Siang ini aku kembali berkelana di dunia maya. Ternyata sudah ada banyak pemberitahuan yang masuk ke akun Facebookku. Yah, lumayanlah sekitar 20 pemberitahuan. Ada yang ngajak maen game, ada yang komen statusku juga ada yang ngirim foto kepadaku.
Hari ini terasa membosankan setelah aku membantu orang tuaku menanam tanaman-tanaman baru di kebunnya. Kuliah hari ini pun tak ada karena dosen yang mengajar harus pergi ke luar kota. Ingin rasanya mencari udara segar di taman kota, tapi tanpa teman rasanya garing juga. Akhirnya kuurungkan niatku untuk keluar rumah, siang itu.
Aku bangkit dari kursi di mana aku duduk menghadap laptopku yang ada di atas meja belajarku. Aku menjatuhkan diri di tempat tidurku yang empuk. Berusaha untuk memejamkan mata dan mencoba melayang di dunia mimpi. Namun tak ada hasil. Aku tidak bisa tertidur.
Dengan enggan aku kembali ke meja belajar dan menghadapi laptopku lagi. Aku refresh halaman facebookku berharap ada sesuatu yang menarik muncul disana.
Dugaanku tidak salah. Sebuah foto dari seorang wanita muda berjilbab hitam. Dengan kulit wajah yang putih dan mata yang indah menyamarkan bagian wajahnya yang lain yang kurang menarik. Wanita ini sungguh menarik dan manis, kataku dalam hati.
Lalu aku klik foto tersebut untuk memperbesarnya. Aku lihat siapa pemilik foto itu. Ternyata dia adalah temanku dulu semasa SMA, Rina namanya. Wow, kataku dalam hati. Sekarang dia terlihat beda sekali dari sebelumnya. Aku hampir saja tidak mengenalinya. Lalu aku mencoba untuk mengkonfirmasinya, aku kirimkan komen di foto tersebut.
“Rin, ini benar foto kamu?” tanyaku kepadaku lewat komen di foto tersebut.
Aku menunggu responnya dari seberang sana. Kurang lebih lima menit dia memberikan jawabannya.
“Iya, ini aku. Kenapa? Pangling ya ma aku?” jawabnya.
“Iya. Sekarang kamu kelihatan beda.”
Perbincangan terus berlanjut. Dari satu komen dibalas dengan komen yang lainnya. Kami saling tanya kabar, sekarang tinggal dimana hingga tentang kerjaan. Untungnya, dia tidak menanyakan aku kerja dimana. Karena ku masih kuliah. Mahasiswa abadi dan sekarang adalah tahun ke-tujuh.
Perbincangan kami pun selesai. Tiba-tiba terbersit ide di kepalaku untuk mengajaknya ketemu suatu ahri atau secepatnya, kalau bisa. Lalu terdengar suara yang lain di kepalaku, “Untuk apa kamu menemuinya? Apa kamu ngga khawatir kalo ketahuan ma cowoknya?” kemudian aku mengiyakan kata-kata itu. Memang ada benarnya. Mungkin dia sekarang sudah punya pacar dan buat apa aku mendekatinya. Meskipun Cuma bertemu karena lama tak pernah bertemu, tapi mungkin adalah saat yang kurang tepat.
Entah kenapa aku merasakan hal yang beda di hatiku ketika melihatnya. Jangan-jangan aku menaruh simpati dan bahkan mungkin timbul rasa cinta di hatiku kepadanya. Kepada seorang teman lama yang dulu sama sekali tidak pernah aku lirik, meskipun kami dulu satu kelas. Ah, tak mungkin. Paling itu Cuma perasaan sesaat saja. Ga mungkin aku jadi jatuh cinta kepada temanku karena hanya melihat satu saja fotonya yang menarik.
Rasa lelah dan penat kembali menyerang tubuhku. Aku berusaha untuk meregangkan tubuhku untuk menghilangkan rasa penat itu. Tanpa sengaja aku melihat ebuah foto yang berdiri di ujung meja belajarku. Foto seorang gadis berjilbab coklat dengan wajahnya yang bulat manis. Itulah kekasih hatiku. Ternyata apa yang kurasakan itu memang benar. Hanya uforia yang sesaat dan hilang lenyap begitu saja ketika kulihat sang kekasih pujaan hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H