Mohon tunggu...
Dwi Pangga
Dwi Pangga Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa Pascasarjana S3 Undiksha

Saya Dosen Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA) saat ini sedang menempuh Pascasarjana S3 di UNDIKSHA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjawab Tantangan dengan Aksi

12 Desember 2024   03:43 Diperbarui: 12 Desember 2024   03:43 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pengarahan Senpai setelah sesi latihan karate (Dokumen Dojo AI Sesela, Gunungsari, Lombok Barat)

Pancasila adalah bintang penuntun bagi Indonesia, fondasi yang menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara. Lebih dari sekadar rangkaian sila, Pancasila menjadi pedoman moral dan filsafat hidup yang diwariskan lintas generasi. Namun, di era modern yang terus berubah, tantangan besar mengadang pengembangan filsafat Pendidikan Pancasila. Bagaimana kita, sebagai bangsa, dapat mempertahankan relevansi nilai-nilai ini di tengah derasnya arus globalisasi dan teknologi?

Akar Filsafat Pancasila dalam Kehidupan Bangsa

Sejak masa perjuangan kemerdekaan, Pancasila telah menjadi sumber inspirasi bagi para pendiri bangsa. Nilai-nilainya tumbuh dari budaya dan tradisi lokal yang kaya, diterjemahkan menjadi prinsip-prinsip kebangsaan yang menjunjung tinggi persatuan, keadilan, dan kemanusiaan. Pendidikan Pancasila kemudian menjadi sarana penting untuk menanamkan nilai-nilai ini kepada generasi penerus.

Dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila tidak hanya hidup dalam pidato atau dokumen resmi, tetapi juga dalam tindakan nyata masyarakat. Gotong royong, rasa saling menghormati, dan semangat kebersamaan adalah implementasi nyata dari nilai-nilai ini. Setiap generasi memiliki tanggung jawab untuk menjaga warisan ini, tetapi tugas tersebut tidaklah mudah di tengah tantangan zaman.

Tantangan di Era Teknologi

Di era digital, kehidupan manusia mengalami transformasi besar. Teknologi membuka peluang baru dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan hingga ekonomi. Namun, perkembangan ini juga membawa dampak negatif, salah satunya adalah degradasi nilai-nilai moral dan karakter generasi muda.

Informasi yang berlimpah di internet sering kali tidak diiringi dengan literasi digital yang memadai. Generasi muda lebih banyak terpapar oleh budaya instan dan konsumtif, yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Fenomena seperti individualisme, materialisme, dan apatisme sosial menjadi tantangan nyata bagi penerapan filsafat Pendidikan Pancasila.

Selain itu, media sosial yang seharusnya menjadi sarana untuk mempererat persatuan sering kali digunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian, hoaks, dan intoleransi. Semua ini menunjukkan betapa pentingnya Pendidikan Pancasila sebagai penyeimbang di era teknologi.

Revitalisasi Pendidikan Pancasila

Untuk menjawab tantangan ini, Pendidikan Pancasila perlu direvitalisasi dengan pendekatan yang lebih relevan dan inovatif. Tidak cukup hanya mengajarkan Pancasila sebagai teori di kelas; nilai-nilainya harus diwujudkan dalam praktik sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun