Mohon tunggu...
Masyarakat biasa
Masyarakat biasa Mohon Tunggu... -

Pemerhati birokrat dan birokrasi\r\nbirokratwatch@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kedamaian Itu Sangat Mahal, Saudaraku

16 November 2016   14:37 Diperbarui: 16 November 2016   14:53 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

llmu sejarah sudah sepatutnya kembali mendapat perhatian dari pemerintah maupun akademisi di negeri ini, saat ini ilmu tersebut masih dianggap hanya "pelengkap" yang manfaatnya tidak dapat diaplikasikan dalam "kepentingan hidup" sehari hari, hal tersebut terlihat dari minat generasi muda yang begitu rendah dalam mendalami ilmu sejarah. Padahal dari sejarah lah kita dapat belajar, menganalisa dan memproduksi sebuah kebijakan yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

Saat ini kita lebih terfokus kepada ilmu ilmu praktis terapan, aplikatif memang, namun disatu sisi kita terlepas dari nilai nilai kemanusian, nilai perjuangan, nasionalisme, toleransi, empati bahkan cenderung mengarah kepada gegar budaya dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri, dimana masyarakat menjadi berespon berlebihan atau bahasa sekarang "lebay" atas adanya suatu kejadian maupun isu yang beredar di sekitar, contoh paling mudah adalah betapa mudahnya masyarakat kita terpancing oleh berita atau kabar palsu di sosial media (hoax), betapa mudahnya masyarakat kita membagikan informasi yang belum divalidasi kebenarannya, bahkan begitu mudahnya menyebar ftnah keji yang dapat memancing perpecahan dan merusak persatuan bangsa.

Kedamaian, mungkin itu kalimat yang sederhana, tapi taukah anda saudara saudara kita yang berada di suriah, palestina, irak, dan negara konflik lainnya, kedamaian adalah mimpi mereka sehari hari, perang saudara maupun perang etnis hanyalah tak lebih dari arena pembantaian, arena darah, anak, istri, orang tua menjadi korban peperangan, ekonomi begitu memprihatinkan, bahkan ada beberapa yang mencoba melakukan migrasi ilegal untuk keluar dari negerinya walaupun nyawa menjadi taruhannya..

Lalu sekarang..bangsa kita yang damai dengan lucunya..malah bersikap sebaliknya..ingin memulai suatu perpecahan, sesama muslim saling merasa paling benar, anarkisme dan intoleransi mulai dikibarkan..maka siap siap lah menyesal nanti (naudzubillahimin summa naudzubillah), apabila terjadi bersiaplah anda menangis, menyesal, merindukan kedamaian yang dirasakan hari ini, bersiaplah menangis ketika saudara bahkan keluarga anda menjadi tumbal konflik, apapun alasannya sejarah mencatat perang maupun konflik tidak ada yang berakhir tanpa penderitaan, tanpa darah, tanpa korban..lalu siapkah anda yang selama ini berkoar koar dengan lantang untuk menghadapi itu?..

Sekali lagi belajarlah dari sejarah, terutama sejarah bangsa ini, bangsa ini terbentuk dari persatuan, bukan dari salah satu golongan, pelajarilah pribadi dari bapak bapak bangsa kita, ulama ulama pejuang kemerdekaan, belajarlah ilmu sejarah, bukan ilmu menghujat, saya meyakini masyarakat kita yang "lebay" dan mudah terprovokasi itu karena kurang mendalami ilmu sejarah, cobalah tengok perjalanan wali songo yang menyebarkan islam dengan santun tanpa kesewenang wenangan sehingga mudah diterima oleh bangsa kita, dan banyak contoh perjuangan bangsa ini yang berhasil mengusir penjajah karena bersatu, bukan terpecah pecah..

Sekali lagi apabila anda siap dengan ketidaknyamanan maka silahkan mulai lakukan genderang perang...tapi kalau ternyata jiwa anda masih cengeng bahkan mendengar suara meriam pun masih kocar kacir silahkan anda berdamai dengan diri anda sendiri, sekali lagi kedamaian itu mahal saudaraku..jangan main api sebelum menyesal nanti, seperti kalimat rambo di filmnya "you want a war..i'll give you a war", kalau anda masih takut melihat darah pikirkan lagi kata kata provokatif anda, bila anda masih ingin bercengkerama dengan damai bersama keluarga anda periksa kembali kata kata anda terhadap sesama anak bangsa..karena itu tidak akan anda dapatkan lagi pada suatu masa dimana anda merindukan kedamaian seperti saat ini.

Sekali lagi belajarlah pada sejarah saudaraku, jangan pernah mau di pecah belah, di adu domba, dihasut dan menghasut, anarkis, tidak ada sesuatu yang fundamental dari permasalahan negeri ini yang membuat kita harus saling menjatuhkan bahkan menghina saudara sendiri, logikanya adalah rakyat, pemerintah , TNI, Polri 97% adalah muslim...lalu apa yang dikhawatirkan? saya meyakini kita tidak ingin mengorbankan kepentingan yang lebih besar dibanding hanya kepentingan sekelompok orang yang dapat merusak persatuan baik sesama muslim maupun sesama anak bangsa ini..

Akhir nya saya hanya bisa berdoa ya Allah selamatkanlah bangsaku..dari perpecahan dan fitnah keji, terima kasih atas kedamaian yang selama ini Engkau limpahkan kepada bangsa ini kiranya kami selalu menjadi bangsa yang selalu bersykur atas karunia mu.., amin yaa rob..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun