alam era kekinian yang serba dinamis dan penuh dengan tekanan, Ajaran Upanishad, sebagai bagian dari warisan filsafat Hindu klasik, menawarkan suatu jalan untuk membuka potensi diri dan menemukan makna yang mendalam dalam kehidupan. Salah satu konsep sentral dalam Upanishad adalah "Atman" atau jiwa abadi yang mengajarkan bahwa di dalam diri kita terkandung kekuatan yang tak terbatas. Melalui pengenalan diri yang mendalam, kita dapat membangun hubungan yang lebih kokoh dengan eksistensi yang lebih besar.
Sloka tentang Atman (Brihadaranyaka Upanishad 1.4.10):
"Tat Tvam Asi" yang berarti "Engkau adalah Yang."
Sloka tentang Kesadaran Universal (Chandogya Upanishad 6.8.7):
"Sarvam khalvidam brahma" yang berarti "Segala sesuatu ini adalah Brahman."
Ajaran Upanishad juga membawa konsep moksha, yakni pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian. Meskipun mungkin terdengar seperti tujuan yang jauh dari realitas kehidupan sehari-hari, Upanishad mengajarkan bahwa melalui pemahaman hakikat diri dan praktik spiritual, kita dapat mencapai kebebasan sejati dari belenggu dunia materi.
Sloka tentang Moksha (Mundaka Upanishad 2.2.8):
"Sa yatha somya sharire'pi asmin dehe tanum eva anu pratishtitam viddhiyathatratat tvam iti" "Seperti ketika air digunakan dalam berbagai wadah, itulah bagaimana Atman ada di dalam tubuh. Ketika tubuh hancur, Atman tetap tidak terpengaruh. Ketahuilah dirimu sebagai itu."
Dalam menghadapi kehidupan yang terus berubah, ajaran Upanishad merangsang kehadiran penuh perhatian atau mindfulness dalam setiap tindakan kita. Praktik kesadaran ini memungkinkan kita untuk hidup sepenuhnya di saat ini, menghargai setiap momen, dan memperkaya kualitas hidup secara keseluruhan.
Dalam Chandogya Upanishad (6.8.7), terdapat sloka yang menggambarkan kesatuan dan keberadaan Brahman, yang dapat dihubungkan dengan kekuatan dalam diri:
"Sarvam khalvidam brahma" yang dapat diterjemahkan sebagai "Segala sesuatu ini adalah Brahman."