Mohon tunggu...
Dwi Nurcahyo
Dwi Nurcahyo Mohon Tunggu... Buruh - Pekerja Swasta

Lebih memilih untuk berdiam diri menyaksikan tayangan sepakbola ketimbang berbicara dengan seekor kambing kolot

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

58 Tahun Tanpa Gelar!

16 Juli 2024   21:47 Diperbarui: 16 Juli 2024   21:51 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

58 TAHUN

Sudah lama. Lama sekali. Pemain bertalenta datang lalu gantung sepatu dan selalu seperti itu. Lemari piala itu pun tak kunjung terisi oleh sebuah piala. Publik menanti, namun kemujuran bagi The Three Lions tak juga datang. Dua momentum besar terjadi; final Euro 2020 dan final Euro 2024, namun demikian momentum tetaplah momentum. Harry Kane dkk gagal memanfaatkan dua momentum krusial tersebut. Nahasnya momentum pertama dimainkan di tanah air sendiri: Inggris.

Di Euro kali ini Inggris memang memulai awal dengan sangat buruk. Kritikan pedas dari pundit-pundit lokal atau internasional bahkan pundit kelas 'teri'pun kerap kali menyasar mereka. Kendati demikian, Inggris mulai berbenah tatkala melangkah dramatis di babak 16 besar melawan Slovakia. Para pemain seolah termotivasi hingga puncaknya Inggris dapat bertengger di babak akhir. Babak final.

Nasib juga belum berpihak. Spanyol dengan duo winger mematikannya; Lamine Yamal, Nico Williams menggulung Inggris dengan skor tipis. Para pemain, jajaran staff dan penggemar tertunduk lesu. Inggris kehilangan gairahnya.

England didin't done it. Even in the last 10 minute of normal time. What a save, Dani Olmo. Spain punch back England going to home

KEPERGIAN SOUTHGATE

Dengan secara resmi per hari ini, Selasa (7/16), Gareth Southgate memutuskan untuk meninggalkan kursi pelatih Inggris. Southgate pun memberikan pesan yang emosional sesaat setelah mengundurkan diri. "Sebagai orang Inggris yang bangga, merupakan suatu kehormatan dalam hidup saya bermain untuk Inggris dan melatih Inggris. Itu sangat berarti bagi saya, dan saya telah memberikan segalanya. Tetapi ini waktunya untuk perubahan dan babak baru. Saya meninggalkan peran saya."

Beberapa kandidat pelatih baru pun muncul. Nama-nama sekaliber Jurgen Klopp, Thomas Tuchel atau bahkan Sarina Wiegman, pelatih timnas wanita Inggris dirumorkan akan mengisi posisi tersebut. Patut dinanti, sebab dengan sederet nama pemain muda bertalenta, nampaknya para pemain tersebut seperti kerupuk yang dicelup ke dalam air; melempem.

Inggris harus mematahkan kutukan itu. Kutukan yang sudah hampir enam dekade melanda negeri itu. Inggris harus!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun