Bekas luka akibat Bilbao belum juga usai, kini Blaugrana harus meringis kesakitan usai ditumbangkan oleh Villarreal dengan lima gol yang dicetak oleh tim Kapal Selam Kuning di kandangnya sendiri. Entah apa yang sedang terjadi. Cukup sulit menjelaskan dengan kata-kata, namun sebaliknya statistik berbicara demikian; Barcelona sempat tertinggal dengan defisit dua gol, namun setelahnya  Azulgrana dapat menyamakan kedudukan bahkan membalikan keadaan.
Dalam keadaan di atas angin, Barcelona bermain lepas dengan sisi kanan dan sisi kiri penyerangan yang hidup. Lamine Yamal dan Ferran Torres aktif bahu membahu melalui sisi tersebut ditambah dengan peran Ilkay Gundongan yang bertambah seiring tempo pertandingan yang cukup tinggi. Dari sisi penyerangan Barcelona tidak buruk-buruk amat. Barca unggul jauh  dalam hal tembakan dan penguasaan bola, terbukti mereka dapat membuat 23 tembakan dan 71% penguasaan bola selama jalannya laga. Berbeda sekali dengan tim asuhan Marcelino Garcia Toral yang hanya melepaskan 9 tembakan dan hanya 29% ball possesion, tapi lagi-lagi sepakbola bukan hanya siapa yang dapat melakukan tembakan yang banyak atau siapa tim yang dapat menguasai jalannya pertandingan, akan tetapi tim mana yang mampu melesatkan gol paling banyak.
Permasalahan yang Barcelona alami kian makin rumit. Sekiranya sektor penyerangan sudah cukup bagus, lantas apa yang membuat rentetan hasil minor ini terus menerpa tim asal Catalan itu? Jawabannya ada di lini pertahanan. Dalam 32 pertandingan yang telah dijalani selama musim ini berjalan total sudah ada 46 kali Barcelona kebobolan jauh berbanding terbalik dengan hasil musim lalu yang di mana selama 38 pertandingan di La Liga hanya kebobolan 20 gol.
Faktor cideranya Ter Stegen juga salah satu yang termasuk, kendati demkian faktor tersebut itu tidak bisa menjadi satu acuan tolok ukur. Menurunnya performa bek seperti; Araujo, Kounde, Christensen dan juga Balde ialah penyebab mengapa setiap lawan yang dihadapi Barcelona serasa menjadi tim yang super-super jago. Contoh Barbastro yang dapat mencetak dua gol.Â
Rentetan hasil buruk ini juga membuat kursi kepelatihan semakin goyah. Alih-alih mempertahankan seorang legenda klub dan menyanjung atas segala raihan dan pencapaian yang diberikan, Cules semakin memojokan Xavi. Frenkie De Jong selaku pemain senior di klub bahkan menyebut hasil yang ditorehkan pagi ini bukan kesalahan dari pelatih, melainkan dari pemain itu sendiri. Omongan dari Frenkie ada benarnya juga, 2 gol yang tercipta oleh Villarreal lahir dari kesalahan para pemain.
"Ini salah kami, salah pemain, jika itu (taktik) tidak berhasil itu salah kami,"Â tutur Frenkie seusai laga. Frenkie juga meyakini kepercayaan penuh tetap diberikan oleh staff dan Xavi, ia menanggap mereka semua sudah menjalankan tugas dengan baik hanya para pemain belum mampu memberikan penampilan sesuai dengan ekspetasi mereka. "Ada kepercayaan penuh pada Xavi dan staff, mereka melakukan pekerjaan dengan baik. Ini tidak boleh terjadi dan ini kesalahan kami." lanjutnya.
Sedih memang hal-hal seperti ini terus terjadi kepada tim kesayangan. Apalagi notabenenya rival abadi sedang dalam tren yang sangat-sangat positif. Cacian, hinaan, makian hingga bully-an seperti sudah menjadi santapan sarapan yang tak akan pernah luput. Kini, waktunya menikmati hal-hal tersebut dan menunggu hal-hal baik akan datang, walaupun waktunya cukup lama.
#ViscaBarca #ViscaElCatalunya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H