Ingat betul saya tatkala Pep kalah di final Liga Champions melawan Chelsea. Pep berkata, "Jika kita tidak menang (UCL), saya akan gagal." Dan apa yang Pep takuti benar terjadi, Man City gugur di final oleh gol tunggal Kai Havertz. Semusim berselang, Man City harus kandas secara menyakitkan oleh Real Madrid. Gol Rodrygo Goes dan Karim Benzema menjadi mimpi buruk bagi Pep. Namun demikian, pelatih berkebangsaan Spanyol itu sama sekali tidak menyerah.
Kedatangan Erling Haaland ke Manchester Biru membuat kekuatan City bertambah kuat. dan belum lagi Haaland sudah mencetak 50 gol di semua kompetisi diawal kedatangannya ke Etihad Stadium. Guardiola pun makin pede. SemHinifinal Liga Champions musim ini menjadi bukti shahih bahwa Man City kandidat terkuat untuk mengangkat piala tersebut.Â
Real Madrid yang notabene mempunyai DNA UCLÂ harus dibuat gigit jari tatkala terbantai dengan agregat 5-1 di semifinal. Melihat pertandingan di leg kedua yang berakhir dengan kemenangan City dengan empat gol tanpa balas, mengukuhkan bahwasannya akan ada jawara baru di UCL edisi kali ini. Tanpa mengkesampingkan Inter, Man City jauh di atas kertas layak, dan benar saja. Papan skor menunjukan hasil 1-0 untuk kemenangan City di final.
Trophi pertama The Cityzens di Liga Champions. Trophi ketiga Pep di Liga Champions setelah terakhir kali ia raih 12 tahun silam.
Pep menunjukan bahwa ia bukan manajer kaleng-kaleng. Walaupun sindiran dan cibiran mengarah ke dirinya, Pep buktikan semuaya dengan piala-piala yang ia raih setiap musimnya. Hingga tulisan ini dibuat, Manchester City saat ini masih dapat meraih sextuple. Torehan yang Pep lakukan dahulu semasa di Barcelona.
Ditunggu Pep, piala-piala selanjutnya!
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H