikan. Konsep Brahma Widya menekankan pendekatan holistik dalam pengembangan potensi manusia. 

Dalam konteks pendidikan, Brahma Widya memiliki peran yang signifikan dalam mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan di era global yang terus berkembang. Konsep Brahma Widya mencakup filosofi dan prinsip-prinsip yang membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang membangun keterampilan berpikir kritis dan inovatif. Pendidikan adalah faktor kunci dalam menghadapi tantangan era global saat ini. 

Globalisasi dan kemajuan teknologi telah mengubah paradigma pendidikan, menghadirkan tantangan baru dan membutuhkan pemikiran kritis dan inovatif. Kedudukan Brahma Widya (ilmu pengetahuan tentang kesejatian Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa) dalam agama Hindu adalah sangat mendasar dan urgen.Dalam pustaka Brahma Sutra I.1.1 diuraikan bahwa jalan untuk mencapai moksha atau nirwana adalah dengan mengenal Brahman/Ida Sang Hyang Widhi Wasa secara tepat dan baik.Apabila ditinjau secara etimologi, Brahma Widya berarti ilmu yang mempelajari tentang kesejatian Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam segala aspeknya.

Guna memahami “keberadaan” beliau serta segala sesuatu tentang-Nya, satu-satunya jalan yang harus ditempuh adalah dengan mendalami pustaka-pustaka suci. Salah satu aspek penting dari Brahma Widya dalam pengembangan berpikir kritis adalah pendekatan holistik terhadap pendidikan. Brahma Widya mengakui pentingnya mengembangkan aspek intelektual, emosional, dan spiritual dalam pendidikan. Dengan memperhatikan keberagaman aspek-aspek ini, Brahma Widya memungkinkan peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan melampaui pemikiran konvensional. Penerapan Brahma Widya dalam pendidikan juga merangsang kreativitas dan inovasi.

B. Penghayatan Brahma Widya Berbagai model yang dapat dilihat dalam

kehidupan beragama untuk menghayati dan menunjukkan rasa bhakti dari setiap kelompok keyakinan kepada yang diyakininya sebagai kuasa prima. Berikut ini adalah beberapa model yang panghayatan terhadap Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa :

1.Animisme

Model keyakinan dalam Animisme adalah bahwa setiap yang ada di alam raya ini adalah mempunyai jiwa/roh.Roh adalah wujud non fisik yang senantiasa hidup   sepanjang alam raya ini ada.Demikian juga bahwa setiap satu kesatuan wilayah ada  roh yang bertanggung jawab, melindungi, menata dan mengatur wilayah tersebut.


(para roh leluhur) diyakini senantiasa akan menuntun, membimbing dan mengarahkan para keturunannya (sang prati-sentana) sehingga menemukan kebahagiaan hidup

2. Dynamisme

Merupakan suatu keyakinan akan adanya roh-roh suci, benda-benda dan tempat-tempat sakral. Bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini adalah berjiwa(memiliki kekuatan).Di atas segala jiwa, ada“jiwa tertinggi/jiwa utama”


Dari keyakinan akan adanya roh-roh suci dan benda-benda serta tempat-tempat sakral ini,memunculkan adanya aktivitas perawatan terhadap benda-benda tersebut dan perawatan terhadap tempat-tempat khusus di masing-masing wilayah.

3. Polytheisme

Suatu keyakinan yang mengakui adanya banyak tuhan, dimana masing-masing tuhan mempunyai sifat sendiri-sendiri. Penganut Polytheisme dalam memuja tuhan sering dan pasti melakukan perpindahan dari satu tuhan ke tuhan yang lain apabila yang bersangkutan beralih profesi.


4. Monotheisme

Model ini menekankan akan adanya keyakinan terhadap satu tuhan. Umat Hindu di Bali sangat menjunjung konsep Ketuhanan yang monoteisme, hal ini dibuktikan pada setiap tempat suci umat Hindu baik yang ada di rumah yaitu merajan maupun yang ada di luar rumah yaitu pura, pasti selalu terdapat pelinggih padmasana di dalamnya.


5. Pantheisme

Konsepsi ketuhanan pada model ini menyatakan bahwa jiwa yang terdapat pada setiap mahluk pada akhirnya akan kembali kepada tuhan (manunggaling kawulalan Gusti). Selain itu, tuhan juga mau mengambil perwujudan dalam berbagai bentuk duniawi, bukan saja sebagai manusia, tetapi juga sebagai manusia setengah binatang,sebagai binatang, bahkan sebagai tumbuh-tumbuhan.

6. Henotheisme

Model ini menyatakan bahwa dewa yang banyak itu adalah tunggal adanya,dan yang tunggal itu adalah banyak adanya.


7. Monisme

Konsep ini menjelaskan bahwa tuhan adalah tunggal, tetapi melingkupi seluruh alam ini.Tuhan juga adalah inti dan kesejatian dari segala yang ada.Segalayang ada muncul dari tuhan.

8. Atheisme

Atheisme dalam hal ini tidak sama dengan atheisme komunis dari Karl Mark(tidak percaya akan adanya tuhan). Di sini atheisme artinya tidak bertuhan/perlu lagi mencari tuhan, karena yang bersangkutan telah sampai kepada tuhan.

C. Pemujaan Brahma Widya,Pemujaan dilakukan terhadap Brahman/Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam dua model, yakni:

  • Trancendental atau Nirguna Brahman (Impersonal God).Sang Hyang Widhi Wasa dipuja/dihayati dalam posisi “acintyarūpa” artinya diluardaya jangkau/kemampuan pikir manusia. Sang Hyang Widhi Wasa: serba maha, serba bukan, serba seluruh,dsb. Serba di luar daya jangkau pikir manusia maupun mahluk lain.
  • Immanen atau Saguna Brahman (Personal God).Sang Hyang Widhi Wasa dipuja/dihayati dalam posisi berwujud sehingga dapat dijangkau oleh rasa atau daya pikir manusia. Dalam posisi ini beliau dipuja dengan menggunakan berbagai gelar/nama“nāmarūpa”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun